"Stop... Stop! Ivan Berhenti!." Teriak Sean kalang kabut pada orang kepercayaan ibunya itu.
"Ya, Tuan." Jawab Ivan patuh memberikan tanda pada sopirnya untuk menghentikan mobil di pinggir jalan.
Sebelum mobil berhenti dengan benar, Sean dengan cepat meraih handle pintu mobil dan melesat keluar, bagaikan petir berlari kearah taman tempat gadis tadi berdiri.
Tingkah aneh Sean membuat Ivan dan Yunxi panik. Mereka segera berhamburan keluar dari mobil menyusul Sean dengan wajah kebingungan.
"Bos, kenapa ya ? Apa aku melakukan kesalahan," Gumam sang sopir gemetaran ketakutan melihat bosnya dan dua orang tamunya berlarian keluar dari mobil.
"Ada apa dengan Tuan ?" Tanya Ivan pada Yunxi dengan napas tersengal-sengal
"Aku tidak tahu tuan kenapa," jawab Yunxi terus meningkatkan laju larinya untuk menyusul Sean.
Sesampainya di tempat Gadis itu berdiri, Sean tidak menemukan siapa-siapa disana bahkan bayangan gadis itu juga tidak ada, ia merasa hatinya terasa kosong dan kecewa. Sean bahkan berlari memutari taman mencari-cari jejak gadis misterius itu. Sadar jika gadis itu telah menghilang membuat Sean berteriak frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.
"Tuan, maaf Tuan, ada apa ? apa yang terjadi ?" Tanya Yunxi panik tanpa sadar ia melemparkan banyak pertanyaan berturut-turut dengan napas terengah-engah karena berlari cepat menyusul Sean.
"Tuan, sedang mencari apa ?" timpal Ivan yang baru saja sampai sembari mengedarkan pandangannya kesekeliling taman untuk melihat apakah ada sesuatu yang aneh hingga tuannya yang terkenal dengan sikap bodoh amat itu bisa bertingkah seperti ini.
Sean tidak menjawab pertanyaan kedua nya, pandangannya tertuju pada jalan setapak di sisi kanan taman, bak di tuntun oleh sesuatu, kakinya melangkah cepat ke arah jalan itu.
"Tuan, tuan,tuan..." panggil Ivan dengan teramat kebingungan menyusul tuannya yang sudah memasuki jalan itu.
"Akkhh.., sialan, bagaimana kalau tuan tersesat," ucap Ivan menggerutu kala melihat Bosnya sudah menghilang.
Sean terus berjalan cepat dan hampir setengah berlari menyusuri jalan setapak itu hingga ia sampai di ujung jalan yang ternyata mengarah ke jalan besar yang tadi mereka lewati, Sean bisa melihat ada sebuah taksi kuning yang telah melaju meninggalkan tempat ini.
"Akhhh... Sialan, aku kehilangan jejaknya," umpat Sean terlihat sangat frustasi.
Selangkah lagi, hanya selangkah lagi ia akan bertemu wanita itu namun gagal karena ia terlambat menyadari keberadaan Gang sempit ini.
"Tuan! Ada apa ? " Tanya Yunxi lagi.
"Tak apa ayo kembali," jawab Sean tanpa menjelaskan apapun pada kedua orang kepercayaan keluarga itu yang membuat keduanya hanya saling bertukar pandang dan mengangkat bahunya, tak mengerti dengan sikap Sean.
Saat sudah berada di Villa, Sean sama sekali tidak bisa beristirahat mengingat wajah gadis yang ia lihat tadi, Sean berkali-kali menghembuskan nafas kasar baru kali ini ia merasa begitu frustasi hanya karena seorang gadis.
Sean akhirnya memutuskan untuk berendam air hangat di campur aromatherapy dengan perpaduan wangi lavender kesukaannya untuk merilekskan pikirannya dan ini terbukti membantu sedikit menenangkan pikirannya.
"Aku pasti akan menemukan mu, di mana pun kamu berada."
"Jadi tolong tetap di tempat mu dan tunggu aku." gumam Sean menatap langit-langit kamar mandi.
Dua jam berlalu Sean akhirnya keluar dari kamar mandi dengan ujung jari keriput akibat berendam terlalu lama. Bukannya langsung mengenakan pakaian yang hangat Sean malah berjalan ke balkon kamar pribadinya dengan rambut basah dan masih menggunakan handuk kimono.
