Chereads / Hujan Disaat Terik / Chapter 22 - BAB 22

Chapter 22 - BAB 22

Fio perlahan membuka matanya. air mata kering membuat mata dan wajah Fio sedikit kaku. Fio berdiri dari duduk, menggosok wajahnya, membersihkan air mata yang mengering di wajahnya.

wajah Fio terlihat bingung, tidak sadar kalau dirinya tertidur di atas lantai. Fio menggerakan tangannya, "aw" bisik Fio. rasa sakit alergi dinginnya kembali muncul saat Fio tidur dilantai.

Fio beranjak ke atas kasur, sekaligus Fio menggengam ponselnya, menidurkan kembali di atas kasur. Heater pemanas sudah di nyalakan sejak tadi, Fio tidur di lantai itu akan tetap membuat alergi dingin Fio kambuh.

Fio membaca pesan di ponsel, "Fio ibu udah simpen makan di depan pintu ya" Fio menghela nafas setelah membaca pesan yang dikirim ibunya.

Fio bergegas membuka pintu kamar, mengambil nampan, berisi 3 mangkok, 1 berisi ayam dan nasi putih, 1 lagi berisi sayuran hangat masih mengeluarkan asap dari sayurnya, 1 lagi mangkok kecil berisi sambal.

Fio menyimpan nampannya di atas meja belajar yang berada di depan kasurnya. Fio ke kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan wajahnya, setelah selesai kembali mengambil nampan makanan, duduk di atas kasur.

perlahan mengambil sendok, lalu menyendok sayur, mencicip sedikit kuah dari sayur. "ahkk enak banget" ucap Fio menutup matanya dengan sangat puas.

Fio melanjutkan makannya, memotong perlahan ayam goreng, diselimuti oleh nasi putih, Fio menyendok makanannya.

Setengah jam Fio menghabiskan makan siangnya. tidak ada lauk nasi yang tersisa, bahkan kuah dari sayurnya juga habis.

Fio menghela nafas, memindahkan nampan sekaligus dengan piring-piring yang bekasnya ke atas meja belajarnya.

Fio menidurkan badannya di atas kasur, "aduh Fio kenapa kamu sekarang senang, tadi kamu kesal sama ibu" lirih Fio mengkerutkan dahinya, kesal dengan dirinya sendiri.

mimik wajah Fio berubah seketika. bangun dari tidur. membuka lemari yang berada di samping kasurnya. mengambil laptop menyimpan di atas kasur. sekaligus membuka laptop dan menyalakan laptopnya.

Fio membuka aplikasi internet, mengetik kata kunci alergi air hujan. muncul beberapa artikel tentang alergi air, tapi bukan air hujan.

Fio menggeser turun artikel, mencari artikel yang membahas tentang air hujan. Fio membuka satu-persatu artikel tentang alergi.

Fio membuka situs kolom ke dua, menggeser turun. bola matanya bergerak dengan cekatan, melihat dengan teliti.

membuka kolom selanjutnya, sekarang lebih perlahan membuka artikelnya, membaca perlahan juga dengan teliti.

beberapa menit kemudian, wajah Fio tampak sedikit lesu, rambutnya sudah sedikit berantakan. halaman web sudah menunjukan sembilan, halaman paling terakhir.

Fio menggaruk rambutnya yang tidak gatal, itu membuat rambutnya tambah berantakan. "semuanya beneran beda" lirih Fio.

Fio menutup laptopnya sekaligus, menyimpannya kembali ke lemari. Fio menidurkan badannya, menghela nafas.

"aku beneran beda sama teman-temanku yang lain yah?" lirih Fio menatap ke arah dinding langit kamarnya.

Fio membalikan badannya. memeluk guling, menatap ke arah satu pandangan. menghela nafas, menarik selimut hingga ke lehernya.

Fio menghela nafas panjang. perlahan mengedipkan matanya, air mata menetes perlahan, "Duh kok nangis lagi" lirih Fio sambil menyeka air matanya.

menghela nafas panjang mencoba untuk berhenti menangis kembali. tapi air mata terus mengalir. mengambil ponselnya lalu menyalakan ponsel.

Fio menekan kontak Fillo, muncul tiga ikon, Fio menekan ikon telfon, suara berdering di mulai, menunggu Fillo mengangkat telfonya.

***

Fillo membalikan sendok dan garpuh di atas piring, setelah menghabiskan makannya. di meja makan ada ibu, Fillo dan kakak perempuan Fillo, mereka makan siang bersama di ruang makan.

