Hari sudah pagi, Fillo seperti biasa melakukan aktivitas seperti biasa akan berangkat sekolah. setelah selesai bersiap-siap Fillo turun ke bawah untuk sarapan, setelah itu Fillo bergegas keluar rumah memakai sepatu lalu membuka gerbang rumah.
Kejadian ini selalu terjadi Fio ada di seberang jalan Rumah Fillo, Fillo menatap wajah Fio, mereka memandang satu sama lain. Tapi mereka juga tidak membuat ekspresi apapun.
Fillo berjalan begitu saja, sama Fio juga berjalan mengabaikan Fillo, seakan padangan satu sama lain tadi tidak terjadi.
"beneran Fillo menepati janjinya" bisik Fio sambil berjalan.
***
Saat di depan lorong kelas, Fillo dan Fio datang secara bersamaan, Fillo dari arah kiri dan Fio dari kanan, saat akan masuk kedalam kelas, Fio memberhentikan langkahnya, biar Fillo duluan yang masuk lalu Fio yang masuk ke kelas.
Mereka benar benar seperti awal awal sekolah, tidak kenal satu sama lain. keputusan Fillo sepertinya tepat, dan Fio juga menerimanya dengan baik.
Kring! Kring! Kring!
Bel pelajaran pertama berbunyi, murid-murid bergegas bersiap memulai pelajarannya. Tidak lama guru masuk kedalam kelas, membawa buku juga spidol.
Pelajaran kimia di mulai.
Guru kembali berjalan setelah menyimpan bukunya di atas meja, guru menulis kata di papan tulis.
"Hallo anak-anak, selamat pagi semuanya" ucap pak guru.
"Pagi pak" jawab murid-murid.
"Sebelum masuk kedalam materi selajutnya, saya ingin menanyakan materi yang sudah kita pelajari di minggu kemarin" ucap pak guru.
"Duh mana aku lupa lagi" bisik Gita dari mejanya.
"Sutt!" Tegur Hanna melirik ke arah meja Gita.
"Ada yang tau kemarin kita belajar materi apa ?" Tanya pak guru.
Hening sebentar.
"Sistem koloid bukan pak?" Seseorang murid mengacungkan tangan dengan wajahnya yang ragu.
"Benar" ucap pak Guru sambil menunjuk murid itu dengan spidolnya.
"Duh aku jadi lupa lagi materinya" bisik Fio menundukan kepala.
"Sama Fi, makannya dari tadi aku berusaha biar ga di panggil" bisik Hanna sambil tersenyum.
"Eh kirain Sut! Sut! Tadi ngerti materinya, taunya engga juga" ejek Gita dari mejanya.
"Git, aku serius bukan masalahin kamunya, tapi takut ketauan ngomong aneh aneh" bisik Hanna melirik ke Gita.
"Itu yang di ujung depan" ucap pak Guru.
"Tuh kan Git" lirih Hanna, mereka sali tatap, wajahnya resah.
"Yang duduk di depan sebelah kanan aja" Lanjut pak Guru.
"Yes" bisik Hanna dan Gita kembali melihat ke depan.
"Aku pak?" tanya Fio sambil menunjuk kedirinya sendiri.
"Iya kamu yang rambutnya panjang lurus" ucap pak Guru.
Fio mengangguk cemas, menggigit bibirnya tanpa sadar, "baik pak"
"Jadi sistem koloid itu prosesnya gimana sih?" Tanya pak Guru.
"Ayo semangat Fi" Bisik Gita dari mejanya.
"sialan gita" bisik Fio.
"materi minggu kemarin loh" Lanjut pak guru.
"Euhm.. Jadi koloid adalah jenis he-" tiba-tiba ucapan Fio terhenti.
"he apa?" Tanya Pak Guru.
Murid-murid menempatkan pandangannya ke Fio, semua menunggu jawaban Fio.
"Aku pak"
pak Guru dan murid-murid melirik ke arah suara dari meja ujung belakang.
"Koloid adalah campuran heterogen yang terbentuk dari adanya dispersi suatu zat yang akan di campurkan ke zat lain."
"Ya benar, Lanjut kamu lagi yang duduk di depan, dispersi tuh apa?" tanya pak Guru.
"Aku lagi pak?" Tanya Fio.
"Iya siapa lagi" ucap pak guru.
"Oh iya pak, sekalian yah lanjut. dispersi Adalah zat yang membantu menyebaran dengan merata ke zat yang lain" Ucap Fillo menurunkan tangannya.
