Chereads / Reyna Dengan Mata Batinnya / Chapter 5 - Tak Terduga Terjadi Kembali

Chapter 5 - Tak Terduga Terjadi Kembali

Beberapa saat terdengar suara jeritan seorang Wanita di luar ruangan, Reyna dan semua memandang satu sama lain, berbubaran menuju pintu keluar dan memastikan apa yang terjadi pada salah satu karyawati di dalam mesin.

Reyna menyusul dari belakang berlari kecil menuju tempat kejadian teriakan.

Semua orang berkumpul dan ada banyak orang yang membopong Wanita yang berusia kurang lebih 30 tahunan menuju ke ruangan karyawati.

Reyna terkejut teryata kejadiannya berada di mesin dua puluh lima yang tadi pagi Ia datangi untuk mengambil sempel kapas.

"Ada apa sebenarnya ini?" batin Reyna memuncak bingung.

Ia berjalan menuju ruangan kosong itu sangat perlahan, tetapi tangannya di tarik seseorang. Yah, Beni lagi yang menarik tangannya agar tidak masuk kedalam ruangan gelap dan berdebu itu.

"Untuk apa kesana Rey? Lu itu ada-ada aja!" bentak pelan Beni pada Reyna.

Reyna terdiam.

"Lu gak lihat tadi ada yang kesurupan? Kenapa Lu keras kepala!" sekali lagi Beni membentaknya dengan pelan tanda khawatir yang amat tulus dari Beni.

Reyna menatap kecemasan dari kedua bola mata Beni.

"Maaf!" jawab Reyna singkat, kepalanya menunduk lalu pergi begitu saja dari hadapan Beni.

Beni mengikuti Reyna berjalan tak tau arah tiba-tiba ke tempat ramai itu, ruangan karyawati yang kesurupan tadi di bawa.

Reyna membuka gagang pintu ruangan tersebut, masih sama Wanita itu mengamuk banyak karyawan laki-laki memegangi kedua tangannya dan kedua kaki Wanita tersebut.

Matanya melotot, Wanita kerasukan itu berkata, "Jangan kotori, jangan kotori!"

Reyna berjalan dalam kerumunan orang-orang yang sedang melihat Wanita itu di pegangi dan mengamuk histeris.

Reyna mematung memperlihatkan mata melotot Wanita yang mengamuk itu.

Wanita itu menunjuk kedua tangannya yang di pegangi oleh ke dua karyawan laki-laki tersebut ke arah Reyna.

"Jangan kotori, jangan kotori!"

Dengan gigi yang bergetar di bibir mungil Reyna berkata dan menyentuh tangan Wanita itu secara perlahan, "Iya kami tidak akan mengotori tempat tinggalmu. Tolong keluar dari tubuh Wanita ini, Dia tak bersalah!"

Orang-orang terkejut melihat dan memandangi tingkah Reyna, si karyawati yang masih baru berada di tempat ini.

Wanita tersebut mengamuk sejadi-jadinya hingga terlepaslah pegangan kedua tangan dan kedua kakinya yang telah di pegangi oleh banyak karyawan laki-laki tersebut agar tak melukai orang-orang di sekitar. Wanita itu malah hampir ingin mencengkram leher Reyna, tapi tiba-tiba Beni datang memeluk Reyna duluan sebelum Wanita itu ingin mencekek leher Reyna.

Salah seorang karyawan laki-laki tersebut dengan cepat melingkarkan kedua tangannya di pinggang Wanita yang mengamuk akibat kerasukan itu, menekan perutnya dan menariknya hingga karyawan laki-laki itu terdorong dengan keras punggungnya ke tembok.

Ada yang membacakan doa-doa "Istifar,,istifar Fa,, istifar!" seru salah satu karyawati kepada temannya yang kesurupan itu dengan kedua tangannya bergemetar hebat.

Reyna menangis, lalu mendorong sangat kencang tubuh tinggi Beni tersebut hingga terjatuh ke bawah lantai.

"LEPASKAN, DIAAA!" teriak Reyna mendorong dada Wanita yang sedang di pegangi pinggang dan perutnya pada karyawan laki-laki agar makhluk yang bersemayam di tubuh Wanita bersawo matang gelap itu cepat pergi.

Reyna menggetarkan tangannya menyentuh ke bagian dada Wanita yang masih mengamuk itu, memelintir ke arah jarum jam pada Dada si Wanita tersebut hingga mengepalkan tangannya.

"Pergiii, kalau tidak, akan aku hancurkan rumahmu!"

"Pergiiiiii!" Reyna kembali bersuara dengan lantang dan tak main-main lagi.

Makhluk itu tertangkap di tangan Reyna, menggenggamnya dengan erat lalu membuangnya sembarangan.

