Nia keluar dari kamarnya, berlari menuruni tangga yang hampir membuatnya jatuh. Lalu berlari ke ruang keluarga tapi tak ada ibunya.
Gadis rambut lurus sepinggang itu melangkahkan kakinya menaiki anak tangga. Pahanya keram ketika sampai di atas. Napasnya terengah lalu dengan langkah terseok, ia mengetuk pintu kamar yang pegangan pintunya terdapat ukiran batik.
Pintu terbuka. Sekar menatap anaknya yang mengigit bibirnya. Manik coklatnya membulat kala anaknya tiba tiba memeluknya. "Aku minta maaf," lirih Nia. Sekar meneteskan air mata lalu membalas pelukan anaknya.
#
.
.
Nia dan Sekar duduk bersampingan di ranjang king size. Tangan Sekar mengenggam anaknya yang sesenggukan di bahunya. Ia mengelus lembut tangan anaknya, sesekali menepuk nepuk bahunya. Nia menyandarkan kepalanya ke bahu Sekar, air mata terus mengalir seiring hatinya yang kian bersalah. "Sstt sayang, Ibu maafin kamu. Ibu juga minta maaf udah bentak kamu," sesal Sekar menangkup wajah Nia.