"Sip benar, Dicatet yah, biar ga lupa" ucap Pak Guru.
"Iya pak" jawab Fio mengalihkan pandangannya.
"Wih Fillo pinter Juga" Bisik Hanna yang ada di samping Fio.
Fio mengangguk, "uhh makasih Fillo"
Bisiknya.
"Ciee" goda Gita dari belakang meja Fio.
"Sut!" Tangkas Fio melirik kebelakang. Fio melirik ke arah Fillo tapi Fillo tidak memandang balik, Fio menghela nafas.
***
Kring! Kring! Kring!
Bel sekolah berbunyi, pelajaran pertama selesai, pak guru bersiap membereskan barangnya lalu berjalan keluar kelas.
Fio berdiri dari kursinya.
"Mau kemana Fi?" Tanya Hanna.
"Mau ke kamar mandi, sebentar" Jawab Fio.
"Ayo bareng" lanjut Gita dari mejanya.
"yaudah, nanti kalian kekelas lagi gausah tunggu aku yah" ucap Fio.
"Kenapa?" Tanya Hanna berdiri dari kursinya.
"Ga apa apa, pengen diem sebentar" jawab Fio tersenyum.
"O..oke" jawab Gita.
Mereka bertiga berjalan bersama ke lorong toiletnya.
***
Fio masuk kedalam kamar mandinya, sedangkan Hanna dan Gita membasuh wajahnya di wastafel.
Fio menghela nafas, "kenapa jadi aku yang ragu sih" lirih Fio wajahnya sedikit kesal.
Fio menunggu teman-temannya kembali ke kelas lebih dulu. Tidak lama Fio mendengar pintu toiletnya terbuka lalu tertutup kembali.
Fio perlahan menutup toiletnya, lalu Fio duduk di atas toiletnya, menghela nafas, tangan Fio perlahan menutupi matanya. Saat Fio menarik nafas dengan kencang, Fio sudah di berada di Cloom.
Didepan Fio sudah ada layar dan kendalinya, melangkah mendekat, Layarnya bergerak menunjukan rekaman Fio.
Fio perlahan memegang kendalinya, lalu perlahan memutar ke arah kanan, gambar di layar bergerak mengikuti arahan Fio.
Fio terus memutar kendalinya sampai terbentur tidak bisa di putar lagi.
Awal rekaman layar memutar sebuah video hujan yang akan datang saat Fio pulang sekolah lalu berganti cepat tentang Fillo. Fio menatap layar dengan sangat cemas. Fillo terlihat, Sifatnya terus tidak peduli terhadap Fio, rekaman itu mematahkan expetasi Fio.
"ck! kenapa jadi gini sih!" decak Fio tangannya melipat dua di dada.
Rekaman di layar tiba-tiba berhenti, potongan memori selanjutnya terlihat buram, Fio melihat dua orang sedang berdekatan.
Wajah Fio ikut penasaran dengan rekaman yang tidak bisa di putar itu.
TING!
Tiba-tiba Fio membuka matanya, kembali ke kamar mandi, yang duduk di atas kloset.
"duh" lirihnya.
Fio berdiri duduknya, mengelap rok belakangnya. "nanti pulang hujan lagi"
Fio membuka pintu kamar mandi, lalu perlahan melangkah keluar dari kamar mandi.
masuk kedalam kelas lalu, lalu tidak lama bel sekolah menyala kembali. Murid-murid bersiap untuk pelajaran selanjutnya.
***
Kali ini pulang sekolah, Fio dan Fillo benar-benar saling tidak menyapa satu sama lain.
Mereka berjalan bersama tapi beda tempat, Fio di pinggir jalan sebelah kanan Fillo di pinggi jalan sebelah kiri, masing masing membawa payung sendiri-sendiri, bedanya Fio memakai tambahan jas hujannya.
Fillo benar-benar berubah sifatnya seratus delapan puluh derajat dalam waktu sehari, sama Fio pun menjauhi Fillo dalam waktu sehari. mereka sama-sama mempunyai kelebihan melupakan orang dalam waktu sekejab.
Fio menghela nafas, wajahnya dari tadi tidak bisa bergerak melirik ke arah Fillo terus-menerus, "Andai aku normal, aku ga mau jauh dari Fillo" lirihnya, kepalanya menempel lemas di gagang Payungnnya.