Chereads / Hujan Disaat Terik / Chapter 25 - BAB 25

Chapter 25 - BAB 25

Kring! Kring! Kring! alarm dari ponsel Fillo berbunyi.

Fillo membuka matanya perlahan, mengambil ponselnya lalu melihat jam. Fillo terkejut bangun dari tidurnya. jam pukul 07.00.

"aku ketiduran sampai pagi?" tanyanya sambil melihat ke arah pakaiannya. pakaiannya masih memakai seragam sekolah, lengkap dengan sabuknya.

Fillo menghela nafas, lalu bergegas ke kamar mandi. setelah mandi perutnya berbunyi, Fillo tadi malam tidak makan malam.

Fillo memakai kembali seragamnya, sedikit kusut di bagian depan, Fillo mengepruk-kepruk seragamnya agar terlihat rapih, tapi percuma tidak berubah banyak.

Fillo memasukan buku pelajaran, mengambil ponselnya di atas kasur, membuka kunci, tidak ada pesan dari siapapun lalu segera memasukan ke dalam sakunya. Fillo turun kebawah.

Crek!

Fillo membuka pintu gerbang rumah, berhenti melangkah melihat ke arah rumah Fio dari kejahuan, Fillo menghela nafas.

"apa aku ke rumahnya aja ya" bisik Fillo dengan ragu.

Fillo melangkah, tapi terhenti, langkahnya balik mundur, Fillo menggeleng lalu melangkah ke arah sekolah.

setelah sampai lorong sekolah, Fillo masuk kedalam kelas. dikelas sudah dipenuhi dengan murid-murid, area sekolah juga sudah agak sepi, bel sekolah sebentar lagi menyala.

Fillo menarik kursi lalu duduk, menyimpan tas lalu mengeluarkan buku dan alat tulisnya, bel sekolah berbunyi, tidak lama guru masuk kedalam kelas.

pak guru membawa buku absen berwarna hijau juga pulpen dan spidol, memakai kaca mata, juga celana panjang hitam. wajahnya terlihat agak muda dari guru-guru seangkatannya. pak guru menyimpan bukunya di atas meja.

"selamat pagi anak-anak" sapa pak guru.

"pagi pak" jawab semua murid.

"nama saya Abbas, wali kelas kalian, kemarin kita tidak sempat kelas jadi maaf saya baru informasikan sekarang" ucap Pak Abbas menjelaskan.

"Baik pak" jawab lagi murid-murid.

"Stss" Gita nyikut sikutnya Hanna. Hanna melirik perlahan. "agak ganteng gitu yah" bisik Gita tertawa tanpa suara.

"ihh" lirih Hanna kembali memperhatikan kedepan.

"kalau ada sesuatu yang ingin di tanya atau mengobrol boleh ke kantor setelah pelajaran yah" ucap Pak Abbas.

"baik pak" jawab lagi murid-murid.

Pak Abbas kembali ke mejanya membuka buka absen lalu mengabsen murid-murid satu persatu. setelah itu pelajaran di mulai.

bel sekolah berbunyi, pak Abbas segera membawa buku hijaunya lalu berpamitan dan keluar dari kelas.

Fillo menyenderkan badannya di senderan kursi menghela nafas, mencoba menenangkan diri.

"Fillo" panggil Gita yang sudah di depan meja Fillo.

Fillo segera membuka matanya lalu melirik ke arah Gita dan Hanna. merubah posisi duduknya.

"ada apa Git?" tanya Fillo.

"kita pulang sekolah mau kerumah Fio nih" ucap Gita. wajah Fillo sedikit antusias. "tapi hanya kita berdua aja" lanjut Gita. wajah Fillo kembali masam.

"maaf yah Fillo" lanjut Hanna yang ada di sebelah Gita.

"ga apa-apa, aku pun kalau di ajak ga bakal mau karena-" Fillo berhenti bicara, hampir keceplosan soal rahasia Fio.

"kenapa Fillo?" tanya Hanna penasaran.

"euhm... karena aku juga bingung hehe" jawab Fillo sambil menggaruk rambut yang tidak gatal.

"yaudah deh, ada titip salam ga, soalnya kita juga mau minta arahin nanti ke rumah Fio" ucap Gita.

"salamin aja, cepet sembuh" Fillo ternyum lebar.

Gita menghela nafas, "duh nasib jomblo"

"sabar" lanjut Hanna sambil tertawa.

"nanti aku arahin ke rumah Fio" ucap Fillo menaikan jempolnya.

"oke deh" ucap Gita sambil menarik Hanna keluar kelas.