Dan tiba-tiba.....!!

Wanita itu ambruk dan jatuh pingsan dengan penuh keringat hingga membasahi baju seragamnya. berpangku pada karyawan laki-laki yang barusan memegangi punggung dan perutnya, lalu semua karyawan laki-laki mencoba membantu membopongnya ke atas tempat duduk kayu panjang yang tersedia di ruangan tersebut.

Berbagai cara dari memencet jempol kaki Wanita berisi berkulit sawo matang gelap itu, bahkan mememijat-mijat dahinya tapi tak kunjung juga makhluk itu pergi dari tubuh Wanita tersebut.

Tetapi hanya bantuan dari Reyna, makhluk halus yang merasuki tubuh wanita itu tiba-tiba saja menghilang.

Semua orang melihat tercengang dan ternganga tak percaya dengan hal yang terjadi barusan.

Dengan nafas yang cepat, bulir-bulir keringat jatuh dari kening ke pipi hingga membasahi leher Reyna.

Beni terbangun lalu bangkit berdiri, mengelus-elus pantatnya karna sakit akibat di jatuhkan paksa oleh Reyna.

Beni menghampiri Reyna, yang mungkin sedikit syok dan tegang.

"Lu gak kenapa-kenapa kan Rey?" tanya Beni cemas, melirik bolak-balik seluruh tubuh Reyna dari atas sampai bawah telapak kakinya.

"Gak," jawab Reyna singkat.

"Kasih air minum dulu Mbaknya!" ucap Reyna pada teman Wanita yang tadi kerasukan di sebelahnya.

Wanita yang di ketahui namanya Ifa itu terkejut melihat banyak orang di ruangan ini.

"Bubar,,bubar ya semua sudah selesai," ucap Pak Burhan pada semua karyawan dan karyawati.

Mereka semua keluar ruangan berhamburan satu demi satu.

Reyna duduk di bangku kayu panjang di sebrang.

Beni memberikan sebotol air mineral kecil yang di berikan oleh Pak Burhan kepada Reyna.

"Minum dulu nih, sepertinya Lu lelah Rey!"

"Makasih!" Reyna meneguk air mineral di botol kecil dengan perlahan-lahan.

Pak Burhan seperti penasaran, jiwa detektifnya pun turun kembali di jiwanya, lalu Pak Burhan duduk di sebelah Reyna dan berkata, "Saya gak nyangka dengan kemampuan Kamu, Rey!"

Beni memperhatikan sambil berdiri dan menyaksikan penjelasan dari mulut Reyna sendiri dengan seksama.

Karna selama bersama Reyna, Beni tak pernah tahu bahkan Reyna yang terkesan diam dan banyak hal yang tak terduga oleh Beni tentang Reyna pun membuatnya tercengang tak percaya.

Reyna menundukan kepalanya, Memegangi botol mineral kecil di pahanya, Ia diam seribu bahasa.

"Gak tau Pak saya juga tak mengerti. Lebih baik saya kembali bekerja, karna pekerjaan saya belum selesai Pak," ucap Reyna berbohong dan mengalihkan perhatian agar mereka semua yang melihat tak banyak pertanyaan dalam kasus seperti ini.

Reyna lelah, perasaannya campur aduk. Tak ingin orang-orang memandangnya sebagai manusia super dalam menangani kasus makhluk halus ini.

"Baiklah, mari kita mengerjakan kembali urusan pekerjaan kita, agar cepat selesai," ucap Pak Burhan dan berlalu membuka pintu ruangan untuk keluar.

"Makasih ya Mbak Rey!" ucap Ifa pada Reyna yang ingin melangkah kakinya ke pintu keluar.

Reyna mengangguk pelan dengan khas senyuman manis di bibirnya. Di susul Beni melangkah di belakangnya.

"Hati-hati ya, Rey!" ucap Beni tersenyum lalu berjalan ke ruangannya berlawanan arah dengan ruangan Reyna.

"Makasih, Ben!" jawab Reyna dan mereka saling melempar senyum dan berlalu.

***

Sejam berlalu tragedi kerasukan yang telah di lalui Reyna dengan lelah dan menegangkan bagi Reyna. Bukan pertama kalinya Reyna melakukan hal ini, tetapi di tempat yang baru saja Ia bekerja sekarang membuat adrenalin nya mulai muncul lagi, sudah sekian lama tak ingin mengarungi berbagai macam masalah karna Makhluk halus tersebut di dalam dirinya. Mengapa terjadi kembali!

Jam pun menunjukan pukul 20.00 WIB, waktu lembur telah usai, Reyna merapihkan pekerjaannya di atas meja, semua karyawan dan karyawati satu persatu memberi sapaan perpisahan karna berakhirnya masa waktu lembur yang meletihkan.