Chereads / ANA AND SECRET BOOK ! / Chapter 27 - Bagian ke Dua Puluh Tujuh

Chapter 27 - Bagian ke Dua Puluh Tujuh

"Dari mana lo ?" tanya Diana yang agak posesif sepertinya.

"Mau tau aja !" jawab Daniel.

Kami baru pulang dari kota sihir, sore itu. Daniel memang mengajak jalan-jalan ke tempat di kota sihir yang berbeda. Apalagi jarak dari rumah Daniel sedikit jauh.

"Kalian beneran pacaran ya ?" tanya Diana penasaran.

"Engga, saat ini masih berteman! iyakan !" Daniel melirik ke arahku dan aku mengangguk.

"Ana, kamu ke kamarmu saja, karena sebentar lagi makan malam !" perintah Daniel dan aku mengangguk kemudian pergi sebelumnya sedikit menghormat membungkuk ke arah Diana dan juga Meriam.

Aku sudah mandi dan menatap cermin kamarku, sambil aku menyisir rambutku. Tiba-tiba bayangan oma terlihat dalam cermin.

"Oma ?" tanyaku terkejut. Bayangan oma yang berdiri menyentuh kalung, tanpa sadar aku melakukan gerakannya dan sisirku terjatuh.

"Pelindung Pantragram !" bayangan oma berteriak, begitu pun aku. Secara mengejutkan sebuah cahaya berwarna putih menggambar sebuah lambang bintang lambang pentagram disekitarku semua menjadi bercahaya.

"Kekuatan bulan, matahari keluarkan cahayamu !" kali ini bayangan oma yang masih muda itu mengangkat tangan dan jariku yang ada sebuah cincin, dan kemudian menempelkannya di dekatkannya cicin itu ke bibir.

Sebuah mantra keluar dari mulut oma dan aksara cincin itu bersinar menyilaukan mata tanpa sadar aku mengikutinya.

"Lepaskan lah atas nama Dewi Venus !" kembali oma dan aku mengikutinya dan dia membalik tubuhnya dan begitupun aku, kemudian telunjuk jariku keluar sinar ke sebuah titik di kamarku.

"AAAAHHH !"

Aku terkejut karena ada suara teriakan dan wujud itu menampakan diri ternyata sebuah ular hitam besar ! Tergeletak dan mengeluarkan asap seperti terbakar serta kemudian menghilang. Aku membalik tubuhku.

"Oma ?" teriakku. Dia tersenyum dan kemudian menghilang juga, aku tertegun apa oma sedang mengajariku memakai benda ini ? tanganku menyentuh benda kalung dan cincin yang tulisannya ternyata berbahasa Yunani kuno.

"Lalu ular hitam itu apa ya ?" aku terdiam.

"Tok ... tok ...tok ...!"

Terdengar pintu kamar di ketuk, ketika dibuka ternyata pelayan rumah memberitahu kalau makan malam sudah siap, aku mengangguk. Setelah itu menuju ke bawah, semua sudah berkumpul dan aku meminta maaf karena terlambat, mereka mengatakan belum mulai makan malam. Aku merasa malu.

-----------------

Kami makan malam tanpa berbicara, hanya denting sendok dan garpu beradu piring walau pelan. Dan kemarin pun begitu, setiap keluarga mempunyai tradisi di meja makannya sendiri, aku harus mengikutinya sebagai seorang tamu. Tapi yang membuatku grogi semua memperhatikanku terutama kalung dan cincinku yang seperti menarik perhatian.

Makan malam pun selesai kami semua berkumpul di ruang keluarga di samping perapian sambil menikmati makanan penutup bisa kue atau pun lainmya. Kini keluarga Anderson berkumpul di rumah hari ini ditambah kedatangan kedua orang tua Diana. Sebenarnya masih ada dua orang lagi.

Mereka mengobrol terutama karena kedatangan tante Meghan yang sudah lama tidak pulang. Sementara Daniel dan Diana juga Meriam melakukan permainan seperti monopoli bidaknya jalan sendiri karena sihir. Tentu saja itu membuat kedua putra dan putri tante Meghan menatap tak berkedip, melihat hal itu. Aku sendiri bertugas menjadi bank.

"Kamu kalah Diana !" Daniel tertawa karena beberapa kali masuk properti Daniel yang berharga mahal. Monopoli di dunia sihir dan di duniaku berbeda tentu saja ada unsur sihir. rumah-rumahnya bisa berubah sendiri sesuai dengan yang kita beli sampai yang tertinggi hotel. Bidaknya juga lucu bila di penjara maka dia berubah memakai baju tahanan dan di borgol.

"Kamu curang Daniel !" Diana tak terima dan marah, sedang Meriam sedikit beruntung.

"Oke anak-anak waktunya tidur !" teriak salah satu kedua orang tua mereka, tanpa sadar memang sudah malam.

