Peri Ella diam saja melihat Cindy yang grasak-grusuk ke sana dan kemari. Ia tahu gadis itu sedang bertaruh dengan waktu. Ada hal sangat penting yang ia tahu sedang terjadi. Bisa saja saat itu ia menawarkan bantuan, bukan? Lalu mengapa tidak? Oh, jangankan bantuan, keberadaannya saja masih menjadi tanda tanya.
"Apa ada yang bisa aku bantu wahai manusia? Hm …." Peri Ella menjadi sedih melihat ekspresi Cindy saat memegang ponsel setelah menghubungi saudarinya. "Apa terjadi sesuatu? Ah, sepertinya aku sudah tahu … hm … bisakah aku membantumu? Yaks! Seandainya bisa aku katakan secara langsung," gumamnya dalam hati. "Oh, tolong … jangan memasang wajah seperti itu …."
Masih dilihatnya Cindy yang terburu-buru mengambil tas, dan juga dompet. Gadis irtu terlihat ingin mandi sebelum akhirnya memutuskan untuk tidak melakukannya. Peri Ella memalingkan wajahnya tatkala Cindy tiba-tiba membuka baju dan mengganti dengan kaos berwarna kuning. Tidak itu saja, kardigan juga dipakainya lagi.
