Chereads / ANA AND SECRET BOOK ! / Chapter 22 - Bagian ke Dua puluh dua

Chapter 22 - Bagian ke Dua puluh dua

Setelah pesta Hallowen usai, seminggu kemudian pintu ke kota Sihir kembali dibuka, tentu saja kami semua antisias kembali ke sana. Lagi pula aku akan mengambil tongkar sihir ku di locker bank, karena memang sudah dimulai menggunakan itu. Kali ini aku pergi dengan kedua teman sekamar baruku, sedang temanku yang lain ketemuan di sana.

Setelah sampai aku pamitan untuk pergi ke bank, Karen dan Emily tidak keberatan. Di bank aku telah mengambil tongkat sihirku, aku tidak tahu ini punya oma atau memang dia membelikan khusus untuk aku. Tanpa di duga aku bertemu Daniel di bank.

"Ana, apa yang sedang kamu lakukan disini ?" tanyanya.

"Ini hanya mengambil tongkat sihirku !" jawabku sambil memperlihatkan tongkat sihirku, dia mengambilnya dan memperhatikannya.

"Ikut aku !" ujarnya sambil menbawa tongkatku, aku tertegun dengsn tingkah Daniel dan mengikutinya.

"Anu ... kita mau kemana ?" tanyaku tapi Daniel tidak menjawab dan sampailah di sebuah toko khusus untuk tongkat sihir.

"Selamat datang, oh tuan Danel ada apa ?" tanya seorang lelaki berjenggot putih dan bertubuh gemuk, yang sepertinya mengenal Daniel.

"Walter aku ingin tahu tentang tongkat sihir ini ?" perintahnya sambil memberikan tongkat sihirku kepada kakek itu.

"Punya siapa ini tuan Daniel ?" tanyanya heran.

"Anu sir, punyaku! namaku Karennina, tapi panggil saja aku Ana !" jawabku dia menatapku.

"Oh anda cucunya Christina ?" aku mengangguk dan terkejut karena dia tahu tentang nama oma. Sementara Daniel terdiam.

"Ah aku ingat! terakhir bertemu dengannya 10 tahun lalu, dia datang kepadaku untuk mengambil tongkat sihir yang di pesan sebelumnya sekitar 10 tahun sebelumnya! hmmm ... kamu tahu, tongkat sihir ini istimewa karena kayunya tidak dari sini tapi dari Indonesia !" jelasnya, aku tertegun.

"Benarkah ?" tanyaku. Lelaki tua itu mengangguk.

"Nenekmu memberikan sebatang kayu yang tumbang bukan di ambil paksa dan itu sudah waktunya! dan dia membawanya kemari untuk diminta dibuatkan tongkat sihir! aku terkejut dan menyanggupinya, ketika membuatnya ada sesuatu yang aneh tentang kayu itu? aku bermimpi bertemu gadis cantik dengan pakaian yang berbeda tapi dikepalanya ada mahkota aku yakin itu seorang putri, dia hanya mengatakan menerima kayu ini untuk dibuat menjadi tongkat sihir! dan tahukah kamu? aku membuatnya dalam waktu satu hari saja, sedang untuk yang lain paling sedikit satu minggu! sungguh aneh bukan?" lanjutnya sambil tersenyum.

"Kemarilah biar kulihat tanganmu ?" tanyanya dan aku mengulurkan tangan dan melihat telapak tanganku.

"Sudah ku duga, kamu bukan penyihir biasa! dalam dirimu ada dua aliran sihir yang berbeda satu dari barat dan satu dari timur! dan itu sangat langka !" ucapnya sambil memberikan tongkat sihir itu kepadaku.

"Benarkah ?" tanyaku masih tak percaya. Dia tertawa.

"Tentu saja, sihir barat dan timur itu berbeda! dan kamu harus hati-hati sayang banyak yang iri dengan kekuatanmu itu !" jawabnya.

"Terima kasih Walter !" ucap Daniel, "Ayo kita pergi !" Daniel mengajakku pergi, setelah sebelumnya aku juga ucapkan terima kasih ataa penjelasannya. Dia hanya mengangguk.

-----------------

"Kenapa, kamu membawaku ke sini ?" tanyaku.

"Tentu saja, tongkat sihir itu tidak sembarangan Ana! setiap penyihir mempunyai tongkatnya sendiri, tidak bisa di gunakan orang lain alias tidak di wariskan! karena masing-masing mempunyai kemampuan yang berbeda! makanya aku tadi membawamu kesini !" jelasnya. Aku mengangguk dan mengerti, lagi pula dia putra salah satu pejabat di kementrian sihir jadi tahu banyak.

"Oh begitu, maafkan aku! aku tidak tahu apa-apa !" ucap ku.

