PINDAH ASRAMA DAN PETUALANGAN BARU
Tanpa disadari sudah seminggu aku berada di kelas yang baru, tidak ada satu pun yang mau berteman denganku. Entah karena aku seorang muggle yang satu-satunya di kelas ini ? entahlah ...
Ternyata disini mereka punya kantin sendiri jadi aku tidak bisa bertemu demgan temanku yang lainnya kecuali di akhir pekan. Syukurlah, kini aku bisa bertemu lagi dengan mereka.
"Bagaimana, enak di kelas VIP ?" tanya Silvia agak menyindir.
"Mereka membenciku !" aku terus terang.
"Tentu saja, kamu kan satu-satunya muggle di sana !" ujarnya lagi, aku hanya mengangguk.
"Aku pengen tahu, kenapa kamu pindah ke level lima? aku dengar ada yang merekomendasikan dari salah satu penasehat sekolah !" ujar Silvia.
"Iya, dia papanya Daniel !" ucapku jujur.
"What ..! sudah sejauh mana hubungan lo sama dia ?" tanya Silvia lagi yang begitu terkejut semua terdiam dan aku ceritakan semua kecuali kejadian waktu lalu.
"Udah serius rupanya !" ujar Amora.
"Belum masih sebatas teman !" jawabku.
"Kalung dan cincin kamu bagus sekali! apa itu dari ...?" Ayumi tidak melanjutkan mengucapkannya.
"Bukan, ini warisan dari oma aku !" jawabku tersenyum.
"Aku tahu, itu cincin Dewi Venus !" Karen berkata. "Dan kalung itu, bisa disebut kalung penyihir putih sedang penyihir hitam ujung bintang atas lebih runcing !".
"Kamu tahu ?" tanyaku, kemudian dia memberikan buku pelajaran mengenai Pantagram kepadaku.
"Kami baru mempelajarinya !" jawab Karen. Jadi setiap buku punyaku memang sesuai dengan yang di pelajari, saat ini aku memang sudah selesai mempelajari semuanya. Dan buku ke lima masih kosong.
"Tapi yang kamu pakai yang aslinya, karena banyak yang palsunya !" ujar Karen lagi.
"Kamu tahu darimana kalau ini yang asli ?" tanyaku lagi. Karen tersenyum.
"Oma kamu namanya Christina kan ?" tanyanya semua terkejut. Aku hanya memgangguk pada akhirnya semua akan tahu, Karen memperlihatkan sebuah buku dan di sampulnya ada wajah oma masih muda.
"Dia mirip denganmu Ana! aku penggemarnya, untuk itulah aku ingin menjadi penyihir wanita terhebat seperti dirinya !" jawab Karen, semua pun terkejut bukan main. Dan akhirnya aku ceritakan siapa omaku.
"Pantas, papanya Daniel merekomendasikan kamu naik level !" ujar Amora memberikan pendapatnya.
"Aku belumlah sehebat oma aku, masih perlu banyak belajar !" jawabku, ya aku punya tanggung jawab besar menyandang kebesaran nama oma, jangan sampai mencoreng wajahnya yang sudah terkenal dan itu cukup berat.
"Sudahlah, jangan di pikirkan! jadilah dirimu sendiri, Ana jangan kamu melihat oma kamu! setiap orang mempunyai kemampuannya sendiri !" nasehat Silvia, walau perkataannya kadang keras tapi sebenarnya baik, aku mengangguk.
-------------------
Aku sekarang berada di perpustakaan sedang mencari tugas pelajaran. Setelah menemukannya, aku melhat-lihat buku dan menemukan sesuatu yang menarik buatku. Buku itu terlihat di sampulnya yang sudah sangat tua kertasnya agak robek pinggirnya dan berwarna coklat. Judulnya simple 'Sihir dari Timur !'
Aku memutuskan untuk meminjam kedua buku ini, mrs Joana terkejut melihat buku itu dan menanyakan dari mana mendapatkannya dan aku memberitahu letaknya.
"Pasti ada yang meminjam tak dikembalikan ketempat semula! tapi aneh juga semua buku harusnya lewat aku dulu? padahal buku ini bukan di tempat biasa, tapi di tempat khusus ?" tanyanya heran.
"Apa buku ini langka ?" tanyaku. mrs Joana mengangguk.
"Tentu saja, tidak banyak yang mempelajari dan meneliti tentang Sihir Timur! para murid disini pun jarang tertarik begitu pun gurunya !" jelasnya.
"Salah satu dari sedikit itu oma kamu !" ujarnya sambil tersenyum, ternyata semua sudah mengetahuinya.
