"Sudah sesuai aplikasi ya, Mbak ...."
"Iya, Pak. Satu-satunya pemakaman di kota ini kan di sana ... apa perlu aku perjelas lagi?" Anti benar-benar sedang tak dalam mood yang bagus. Sebuah pertanyaan yang seharusnya bisa dijawabnya dengan santai, tak bisa keluar begitu saja. Itu bahkan terdengar seperti jawaban setengah marah.
Sopir itu akhirnya memilih diam dan menyetir dengan hati-hati. Penumpang cantik kali ini bukanlah penumpang yang suka mendengar pertanyaan basa-basi seperti yang sering ia lontarkan pada penumpang lainnya.
Jalanan yang mulai sepi dan juga pohon-pohon yang rindang menandakan lokasi tujuan yang semakin dekat. Anti meminta sopir untuk berhenti sebentar di gerbang untuk membeli bunga. Lalu, perjalanan mereka di lanjutkan lagi.
"Kalau Mbak mau, saya bisa menunggu. Nanti Mbak cukup membayar sesuai tarif saja. Enggak apa-apa, Mbak." Sopir itu mencoba melakukan tawar-menawar.