Chereads / Hujan Disaat Terik / Chapter 24 - BAB 24

Chapter 24 - BAB 24

Pelajaran terakhir berakhir, Fillo bergegas masuk kelas setelah guru keluar dari kelas. membereskan tas dan alat tulis ke dalam tas. Fillo melihat bekal makannya belom dimakan.

"duh bekalnya lupa di makan" bisik Fillo mempercepat membereskan tas lalu berjalan keluar kelas.

Fillo pulang sendirian, dengan wajah yang muram membuat Fillo melangkah perlahan. sesekali menendang-nendang krikil di pinggir jalan.

"apa aku harus mampir ke kedai buat habisin bekal" bisik Fillo menghela nafas.

lalu mempercepat jalannya. Fillo akhirnya memutuskan ke kedai dekat rumah, untuk menghabiskan bekal tadi pagi. Fillo segera masuk kedalam kedai.

Tepatnya tebuat dari kayu, dari meja dan kursi bahkan hiasannya juga terbuat dari kayu. duduk di kursi yang paling ujung, menjauh dari kerumunan.

"selamat sore, ini kak menunya" ucap pelayan dengan rambut di ikat satu juga memakai apron dengan warna khas kedainya.

"baik makasih, nanti kalau udah selesai saya nanti ke kasir" ucap Fillo mengambil buku menunya.

pelayang menangguk lalu meninggalkan Fillo sendirian di mejanya.

Fillo membuka buku menu, "hmm apa pesan minum aja, eh atau sama cemilan" bisik Fillo membuka menu bagian paling akhir.

Fillo menulis menu makanannya yang akan dii pesan, minuman dingin dengan roti kukus rasa coklat. Fillo mengambil ponsel dari saku celana, mengirim pesan ke kakanya menawarkan untuk beli makanan.

kakanya mengiyakan memesan makanan ayam goreng. Fillo menulis pesanan kakanya lalu beranjak dari kursi ke kasir, setelah pembayaran selesai Fillo kembali ke tempat duduknya.

tidak menunggu lama minuman Fillo datang dengan sebungkus ayam goreng. hidung Fillo terlihat mengirup wanginya ayam goreng.

"makasih" ucap Fillo membantu memindahkan kresek ke atas meja yang berisi ayam goreng.

"sama-sama" jawab pelayan menyimpan juga minuman Fillo.

lalu pelayan pergi kembali sambil membawa nampan berwarna coklat. Fillo menyedot minuman sirupnya, lalu mengangguk.

lalu pelayan kembali membawa roti bakar coklatnya, wangi bakarannya masih tercium pekat. pelayan menyimpan roti bakarnya di atas meja.

"makasih" ucap Fillo sambil tersenyum.

pelayan mengangguk lalu pergi.

Fillo mengambil bekalnya dari tas membuka perlahan di atas meja. lalu mulai melahp bekalnya. Fillo tidak sengaja membuka chat dari Fio, pesan tadi pagi tidak di jawab, bahkan di tidak di baca.

Fillo kembali merenung, menghela nafas panjang, mematikan ponselnya. melanjutkan makan.

ketika makan Fillo sesekali melamun, makannya tidak dia kunyah namun di emut dalam mulut, itu membuat makan Fillo jadi lama. wajahnya terus merenung.

setelah makan bekalnya habis Fillo memakan roti bakar, Roti bakarnya sudah mulai dingin. Fillo tetap memakannya. walau hanya di sisakan sedikit. lalu Fillo meneguk minuman sirupnya.

Ting! Tong! bunyi pintu terbuka, Fillo melangkah keluar dari kedai setelah selesai makan. membawa kresek putih berisi ayam goreng. melanjutkan perjalan pulang.

langit sudah menuju malam, matahari sudah tidak terlihat hanya beberapa cahaya mataharinya saja.

Crek! Fillo membuka pintu gerbang rumahnya, menutp kembali lalu membuka sepatu menyimpan di tempatnya lalu masuk kedalam rumah.

sebelum naik ke atas, Fillo memberikan pesanan kakanya ke kamar. lalu setelah dari kamar kakak Fillo bergegas menaiki anak tangga.

"Fillo" panggil ibu dari arah dapur.

Fillo terhenti langkahnya, lalu membalikan badan. tampak canggung. karena Fillo sudah terbiasa tidak ada komunikasi setelah pulang sekalah.

