Chereads / Duke tua adalah wanita cantik / Chapter 52 - 52. memories

Chapter 52 - 52. memories

52.memori

"Tu.. Tuanku? "

Venus terkejut mendengar perkataan naga hitam yang berada tepat didepannya.

Naga itu mendekati Venus Dan merendahkan kepalanya.

" Tuanku, aku telah menunggu datangnya hari ini. "

Suara berat bergema, makhluk didepannya ini memperlakukannya dengan penuh hormat seakan dirinya Adalah orang terpenting didunia.

Cahaya putih keluar dari badan naga itu dan melapisi seluruh permukaan sisik hitamnya. Naga itu mendekat dan berhenti sejenak, dia merasa ada keanehan dengan tuannya.

Jelas itu aura tuannya dan sihir tuannya didalam tubuh itu, namun tubuh itu terdapat sesuatu yang berbeda. Naga itu merasakan sesuatu yang lain dari wanita didepannya.

Elliot dengan cepat melindungi Venus dan mencabut pedangnya.

" Mundurlah Venus "

Naga itu memandang Venus lekat-lekat seakan mengamati sesuatu dari dalam dirinya, setelah itu air mata perlahan jatuh dari mata naga itu.

'Eh,Kenapa dia menangis? '

Venus dan Elliot tercengang melihat pemandangan didepannya, naga itu tidak terlihat seperti akan melukai mereka. Jauh dari itu, sepertinya naga itu merasa sangat sedih melihatnya.

" Tuanku, walaupun anda sedikit berbeda. Aroma Tuanku ada didalam tubuh itu. Aku dapat merasakannya. "

"Ka.. Kau siapa? "

Venus memberanikan dirinya untuk berbicara kepada naga itu.

" Tuanku, Farel Tuanku.... "

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Aku bukan Farel.. "

"Saya akan membuat tuan mengingat saya. "

Cahaya putih yang menyelimuti tubuh naga itu perlahan berpindah masuk ketubuh Venus.

Seketika kepala Venus menjadi gelap, cahaya itu menariknya masuk kedalam alam bawah sadarnya.

"Zed! "

Suara wanita mulai terdengar, Venus berada disuatu tempat yang cukup besar, tempat itu terlihat seperti istana. Namun tidak terlihat siapapun disana kecuali dirinya dan sosok yang berada didepannya.

Naga hitam besar terbang turun dari atas langit. Naga itu mendarat tepat didepan seorang wanita yang memanggil namanya.

"Aku tidak dapat melihat wajah wanita itu. "

Lagi-lagi sosok wanita didepannya itu terlihat kabur.

Naga besar itu menundukkan kepalanya seakan memberi hormat kepada wanita itu. Wanita itu mengelus kepala naga itu dengan pelan. Seakan menikmati tiap elusan tangan wanita itu, naga hitam yang bernama zed itu menutup matanya.

"Tuanku Farel"

Venus mendengar suara naga itu memanggil nama wanita yang terlihat didepannya dengan nama Farel. Sosok kabur yang dilihatnya itu adalah penyihir hitam Farel.

"Zed, kau telah menyelesaikan tugas mu dengan baik. Kali ini para prajurit kerajaan musnah dengan cepat berkat dirimu. "

Naga itu menganguk-angukkan kepalanya dengan senang, seakan tidak ada yang lebih membahagiakan didunia ini dibanding pujian tuannya.

" Sebentar lagi aku akan membuat kerajaan ini hancur. "

Tubuh Farel mengeluarkan kabut hitam yang menyelimuti seisi istana itu. Langit biru yang terlihat diangkasa sekarang telah menjadi bewarna Abu-abu.

" Ha ha ha ha"

Suara tawa Farel yang menakutkan terdengar dengan keras dan bergema diseluruh tempat itu. Ingatan ini adalah ingatan zed yang ditunjukkan kepadanya.

Wanita bernama Farel ini adalah wanita yang benar-benar jahat. Bagaimana dia dapat tertawa seperti itu setelah membunuh banyak nyawa?

" Tunggu saja, seluruh isi kerajaan ini akan bertekuk lutut kepadaku. "

Suara itu terdengar dingin, suara yang menyimpan banyak dendam dan kebencian. Walaupun sosok itu terlihat kabur, namun Venus dapat merasakan betapa menakutkannya sosok Farel yang berada didepannya, hanya dengan mendengar suaranya saja.

Suara itu terdengar parau dan kejam, farel kemudian mundur beberapa langkah dari kepala zed dan mulai merapal mantranya.