Sean malah duduk di sana menikmati pemandangan langit malam beradu dengan suara deburan ombak.
Pikirannya lagi-lagi penuh dengan sosok wanita yang ia lihat hari ini. Mereka sangat mirip hanya penampilannya saja yang berbeda, saat Sean tengah larut dalam pikirannya, dia tidak menyadari kalau ada seseorang yang tengah berjalan mendekatinya.
Seorang wanita muda dengan tubuh tinggi dan langsing bak seorang model profesional, berparas cantik dengan sorot mata menggoda, kulit putih bersih terawat dengan baik, terlihat jelas dia telah menjalani kehidupan yang nyaman dalam gelimangan harta.
"Sayang," Sapa wanita itu seraya mendekatinya.
"Sudah larut malam, kamu belum mau tidur juga, Sean ?" Tanya wanita itu dengan nada merdu seraya mengalungkan lengan nya manja di leher sean.
Wanita cantik ini terlihat begitu menggoda dengan balutan dress selutut berwarna hitam sexy yang terbuka sana sini dan hampir melekat erat di tubuhnya, memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh sintalnya yang indah ditambah Highheels cantik setinggi 7 centi menghiasi kakinya.
"Sean" panggilnya lembut namun pria yang di panggil wanita itu bersikap acuh tak acuh, dia bahkan tidak peduli saat wanita itu mengalungkan lengannya di leher Sean mencari perhatian.
"Kenapa kamu ke Indonesia tanpa mengabariku, aku jadi tidak bisa menjemputmu di bandara," tanya dengan wajah merengut kesal.
"Malah Ivan yang menjemput" ucap wanita itu merajuk manja.
Wanita itu mengernyitkan dahinya tak suka dengan sikap diam Sean yang tidak sedikitpun membalas baik ucapan maupun sentuhannya walaupun dia tau sejak kecil temperamen pria di depannya ini sangat dingin dan tanpa perasaan pada sesuatu yang tidak dia sukai namun dia masih tidak terbiasa, dia masih berharap pria ini bisa kembali seperti dulu bersikap hangat dan penuh perhatian padanya seperti saat mereka masih kecil.
"Aku tadi menghubungi mu berkali-kali dan ponsel mu tidak aktif, kenapa kau mematikan ponsel mu hmm... ?" Tanya wanita itu tetap berusaha sabar dengan mode beruang kutub Sean yang semakin hari semakin dingin tanpa sedikitpun terlihat ingin mengakhiri masa hibernasinya.
"Aku sampai harus buru-buru kesini karena mengkhawatirkan mu, aku takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada mu, apalagi cuaca di Madrid dan di Indonesia jauh berbeda. Aku khawatir kamu belum bisa menyesuaikan diri," ucap wanita itu lagi dengan nada khawatir saat melihat tidak ada respon apapun dari pria di depannya.
Sikap sean terhadapnya benar-benar membuat Jessie terkadang jengkel, kalau saja dia tau lebih awal Sean tidak akan membalas cintanya maka dia tidak akan memberikan hatinya pada teman masa kecilnya ini. Membuang banyak waktu berharganya pada Pria seperti Sean yang tidak tahu cara menghargai wanita yang mencintainya.
Penyesalan teramat sangat dirasakan oleh jessie kalau saja dia tahu lebih awal akan di perlakukan seperti ini, dia akan menjauh dari Sean agar tidak jatuh cinta pada pria ini namun sekarang semuanya sudah terlambat sebelum dia bisa menghindarinya dia sudah sedari awal jatuh kedalam pesona pria dingin di sampingnya.
Jatuh cinta pada pria ini merupakan kesalahan terbesar dalam hidup Jessie, cintanya berlabuh di landasan yang tidak tepat, selain sakit hati yang di dapatkan akibat cinta yang tidak berbalas, Jessie juga harus extra sabar dengan sikap dingin dan pengabaian dari Sean. Terkadang dia ingin mundur namun logikanya mengatakan untuk maju apalagi orangtuanya sangat mendukungnya untuk bisa menaklukkan Sean karena jika dia berhasil maka seluruh harta kekayaan Sean yang senilai triliyunan dolar akan jatuh ketangannya. Ya, dia akan menjadi Nyonya muda D'Angelo yang terhormat.