Akhirnya Bela sudah tiba di restaurant tempatnya bekerja. Kebetulan dia tiba disana tepat pukul 6. 45, beberapa karyawan restaurant itu baru datang dan sudah ada yang datang. Bela kaget karena semua sudah nampak siap untuk bekerja. Bahkan sudah ada yang bersih-bersih meja sambil mengelap biar terlihat bersih.
"Ya sih emang restaurant ini ini bagus. Mewah lagi. jadi nggak heran kalau karyawannya pada cekatan gitu. selain itu juga pada canti-cantik dandannya."bain Bela sambil berdiri dan mengamati satu persatu orang yang bekerja disana.
Bela sudah sama seperti pelayan-pelayan yang lain, dengan setelan seragam kemeja putih polos dan rok pendek berwarna hitam. Hanya saja Bela adalah karyawan baru yang baru diterima kerja di restaurant tersebut. Bela masih belum tahu apa-apa yang harus dilakukannya.
"Hei."Anton mendatangi Bela dari samping.
"Ya pak."Bela langsung menoleh dan menatap Anton yang sudah rapi dengan setelan kemeja seperti kemarin.
"Kenapa diam saja."bentak Anton yang tidak suka melihat karyawannya malas-masalan sedangkan yang lain udah bekerja.
"Ya pak."Bela langsung ketakutan karena hari pertamanya kerja langsung dapat amukan seperti itu.
Bela langsung berlari menuju beberapa pelayan yang sedang mengelap meja itu sebelum restaurant dibuka. Tapi baru saja dua langkah, tiba-tiba Anton memanggilnya lagi.
"Hei bentar. Sini kamu."teriak Anton kearah Bela.
"Ya pak, saya?"Bela membalikkan badan dan menunjuk dirinya sendiri.
"Ya kamu. Kamu yang kemarin baru keterima kerja diini?"Anton memastikannya karena Bela terlihat berbeda sekali penampilannya.
"Ya pak saya Bela yang kemarin baru diterima kerja disini."jawab Bela dengan tersenyum.
"Kok cantik amat ya. Beda banget dari yang kemarin aku lihat. Bukankah kemarin dia terlihat culun dengan kacamata hitam bundarnya itu. Tapi sekarang dia kok jadi cantik banget hari ini setelah dandan."batin Anton sambil melihat dari atas hingga bawah tubuh Arini. Tidak hanya cantik tapi Arini nampak seperti model yang mana tubuhnya terlihat proporsional dan seksi dengan setelan seragam kerja yang sedikit ketat itu.
Bela merasa kurang nyaman ketika Anton memandanginya sampai segitunya. Dia mulai berpikiran yang tidak-tidak saat itu.
"Oh ya pak, saya mau kerja dulu."Bela mengalihkan pandangan Anton yang sedari tadi menatapi Bela dengan penuh tidak percaya dan sedikit risih itu.
Bela langsung meninggalkan Anton yang masih terpukau dengan kecantikan dan kemolekan tubuh Bela. Benar saja kalau Anton sampai segitunya, karena Bela terlihat berbeda sekali tidak seperti kemarin.
"Wow cantik banget. Aku nggak nyangka. Kalau begini pasti banyak pengunjung yang suka lihatin dia nanti."batin Anton yang masih melihat Bela.
Bela langsung memulai pekerjaannya untuk mengelap meja. Dengan sabar dia mengelapnya. Sama seperti pelayan yang lain yang masih sibuk mengelap meja.
"Eh itu karyawan baru restaurant ini?"bisik salah satu karyawan yang lain yang sedang mengamati Bela dari keajauhan. Maklum saja Bela baru terlihat sekarang.
"Ya deh kayaknya."
"Cantik ya."puji karyawan yang lain yang melihat kecantikan Bela dari kejauhan.
"Dandanannya juga nggak menor amat. Cantiknya kayak natural gitu."imbuh karyawan yang lain yang sedang berkumpul bertiga menggosipkan Bela.
Bela bingung dia harus ngapain aja sekarang. Secara hari ini dia baru bekerja. Selama ini dia belum pernah bekerja menjadi pelayan di sebuah restaurant. Jadi dia melihat dulu baru bekerja. Kira-kira apa yang sedang dilakukan pelayan yang lain nanti dia akan mengikutinya.
Sebelum mulai bekerja, semua pelayan di briefing oleh Anton di dapur termasuk Bela. Bela merasa sedikit canggung karena dia belum mengenal satu persatu rekan kerjanya. Beberapa rekan kerjanya juga menatapnya dengan tidak biasa. Ada yang sinis dan ada yang biasa saja.
"Yang kuat Bela."Bela menyemangati dirinya untuk menghadapi beberapa karyawan yang sedang menatapnya dengan tidak biasa mungkin karena belum kenal juga.
Emang sebelum memulai kerja, Anton sering melakukan briefing terlebih duu. Supaya bekerjanya lancar. Setelah beberapa menit briefing, akhirnya semua dibubarkan.
"Bel, sini."Anton memanggil Bela yang baru saja bubar itu.
"Ya pak."Bela menghampiri Anton.
"Eh Dela, sini kamu."Dela datang.
"Ya pak."jawab Dela kembali ke barisan itu lagi.