"ibu sekarang bakal dirumah terus kan?" tanya Kakak dengan wajah ragu.

ibu menarik kursi kedepan, membenarkan juga tangannya di atas meja. ibu mengangguk.

"iya, ibu rasa sudah terlalu lama bekerja dan yang paling penting ibu merasa ibu sudah terlalu jauh dengan kalian, untuk itu ibu memutuskan untuk berhenti bekerja, tapi-" ibu berhenti berbicara.

Fillo dan Kakaknya saling tatap, lalu kembali melirik ibu.

"uang jajan kalian sedikit ibu kurangi, pemasukan sekarang dari papah saja" lirih ibu menurunkan pandangannya.

lengang sejenak.

"hmm... ga apa apa bu" bisik Fillo.

"hah?" wajah ibu terkejut, sekaligus menaikan pandangannya melirik ke Fillo. juga Kakak perempuannya.

Fillo menyeringai, tersenyum menatap ibu. "berarti nanti di buatin bekal kan bu?" tanya Fillo.

Ibu mengangguk, melirik ke arah Kakak, "i-iya Fillo, nanti ibu masakan makanan setiap pagi, bekal juga" ucap ibu.

Fillo menganggu, "yes!, aku ga apa-apa, kalau kakak?" tanya Fillo melirik ke arah Kakak.

"euhm.. aku juga ga apa-apa" ucap kakak tersenyum.

suasana tampak canggung, legang sebentar, Fillo mendengar ponselnya berdering.

"aku ke atas dulu bu" ucap Fillo berdiri dari kursi lalu bergegas naik ke kamar.

Fillo segera memeriksa ponselnya, terlihat sangat jelas nama Fio dilayar ponselnya, Fillo segera mengangkatnya.

"eum.. Hai" ucap Fillo sambil duduk di kursi.

Wajah Fillo berubah seketika, Fio tidak menjawab sapaan Fillo. Fillo menelan ludah, menunggu di respon.

"eum.." Fillo mengaruk pipinya, tampak ragu, "Fio gimana? masih sakit?" tanya Fillo.

"aku mau ketemu" ucap Fio dengan suara serak, sekaligus berusaha menahan tangis.

"hmm... Fio, kalau masih sakit, nanti aja, diluar juga kayanya anginnya lagi kencang" ucap Fillo dengan nada kurang yakin.

"aku mau coba ke dokter" Tegas Fio.

"Fi bukannya ga boleh sama ibu kamu?" Fillo mencoba meyakinkan.

Fio tidak menjawab, terdengar perlahan suara isakan tangis, Fio mencoba menahan.

"Fi, kamu nangis?" tanya Fillo sedikit cemas.

Fio tidak menjawab, berusaha menahan tangisnya. "Fi-Fillo" panggil Fio suaranya terdengar serak.

"iya" jawab Fillo berdiri dari duduknya, rasa cemasnya semakin bertambah.

Tut.. Tut.. Tut..

Fillo melihat ponselnya, wajahnya sangat cemas, menatap pada satu pandangan.

tidak lama pesan dari Fio masuk, Ting! Fillo bergegas membuka pesannya.

pesan

Fio: Maaf Fillo, jangan hubungi aku dulu

Fillo menatap pesan yang di kirim Fio. "hah, kenapa?" bisik Fillo duduk kembali, dengan raut wajah kebingungan.

menyenderkan badannya di senderan kursi sekaligus kakinya menekan tombol power untuk menyalakan komputer, perlahan layar komputer menyala.

Fillo menatap kembali pesan yang dikirimkan Fio, menghela nafas. kembali ke layar komputer Fillo membuka situs mencari artikel tentang penyakit yang dialami Fio.

30 menit Fillo sudah membuka beberapa artikel, tidak ketemu yang cocok dengan yang di alami Fio.

1 jam berlalu Fillo menatap layar lebih dekat dan membaca dengan perlahan, Fillo menggeleng dampak yang di alami berbeda dengan Fio.

2 jam sudah dilewati oleh Fillo, terlihat dilayar Fillo membuka hampir delapan tab artikel, membuka lagi, membaca lagi, tapi sama dengan artikel sebelumnya, tidak ada yang cocok dengan Fio.

Fillo menghela nafas, menyenderkan badannya di senderan kursi, matanya sedikit memerah, Fillo menyerah.