Kami pun naik ke atas ke kamar masing-masing. Aku sebenarnya ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba ...

"Daniel, awas ada ular hitam !" teriakku dan semua terkejut, tapi kemudian Diana merapal mantra sambil mengayunkan tongkat sihirnya ular itu terluka dan menghilang.

"Lihatlah, dia sudah pergi !" ujarnya sambil tersenyum puas.

"Daniel tadi di kamarku juga ada yang seperti itu !" akhirnya aku memberitahu kepada Daniel.

"Ular besar apa ?" kami terkejut karena ayah Daniel sudah berada di belakang.

"Oh tadi ada ular besar hitam, tapi sudah kulawan paman !" jawab Diana bangga.

"Ular dari mana !" tanyanya serius.

"Ana lah yang pertama melihatnya papa! aku rasa ini ada hubungannya dengan bibi Meghan !" jawab Daniel yang kemudian menjelaskan semuanya.

Tiba-tiba ayahnya Daniel menuju jendela luar, ekspresi berubah ketika melihat sesuatu.

"Anak-anak masuk ke dalam kamar !" perintah Jack papanya, sambil pergi dengan tergesa-gesa. Kami tertegun dan heran, karena penasaran kami menuju ke jendela dan menatap tak percaya melihat keluar dari jendela. Rumah Daniel sudah terkepung ular dengan jumlah banyak !

"Oh my god, apa yang terjadi !" kataku tak percaya. Tapi semua terdiam.

Tak lama kami melihat papa dan kedua orang tua Diana keluar mereka pun bertarung dengan para ular yang sangat banyak.

"Aku akan membantu !" ujar Daniel.

"Aku juga !" Diana pun tak mau kalah.

"Tunggu, aku rasa mereka dikendalikan oleh seseorang! percuma saja kalian membantu memusnahkan ular itu, akan datang lagi !" kataku, Daniel terdiam.

"Lalu kamu punya cara Ana ?" tanya Daniel.

"Ayolah Daniel, dia muggle yang masih baru !" Diana tidak percaya kepadaku.

"Diana, dia mempunyai kalung dan cincin Christina !" jawab Daniel.

"Memang kenapa, dia hanya cucunya bukan dia !" ujar Diana.

"Kamu benar Diana tapi tadi oma mengajariku bagaimana menggunakannya, ijinkan aku mencobanya !" jawabku.

"Silahkan Ana, lakukanlah !" perintah Daniel, Diana hanya terdiam.

Setelah itu aku berdiri, menarik nafas dan menenangkan diriku, aku memegang kalung Pantagramku kurasakan kekuatan hebat merasukiku.

"PELINDUNG PANTAGRAM !!

teriakku sebuah cahaya besar menyilaukan membentuk formasi bintang lambang pantagram, mengelilingiku.

"Lepaskaannn !" teriakku lagi dan cahaya lambang itu membesar keluar menyebar ke sekeliling rumah Daniel.

"Hey, coba lihat !" teriak Meriam, tubuhku lemas karena mengeluarkan energi besar.

"Kamu tidak apa-apa ?" Daniel mendekatiku dan menolongku aku mengangguk.

Kami pun melihat keluar, ular hitam yang banyak itu mati dan sekeliling rumah seperti ada pelindungnya.

"Papa, paman tidak apa-apa ?" teriak Daniel dari jendela atas.

"Siapa yang melakukan ini semua ?" tanya papa Daniel.

"Ana papa !" teriak Daniel, semua tertegun.

"Oke, kalian masuk kamar dan tidurlah! sisanya biar kami tangani !" Perintah Jack papanya Daniel, kami menurut dan menuju kamar masing-masing. Di kamar aku tak menyangka bisa melakukan itu.

-----------------

Keesokan harinya kami sarapan tanpa di hadiri oleh papanya Daniel dan Diana, katanya mereka ada urusan. Setelah itu kami hanya dirumah tanpa kemana-mana karena dilarang oleh Tuan Jack Marshal.

"Maafkan aku, mungkin ini salahku !" ujar tante Meghan.

"Sudahlah, ini bukan masalahmu ! mungkin ada yang tidak suka kepada suamimu atau sakit hati hingga mereka melakukan itu !" jawab mamanya Daniel.

Kami hanya terdiam tidak bisa melakukan apapun, Diana melirik ke arahku. Aku hanya diam.

"Oke, gue mengakui lo !" ujar Diana, aku tersenyum.

Tiba-tiba kami di kejutkan dengan suara dentuman keras dan melihat keluar beberapa kali melihat rumah ini di serang tanpa diketahui dari mana asalnya. Sepertinya mereka ingin membobol pertahanan rumah yang ku buat.

"Ini tak bisa dibiarkan !" ujar Diana berdiri.

"Jangan bertindak bodoh Diana! kamu tidak tahu siapa dan darimana asalnya !" larang Daniel, Diana terdiam.

Bersambung ....