"Sudahlah tidak apa-apa! hanya memang sangat jarang seorang penyihir barat menguasai sihir timur, karena berbeda-beda tidak satu ilmu! sebenarnya ada sekolah sihir di China yang menjadi satu-satunya sihir asia dan juga yang diakui di dunia dan kementrian sihir selain di Perancis dan Rusia !" jawabnya, Aku hanya mengangguk memang betul di Indonesia ada penyihir juga yang disebut dukun dan tentu saja berbeda dengan dunia barat.

"Kamu benar Daniel! tapi aku tidak tahu kalau aku juga bisa sihir timur !" ujarku.

"Yang aku tahu, di Dunia sihir timur ada yang bisa dipelajari dan tidak! aku pernah membaca buku tentang hal itu di perpustakaan ayahku! dia memang menyukai menjelajahi ke berbagai belahan dunia untuk mencari dan mempelajari sihir !" jelasnya.

"Ana ... !" seseorang berteriak memanggilku dan itu teman-temanku Ayumi, Amora, Silvia, Karen dan Emily. Mereka tertegun karena aku bersama Daniel.

"Oh, eh Daniel !" sapa mereka yang terkejut dengan aku bersamanya.

"Aku hanya mengantar Ana ke toko penjual tongkat sihir kok !" ucap Daniel seperti tahu pikiran mereka.

"Jadi, kamu membeli tongkat sihir ?" tanya Karen.

"Tidak, aku sudah dibuatkan nenekku dan hanya menanyakan kepada penjualnya !" jawabku.

"Oh, begitu !" salain Ayumi dan lainnya sudah tahu, Karen dan Emily belumlah tahu tentang hal ini.

"Oke, kalian mau kemana sekarang ?" tanya Daniel.

"Entah, mungkin ke toko roti, karena kami tidak tahu ada apa disini !" jawab Silvia.

"Oh begitu! ayo aku tunjukan tempat menarik di kota sihir !" ajak Daniel, semua saling tatap dan kemudian melirik ke arahku sambil tersenyum.

"Terima kasih loh, Daniel !" ucap Amora.

"Tidak masalah, ayo pergi !" perintahnya kepada kami, semua mengikuti.

-------------

Pemberhentian pertama tentu saja gedung kementrian penyihir yang sangat luas, kemudian tempat penting lainnya sama seperti di dunia luar. Tempat selanjutnya museum sihir, disini ada sejarah panjang ilmu sihir dari pras ejarah sampai sekarang yang ada di seluruh dunia.

Setelah puas, kami diajak ke sebuah kafe yang sama juga dengan di dunia luar, tempat nongkrong favorit para anak muda dan pegawai kantor untuk menikmati secangkir kopi yang sangat enak, bukan hanya kopi saja sebenarnya ada teh dan susu disajikan di sana. Kalau dilihat interiornya memang khusus untuk kalangan menengah ke atas termasuk harganya.

Disana Daniel bertemu dengan kelompoknya, Dan benar apa yang dikatakan Karen dan Emily sepertnya mereka dari kalangan atas. Dia kini mengobrol dengan mereka sedang kami duduk menikmati kopi di meja berbeda.

"Sudah kuduga !" ujar Silvia.

"Apa maksudmu ?" tanya Amora.

"Di sekolah kita ada strata sosialnya juga, iya kan ?" jawab Silvia kepada Karen dan Emliy, mereka hanya mengangguk.

"Mereka menatap kita dengan aneh !" ujar Ayumi dan memang semua yang ada di cafe tanpa disadari melirik ke arah kami.

"Sudah ku bilang, aku dan Daniel tidak ada apa-apa !" ucapku.

"Kenapa, kamu takut mereka membullymu ?" tanya Silvia.

"Ayolah, kami baru bertemu! hanya teman saja !" jawabku.

"Iya, kami mengerti kok !" ujar Amora tersenyum.

"Kalau hanya minum kopi membuat mereka sombong! itu tak ada artinya buatku! karena ayahku adalah pemilik perkebunan kopi terbesar dan terenak di seluruh Brazil dan Dunia !" ujar Silvia agak kesal melihat tatapan mereka.

"Dan kalian tahu ? kopi yang kalian minum dari pabrik ayahku !" lanjutnya.

"Maaf, bagaimana kopinya? enak ?" sapa Daniel yang kemudian menghampiri kami kembali. Kami hanya mengangguk.

"Oke, kita lanjutkan perjalanan kita !" ajaknya.

"Kamu yakin Daniel ?" tanya Silvia.

"Tentu saja, aku sudah janji kepada kalian, kenapa memangnya ?" tanyanya heran.

"Tidak apa-apa! kamu baik Daniel, tapi semua iri kepada kami !" jawab Silvia, Daniel malah tertawa.

"Oh itu, aku berbeda ! walau mereka melihat latar belakangku, aku tidak perduli !" jawabnya.

'Apa kamu suka Ana ?" tanya Silvia, hal itu membuatku dan Daniel terkejut.

Bersambung ....