"nih" ibu memberikan tangannya meminta untuk salam.

Fillo tersenyum canggung, lalu turun kembali dan menyalami tangan ibu. Fillo kembali naik ke atas, kamarnya.

Brug!

Fillo menutup pintu kamarnya, menghela nafas panjang sekaligus menutup mata. menyenderkan badannya di belakang pintu.

Fillo mengambil ponsel dari saku celananya, membuka kunci ponsel, tidak ada pesan dari siapapun, Fillo tetap mengirim pesan lagi ke Fio, lalu mengunci ponsel kembali.

"Duh Fi" bisik Fillo melangkah ke arah kasur, menyimpan tasnya di lantai begitu saja.

Fillo membaringkan badannya di atas kasur, masih memakai seragam sekolah, sambil menggengam ponselnya.

***

Fio berdiri didepan cermin, yang ada di dalam kamar mandi. memakai sabun muka, lalu membilasnya, Fio membersihkan wajahnya dari air.

Fio menatap wajahnya dengan fokus pada sesuatu yang merah di wajahnya, tangan Fio perlahan meraba titik merah itu.

"aww" lirih Fio menatap kembali ke cermin.

Tiba-tiba matanya membesar, Fio terkejut, "jerawat? Ahkk!!"

Fio duduk di kasur, menghela nafas, lalu melangkah ke bawah, untuk makan malam. Luka-luka bekas alergi kemarin masih ada bekasnya, tapi tidak di seluruh badan hanya ada di beberapa bagian tubuhnya.

Heater pemanas di seluruh sudah rumah Fio menyala terus-menerus, itu sangat membantu untuk memulihkan luka Fio.

saat Fio turun ke bawah, ibu sedang menata makan malam di atas meja, lalu tersenyum. Fio membalas senyuman ibu.

Fio menarik kursi lalu duduk di meja makan. Fio mengambil piring sekaligus mengambil nasinya, menuangkan beberapa lauk, seperti sayur dan ayam goreng. Fio mulai melahap makan malamnya.

"Fi lukanya masih sakit?" tanya ibu membuka percakapan. ibu duduk di sebrang Fio.

"sedikit" jawab Fio tanpa menatap ibu, Fio terus melanjutkan makannya.

"besok mau sekolah aja atau dirumah dulu?" tanya ibu sambil menuangkan sayur dan mengambil ayam goreng.

Fio berhenti menyendok makannya, "uhm... teman aku besok mau kesini" ucap Fio.

ibu sedikit tekejut seketika berusaha menutup rasa cemasnya. ibu diam tidak menjawab ucapan Fio.

"perempuan, aku engga punya teman laki-laki" lanjut Fio, melanjukan makannya.

ibu mengangguk perlahan, "boleh, dateng aja" ibu menyendok makan malamnya.

"oh iya bu, mereka yang mengizinkan aku tidak sekolah ke guru" ucap Fio.

"oh.. baiklah, nanti ibu bilang makasih ke mereka" ucap ibu melahap makannya.

Fio mengangguk, mempercepat makan malamnya.

***

Fio bergegas naik ke kamarnya, menutup pintu kembali, wajahnya kembali antusias. mengambil ponselnya lalu membuka grup pertemanan mereka.

Fio memberitahu kalau Gita dan Hanna bisa kerumahnnya, Gita dan Hanna terlihat antusias di dalam chat grup.

Fio menidurkan badannya di atas kasur, ponselnya di peluk di dadanya, Fio sangat tidak sabar ketemu-teman-temannya kembali besok.

tapi seketika wajah Fio kembali muram, sedih. Fio mengubah posisi tidurnya. "tapi aku tetap beda sama yang lain, aku serius ga ngerti sama diri sendiri" lirih Fio.

"aku harus banget cari tahu, harus" tegas Fio menyimpan ponselnya di atas lemari sekaligus mematikan lampu kamar. Fio kembali ke atas kasur sambil menarik selimut sampai setara dengan leher.

Fio melamun sebentar, menghela nafas, menutup matanya perlahan, meringkukan badan agar terasa lebih hangat. sekarang menarik selimut sampai menutupi seluruh badannya.

Ting! bunyi notifikasi ponsel.

"maaf Fi, aku mau coba menghindar dari kamu, aku ingin tau apa yang akan terjadi, maaf" lirih Fio masih menutup matanya.