"Kau melakukan kesalahan lagi?" tanya Tae Jung yang begitu marah saat dia baru saja sampai di mansion melihat Eun Ra sedang berbicara manis dengan adiknya.
Sepertinya kalau ini Tae Hyun benar-benar semakin membuat Tae Jung harus membuat penegasan dan beberapa perintah resmi pada Eun Ra untuk kembali tahu diri.
Tae Jung kesal, dia lelah, semuanya terlihat tidak dilihat oleh Eun Ra. Tae Jung yang membeli Eun Ra akan tetapi jumlah perhatian dan kepatuhan yang Eun Ra miliki justru termakan habis oleh adiknya yang terlalu banyak bicara kepadanya.
Kepada Tae Jung. Eun Ra terlalu mengatakan menurut, selebihnya Eun Ra akan melupakan apa yang sudah dia janjikan pada Tae Jung, dan mengulang kesalahan yang sama seperti sebelum.
"Berikan aku alasan kenapa kau melakukan ini, Eun Ra," minta Tae Jung dengan memberi alasan dan beberapa hal dan waktu dimana sejujurnya sudah kesekian kalinya juga Eun Ra memdapatkan kesempatan juga kebebasan.
Kali ini Tae Jung tidak menyukainya, melihat Eun Ra sedikit terluka membuat Tae Jung merasakan rasa sakitnya menjadi serius, melihat Tae Jung melihat dengan wajah yang serius kali ini membuat Eun Ra merasa sangat ketakutan. Ada masalah serius yang tidak bisa Eun Ra jelaskan yang sedang dia pikirkan dengan wajah sangat serius kali ini.
"Bisa ku perjelas saja sekarang?" tanya Eun Ra langsung pada apa yang ingin dia berikan alasannya. "Apa? Beri aku penjelasan sebelum aku tidak ingin percaya lagi untuk yang kesekian kalinya," jawab Tae Jung dengan mengambil duduk di sofa kecil di kamar Eun Ra dan melirik beberapa sudut dimana kamar Eun Ra cukup berantakan hari ini.
"Kau tidak menjaga kamarmu?"
"Apa pekerjaan yang ku berikan padamu sangat membuatmu kelelahan sampai kamarmu sudah seperti kapal pecah seperti ini?" tanya mengerikan Tae Jung yang tidak membuat Eun Ra merasa sangat bersalah karena kamarnya sudah sangat tidak terwaat hari ini.
"Maaf tuan," ucap Eun Ra dengan menundukkan kepalanya pelan, Tae Jung memutar bola matanya malas begitu melihat apa yang sudah dua lakukan dan apa yang dia dapatkan kali ini.
"Ya, katakan sekarang," minta Tee Jung memberikan Eun Ra waktu untuk menjelaskan kenapa Ji Kang memintanya pulang dengan mengataka Eun Ra terlukan dan, ya ini tidak buruk.
Setidaknya Eun Ra masih bisa berdiri di kamarnya kali ini. "Aku sudah membersihkan gudang. tuan. Dan juga beberapa pekerjaan dapur sebagian. Kak Ji Min memintaku membantunya, aku membantu."
"Saat aku selesai membantu pekerjaan Kak Ji Min aku sudah melihat gudang berkas berantakan lagi tuan Tae Jung. Saat dua jam yang lalu aku selesai dengan gudang berkas aku kembali ke kamar untuk beristirahat. Melihat kamarku seperti ini aku merasa malas mengerjakannya."
Ini penjelasan, cerita cukup serius dari Eun Ra yang meminta lembelaan dan setidaknya Eun Ra mendapatkan pekerjaan lain yang tidak berurusan dengan Ji Min.
"Apa kau pikir aku percaya?" tanya Tae Jung pada Eun Ra langsung pada intinya begitu mendapati Eun Ra menjelaskan segalanya.
"Tentu, bukankah kau percaya padaku tuan Tae Jung?" tanya balik Eun Ra sama sekali tidak merasa terbebani dengan masalah ini karenanya Eun Ra menanyakan hal seserius ini.