***

Bel sekolah berbunyi, Pelajaran terakhir telah usai, murid-murid membereskan alat tulisnya ke dalam tas, sibuk masing-masing, segera keluar kelas.

Gita dan Hanna menghampiri meja Fillo, mereka sudah menggendong tasnya di pundak, menunggu Fillo sedang memasukan buku dan alat tulis kedalam tasnya.

"ayo" ajak Fillo berjalan lebih dulu keluar kelas.

Gita dan Hanna mengikuti Fillo dari belakang, melewati lorong sekolah, lalu keluar dari gerbang sekolah. Gita dan Hanna melangkah mendekati Fillo, sekarang mereka sejajar jalannya.

"Fillo aku mau tanya nih, di jawab ga?" tanya Gita membuka percakapan.

"nanya aja" jawab Fillo.

"sama Fio udah pacaran?" tanya Gita tersenyum ragu.

Hanna yang ada di sebelahnya sontak menyenggol sikutnya Gita. wajah Fillo juga sedikit terkejut, menelan ludah.

"uhm... gatau" lirih Fillo menatap kakinya yang sedang berjalan.

"eh.. maaf Fillo aku gatau" ucap Gita tersenyum berusaha meredakan suasana.

"nanti mending tanya Fionya aja ya" lanjut Fillo tersenyum.

"o-oke" jawab Gita dengan ragu.

Fillo berhenti melangkah, "itu rumahnya" ucap Fillo sambil menunjukan dengan jarinya, dari rumah Fillo tidak jauh.

"oke" jawab Gita sambil melihat ke arah rumah yang tunjuk Fillo.

"makasih yah Fillo" ucap Gita melangkah menuju rumah Fio. Hanna mengikuti dari belakang, Fillo masuk kedalam rumahnya.

***

Gita dan Hanna sampai di depan rumah Fio. Gita mengambil ponselnya di tas depannya, mengirim pesan ke Fio membertahu kalau dirinya dan Hanna sudah di depan rumah.

tidak menunggu lama pintu rumah Fio terbuka, ibu Fio keluar membukakan pintu gerbangnya, ibu Fio dan Gita, Hanna saling senyum satu sama lain. lalu mereka masuk kedalam rumah.

Ibu menyuruh Gita dan Hanna untuk langsung naik ke kamar Fio, Gita dan Hanna pamit naik ke atas, membuka pintu kamar Fio, sontak mereka berteriak satu sama lain.

"aaaaaa!!!!" teriak Fio menghampiri Gita dan Hanna.

"ahhh kangen ada yang berisik di kelas" goda Gita sambil memeluk Fio.

"hah? bukannya yang berisik di kelas kamu Git" ucap Hanna yang ada di pinggirnya.

"iya sih tapi Fio jugaaaa!!" teriak lagi Gita.

Fio tertawa, menutup pintu kamarnya, "sini" ajak Fio duduk di atas kasur.

"sakit apa Fi" tanya Hanna membuka percakapan.

"alergi" lirih Fio sedikit menekukkan bibirnya, "tapi ini udah hampir sembuh kok" Fio kembali menyeringai.

"eh Fi kok agak panas yah" Gita mengibas-ngibaskan tangannya ke arah wajahnya.

"euhm... iya kan aku gampang kedinginan" jawab Fio tersenyum bingung. "bentar aku kecilin heaternya" Fio mengecilkan suhu heater, tidak beranjak dari kasur.

"Oh... pake heater pemanas, siang tetep kedinginan?" tanya Gita tidak percaya.

Fio mengangguk tegas.

"pantes disekolah suka izin pake jaket di kelas" ucap Gita.

"nah benar" lanjut Fio.

"Fi" panggil Hanna, Fio melirik wajah Hanna mendekat, tatapannya melihat ke satu pandangan, seperti sedang mengamati di wajah Fio.

wajah Fio kebingungan, "ada apa" Fio mengusap-usap wajahnya, dirinya takut ada sesuatu yang aneh.

"diwajah kamu Fi ada jerawat?" goda Hanna tertawa sambil menunjuk ke arah jerawat Fio yang ada di dekat alis.

"cie ada yang jatuh cinta" lanjut Gita tertawa, kamar Fio sekarang sangat ramai hanya dengan mereka bertiga.

"sttt" teriak panik, Fio menaikan jarinya ke depan mulut, "iya nih, ada ada aja" lirih Fio menekukkan bibirnya.

Gita dan Hanna yang ada didepan Fio senyum-senyum melihat Fio.