"ጕነኗዪሁዪጋዕጌነኗነኗልጕልረልረነዘ! "

Setelah selesai merapal kan mantaranya, Farel mengangkat telunjuknya keatas, dari jari itu terpancar cahaya hitam yang menyambar seperti petir. Cahaya itu menyambar langit yang berada di atasnya dan membuat suara ledakan yang besar.

"Zdar!! "

Suara bunyi mengelegar terdengar dideseluruh tempat, setelah mantra itu dilepaskannya Farel terus tertawa dengan sangat menakutkan.

Venus menutup matanya rapat-rapat, kejahatan yang dilihatnya itu terasa sangat nyata. Semua itu membuat seluruh tubuhnya merinding ketakutan.

Setelah itu, ingatan naga itu kembali berpindah ke ingatannya yang lain.

Kali ini Venus terbang diatas udara. Farel yang sedang mengendarai naga hitam itu terbang diatas kota pemukiman penduduk.

Kilat hitam menyambar seluruh tempat itu. dari bawah kakinya, Venus melihat sihir Farel yang masuk ketubuh penduduk desa itu. Perlahan mereka berteriak dan memegang kepalanya seperti orang gila. Suara kesakitan mulai terdengar dengan jelas.

" Akh, sakit!!! Sakit!!! Kepalaku seperti akan meledak!!! "

"Sakit!!!! "

Seluruh penduduk mulai jatuh ke tanah dan berteriak kesakitan sambil memegang kepalanya. Air mata putus asa mulai mengalir dari mata mereka.

"Hm... Pemandangan yang indah. "

Suara Farel terdengar sangat senang melihat semua yang terjadi karenanya. Dengan antusias Farel terbang mengendarai naganya untuk melihat dan mendengar suara kesakitan para penduduk desa.

" Penyihir hitam!!!! "

" Terkutuk kau Farel!!! "

"Terkutuk kau!!! "

Tidak puas dengan apa yang didengarnya, Farel mengeluarkan cahaya dari tangannya, cahaya itu masuk ketubuh penduduk yang menghujatnya.

"Akh!!!! Berhenti!!! Akh, sakit sekali!!!! "

Farel mulai tersenyum dengan bahagia karena merasa puas dengan perbuatannya.

" Seharusnya kalian tutup mulut dengan manis, dengan begitu hal ini tidak akan terjadi kepada kalian"

"Akh!!!! "

Suara teriakan mulai membesar, Venus telah tidak sanggup lagi melihat semua itu. Farel yang tertawa diatas kesakitan orang lain sungguh terlihat mengerikan.

Setelah Farel melenyapkan penduduk satu desa dengan kejam, naga itu membawa Farel terbang kearah desa lainnya. Kejadian mengerikan yang baru saja dilihat Venus kembali berulang. Lagi-lagi terdengar teriakan yang dan tangisan para penduduk kota.

Seakan tidak lelah melakukan itu semua, Farel kembali melanjutkan penghacurannya sampai dengan ibukota kerajaan.

Sampai diatas langit ibu kota. Para penduduk, prajurit ditemani oleh penyihir kerajaan telah siap untuk melawannya.

Farel berhenti sejenak diatas kota itu dan memandangi orang-orang dibawahnya dengan dingin.

Suara serak itu kembali terdengar dari atas angkasa.

" Kalian semuanya, berlutut lah dibawah ku. Itu satu-satunya cara kalian untuk selamat!"

Nada suara yang dingin itu terdengar seperti ancaman.

Seluruh orang yang berada dibawah kota itu menatapnya dengan wajah yang penuh kebencian, seakan lebih memilih kematian dibandingkan harus berlutut untuk memuja penyihir yang berada diatas mereka.

"Sampai matipun kami tidak akan berlutut dibawah kakimu!!! Penyihir terkutuk!!! "

"Haaaahhhh"

Farel menarik nafas panjang seakan bosan dengan pernyataan yang baru saja dia dengar.

" Jika kalian memilih untuk mati ditanganku, akan aku kabulkan dengan senang hati. "

Farel merapalkan mantranya dari atas udara.

" ጕዕኗቿኗቿጌቿጕልዐልጕልጌነኗነዘነኗዕሀዕጋነጕነረነጕ"

Mantra itu terdengar cukup panjang, seketika itu juga seluruh langit berubah menjadi gelap. Langit yang ditutupi kabut hitam yang keluar dari tubuh Farel, perlahan menjadi gelap sepenuhnya, seperti langit pada malam hari.