"Oke, aku akan memperbolehkan kamu meminjamnya! satu karena kamu cucunya, dua karena levelmu juga sudah tinggi !" katanya sambil menulis dan mencap di kartu anggotaku.
"Terima kasih mrs Joana !" ucapku sambil tersenyum.
Aku kembali ke asrama dan tak memperdulikan sikap teman kelas baruku dan juga yang lainnya, aku membaca dan mempelajari dua buku sekaligus. Banyak informasi yang aku dapatkan secara mendetail tentang ilmu sihir timur. Dari Sihir Afrika, Arabian sampai Asia. Tak ada nama pengarang di buku ini, tapi ... ada yang hilang atau dirobek halaman di antara buku ini. Aku memutuskan menggunakan ilmu pembalik waktu dan betapa mengejutkan halaman yang hilang ternyata tentang berbagai ilmu hitam dari pelet sampai santet !
"Apa ada orang yang mempergunakannya ya ?" kataku dalam hati.
Memang di buku ini sangat komplit dari sihir putih sampai hitam, lengkap dengan mantra dan penangkalnya. Setiap penyakit tentu ada obatnya itulah yang menjadi pedoman yang diyakini semua orang, apapun itu baik medis atau non medis.
--------------------
Pelajaran di level lima sangat berat, tidak terlalu spesifik atau khusus tapi lebih meningkatkan kemampuan yang sudah ada. Tapi memang ada pelajaran tentang hal-hal tentang sihir sebagian besar menggunakan tongkat sihir. Kekuatan elemen tetap digunakan untuk menambah kekuatan sihir. Gurunya berbeda kembali.
"Nina silahkan !" para guru menyebutku nama Nina bukan Karen atau Ana. Nama Karen memang cukup banyak mungkin pasaran hanya nama belakang yang berbeda.
"Baik sir !" jawabku, sementara yang lain menatapku dengan menyelidik karena ini pertama kali aku memperlihatkan kemampuanku, kini aku punya 3 elemen air, tanah dan angin.
Aku pun mulai mengeluarkan jurus elemenku, dari air, tanah dan angin.Kemudian berlanjut dua element air dan tanah, angin serta air.
"Bagus, Nina !" pak guru memujiku, aku mengangguk. Semua berbisik-bisik entah apa yang mereka bicarakan.
"Sir aku mau bertanya, apa boleh tongkat sihir masing-masing berbeda ?" tanya seseorang.
"Apa maksudmu? itu pertanyaan aneh dan anak kecil saja tahu !" jawab pak guru, muka anak itu memerah.
"Maksudku, punyak Nina berbeda !" ujarnya.
"Lalu kenapa? anehnya di mana? kalian punya tongkat sihir yang berbeda, tidak sama tergatung kedua orang tua kalian memilih bahannya untuk membuat tongkat sihir !" setelah itu pak guru pun menyebutkan bahan dasar pembuatan tongkat sihir, ada tiga pohon favorit untuk membuat tongkat yang umum jelas harus kuat, ringan dan dapat menyerap kekuatan sihir kita lebih kuat.
"Harus diakui memang tongkat sihir Nina berbeda, tapi kalau ketiga unsur tadi sudah terpenuhi tak jadi masalah !" jelasnya.
Setelah itu waktu istirahat dimulai, makanan disini memang berbeda lebih lengkap dan bervariasi. Aku memilih makan sup dan roti, enak juga rasanya termasuk salad. Semua memperhatikanku mungkin aneh selera makanku. Mereka lebih memilih salad, kue dan minuman jus lebih ke diet.
Padahal banyak makanan yang enak, aku memperhatikan sekeliling melihat bangku kosong hanya ada di pojokan yang berisi beberapa anak, aku mendekati mereka. Tanpa di duga kakiku terantuk sesuatu aku jatuh.
"Berhenti !" teriakku dan waktu pun berhenti, aku bangun dan menyetuh makanan yang hampir jatuh dan bersikap biasa, aku mengembalikan kembali. Semuanya kembali dan terkejut aku berjalan seperti tak terjadi apapun.
"Boleh aku duduk disini ?" tanyaku. Ada tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki.
"Hebat, kamu bisa menghentikan waktu !" ujar si lelaki dengan kaca bulat dan berjerawat dan rambut warna wortel.
"Kamu tahu ?" tanyaku heran.
"Tentu saja, hanya kita bertiga yang tidak terpengaruh !" jawabnya.
"Ada guru juga Todd !" ujar seorang perempuan berpakaian gothic dari rambut, alis mata hitam, dan lipstik hitam, sambil menunjuk ke seorang guru duduk paling ujung.
"Betul !" ucap perempuan bertubuh gemuk dengan makanan super banyak.
Bersambung ....