"Del, hari ini kamu pantau dan ajarin Bela gimana jadi pelayan yang baik disini. Karena kamu yang paling lama sendiri bekerja disini jadi aku percayakan kamu bisa bantu dia bekerja disini. Untuk sementara saja."perintah Anton kepada Dela.
"Aduh, kenapa aku sih."dalam hati Dela tidak ingin menuruti permintaan Anton. Tapi karena dia hanya pelayan jadi dia terpaksa mengiayakannya.
Mau tidak mau Dela mengiyakan permintaan Anton itu. Meskipun dalam hatinya tidak ikhlas melakukannya. Bela kini baru tahu kalau apa yang diucapkan bibinya kemarin kejadian juga. Ternyata bekerja itu tidak mudah. Apalagi kalau jadi karyawan baru.
Tepat pukul 7 pagi, restaurant Dona sudah dibuka. Semua pelayan sudah siap untuk melayani pengunjung yang datang. Begitupula dengan Bela yang sudah siap untuk bekerja di hari pertamanya itu.
"Kak Dela ini nanti saya harus ngapain aja?"tanya Bela yang menghampiri Dela sedang berdiri di dekat meja sambil melihat pengunjung yang akan datang.
"Nanti kalau ada pengunjung yang datang kamu langsung datangi. Tanyai dengan baik-baik. Mau pesan apa gitu."jawab Dela yang seperti berat sekali jawabnya.
"Gitu ya mbak."Bela mengangguk.
"Kamu umurnya berapa sih?"Dela terlihat penasaran dengan Bela.
"16 tahun ini kak."
"Pantasan."ucap lirih Dela.
"Pokoknya gitu. kalau ada yang datang, langsung tanyai aja."Dela langsung meninggalkan Bela begitu saja. Padahal Bela belum terlalu paham dan masih ada banyak lagi yang mau ditanyakan.
Bela berusaha sabar menghadapi seniornya itu. Mungkin itu salah satu ujian yang harus dia lewati di hari pertamanya. Dan nanti juga dia akan tahu sendiri bagaimana cara menjadi pelayan yang baik dengan seiring berajalannya waktu.
Terlihat ada pengunjung masuk di restaurant tersebut. Kebetulan Bela jaraknya tidak terlalu jauh dari meja yang diduduki pengunjung tersebut, akhirnya Bela memberanikan diri untuk menghampirinya.
"Aku harus bicara apa ini? Aku bingung. Semoga nggak salah bicara."batin Bela yang merasa bingung saat menghampiri dua orang laki-laki muda sedang duduk.
"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?"pertanyaan Bela pertama untuk pengunjung pertama yang dia terima.
Seketika dua orang laki-laki itu menatap Bela. Bela langsung kaget melihatnya. Tatapan dari dua orang laki-laki itu langsung fokus menatap Bela. Bela jadi bingung dan takut jadinya.
"Baru ya mbak?"tanya salah satu laki-laki disana.
"Ya mas. Eh kak. Maaf."Bela meminta maaf sambil melirik sekitarnya apakah ada Anton atau tidak.
"Oh baru. Pantasan aja."ucap laki-laki disana dengan lirih.
"Cantik amat dia."batin dua laki-laki itu dalam hati.
"Kak, mau tanya. Tapi jangan bilang ke bos saya ya."Bela melihat sekitarnya lagi untuk memastikan.
"Kak biasanya pelayan yang lain menjamu pembeli itu gimana ya? Kayak harus bilang apa gitu."Bela memberanikan diri untuk bertanya kepada pengunjungnya. Jujur dia juga takut tapi mau gimana lagi dia sudah kehabisan cara untuk bertanya sama siapa lagi. Dela saja tidak mau membantunya dan mengajarinya dengan baik.
"Sini mbak aku kasih tahu."tangan laki-laki itu melambai kearah Bela.
Bela langsung mendekat sedikit untuk mendengarkannya.
"Kalau ada yang datang, mbaknya tanya, selamat datang mau pesan apa sambil nyodorin menu makanan restaurant ini ke pengunjungnya. Kalau udah bilang terima kasih. Silahkan ditunggu pesanannya."salah satu laki-laki itu menjelaskan dengan pelan-pelan sambil memandangi wajah Bela yang cantik itu.
"Gitu ya mas."jawab Bela sudah paham.
"Permisi ada yang bisa saya bantu."tiba-tiba Anton datang menghampiri Bela dan pengunjung restaurant itu.
"Aduh gimana ini."batin Bela dengan panik.
Bela langsung menunduk karena takut. Dirinya tidak bisa membayangkan kalau Anton tahu dirinya malah bertanya dan belajar dengan pembeli mengenai cara menjadi pelayan. Pasti dia akan dimarahi dan bisa saja dipecat.
"Nggak ada kok. Kita tadi mau mesan sama mbaknya."jawab laki-laki itu ingin melindungi Bela.
"Mana mbak menu makanannya."tanya laki-laki itu kepada Bela.
"Ini kak."Bela langsung mendongak dan menyerahkan menu makanannya.
"SIlahkan ditunggu pesanannya ya kak."Bela berpamitan kepada kedua laki-laki itu dan Anton yang masih berdiri disana untuk mengecek gimana kerjanya Bela itu.