Penyihir kerajaan mulai melancarkan serangan yang begitu besar kepada Farel, namun tidak ada satupun serangan itu yang menyentuh tubuhnya.

Setelah Farel melepaskan sihir hitamnya, kekuatan yang dasyat membungkus seluruh ibu kota kerajaan. Kabut hitam itu meledakkan seluruh isi kota, rumah penduduk dan istana sekarang telah terbakar oleh api.

Penduduk yang ada dibawah kakinya berteriak ketakutan, namun api itu belum membakar tubuh mereka. Farel sengaja menunda kematian mereka untuk menikmati ekspresi ketakutan yang tergambar diwajah mereka.

Setelah tertawa dengan keras, Farel mulai merapalkan mantranya lagi. Para penyihir istana sibuk membuat barier pelindung untuk melindungi seluruh penduduk. Semua panah pun dilepaskan ke angkasa oleh para prajurit kerajaan untuk melawan Farel.

Panah itu hancur menjadi debu dalam hitungan detik sebelum menyentuh tubuhnya.

" Hah... Sungguh pemandangan yang mengharukan, kalian sudah berusaha dengan baik. "

Farel mulai memainkan rambutnya sambil terus bercanda.

"Hm... Dengan cara apa aku akan membunuh kalian ya? "

Farel mulai berteriak dengan keras agar suaranya terdengar oleh semua orang yang berada dibawahnya.

" Hei!! Kalian ingin dibunuh dengan cara apa? "

" Terbakar hidup-hidup? Didedakkan hidup-hidup? Atau... Mati perlahan sambil kehilangan nafas? "

Para penduduk yang mendengar pentanyaan Farel hanya dapat berteriak dalam kebencian mereka.

" Mati kau Farel!!!! "

" Dasar terkutuk!!!! "

"Kau adalah ibis!!! "

Farel membiarkan mereka berteriak untuk beberapa saat. Setelah itu Farel mulai berteriak kepada mereka.

"Baiklah, melihat kalian yang sangat antusias aku akan membakar kalian beserta seisi kota ini"

"ዕክዕጌዕሀዕጎዕረነረነጠ"

Setelah Farel merapalkan mantaranya, seluruh tubuh seluruh penduduk terbakar oleh api. Barier pelindung yang dibuat oleh para penyihir istana musnah dalam seketika. Semuanya terbakar oleh api.

Teriakan demi teriakan terdengar dengan lantang. Tidak lama kemudian semua tempat itu menjadi sunyi, suara-suara itu menghilang dilahap oleh api merah yang berkobar dengan terangnya.

"Ayo kita pulang Zed, aku lapar. "

Setelah puas membunuh seisi kota, zed membawa Farel kembali kedalam istananya.

Venus sekarang melihat kenangan lain dari zed tentang Farel. Saat ini Venus berada didalam kamar farel,

Wanita itu berbaring diatas tempat tidurnya, zed melihatnya dari luar jendela kamar istananya.

"Zed nagaku. "

Suara serak Farel terdengar lebih lembut dari biasanya. Terlihat dengan samar Sosok Farel terbaring diatas tempat tidur dengan gaun putihnya. Dia memanggil nama zed sambil melihatnya yang berada diluar jendela.

"Tuanku"

Zed menatap Farel dengan penuh kasih sayang. Suara zed yang memanggil Farel itu terdengar sangat lembut.

"Aku harus melakukan sesuatu, aku harus meninggalkan mu zed. "

" Jangan tinggalkan aku Tuanku, aku tidak dapat hidup tanpa tuan"

"Jangan khawatir, setelah saatnya tiba, kau akan menemukanku. "

Walaupun Venus tidak dapat melihat ekspresi wajah Farel, namun Venus yakin bahwa saat ini Farel sedang tersenyum kepada zed.

"Bagaimana bisa aku menemukan tuan? "

"Kau akan tahu nanti... "

"Tuanku, apa yang anda rencanakan? Jika anda ingin menghancurkan kota lagi, aku akan menghancurkannya untukmu. "

Farel bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan kearah jendela untuk menyentuh tubuh zed.

" Tenanglah zed, aku akan kembali padamu. Selama ini Kau telah bekerja keras, beristirahat lah. "

Sinar hitam yang keluar dari tubuh Farel membungkus seluruh tubuh naga itu.

"Tuanku, aku akan menantikan saat dimana kita akan bertemu lagi"

Setelah mengucapkan kata terakhirnya, zed lenyap bagai udara didalam kabut hitam yang menyelimutinya.