"Tidak, aku tidak percaya padamu karena terus terang saja Eun Ra." Tae Jung terkekeh kecil dengan mengambil langkah berdiri untuk melihat wajah Eun Ra yang berubah pucat.
"Kau terlalu lemah untuk diperkerjakan. Baiklah, sepertinya tempatmu bukan di sini," sadar Tae Jung membuat Eun Ra mengernyit bingung, kedua alisnya terangkat serius.
"Tempatku?"
"Tempatku dimana, tuan Tae Jung?" tqnya Eun Ra memintanya dengan wajah dan mata berbinar penuh harapan.
"Di bawahku, kau tahu dimana tempat di bawah ku?" Alis Eun Ra menyatu begitu serius kali ini, ada beberapa hal yang perlu diperjelas kali ini. "Di bawah kakiku, kau tahu?"
○○○
Lima jam setelah tadi.
Tepatnya pukul lima pagi dini hari.
"Bersihkan dalam sepatuku! Eun Ra," titah Tae Jung member perintah membuat Eun Ra kembali menghela nafasnya pelan dan berusaha sabar.
"Kau ingin aku menyelesaikan, aku membersihkan jas kantormu atau membersihkan kaos kaki milikmu dulu, tuan Tae Jung?" tanya balik Eun Ra untuk memberi Tae Jung sedikit cepat bagi Eun Ra menyelesaikan pekerjaan yang terlalu serius untuk dikerjakan dengan hati-hati dan rapi.
"Bersihkan ketiganya, kenapa kau lemah dan lambat sekali Eun Ra? Bagaimana aku bisa menaruhmu pada pekerjaan pembantu saat pekerjaanmu saja tidak setara dengan mereka dan kecepatannya pun terlihat seperti itu." Tae Jung menganggap remeh Eun Ra, kali ini lebih serius dari yang Eun Ra pikirkan.
"Apa aku meminta pekerjaan pembantu di sini? Sama sekali tidak, aku tidak meminta untuk dipekerjakan disini. Lebih baik tidak daripada beberapa hal yang lebih serius dari itu."
"Kkkk... Berhenti bermimpi, kau ku beli, bukan kau ku jual yang harus ku elus-elus setiap jam." Tae Jung menertawakan apa yang Eun Ra bicarakan, Tae Jung sama sekali tidak serius dengan apa yang dia tertawakan. Hanya saja melihat seorang Eun Ra tidak tahu diri, Tae Jung hanya kesal saja.
"Tidakkah kau menyukaiku tuan Tae Jung?" tanya Eun Ra dengan wajah sangat percaya diri dan mendekatkan tubuhnya menempel lekat pada tubuh tinggi Tae Jung yang membuat Tae Jung mendapat ketieak warasannya karena terlalu dekat.
"Menyukaimu?" tanya balik Tae Jung yang justru melawan dengan jelas bagaimana Eun Ra berusaha mempermainkannya dengan jelas. "Ya, aku bisa melihat tuan Tae Jung melihatku dengan wajah yang berbunga-bunga. Apa aku kembali tidak tahu diri tuan Tae Jung?" tanya Eun Ra dengan memastikan matanya melihat ke arah wajah Tae Jung dengan sangat serius mencari tahu jawabannya.
"Ya, kau tidak tahu diri," jawab Tae Jung dengan mendorong wajah Eun Ra menjauh dari dirinya.
DUK!
"Menjauh dariku, sialan!" minta Tae Jung agar Eun Ra menjauh darinya begitu dengan jelas Eun Ra berusaha mencari tahu.
"Kenapa? Aku bisa melihatnya," bantah Eun Ra membuat Tae Jung memutar bola matanya malas dan melihat wajah Eun Ra dengan tatapan tajam dan serius. "Bisakah satu kali saja kau tahu diri?"
"Jangan mengharapkan langit saat kau adalah tanah. Jangan berharap kau menjadi tinggi saat kau adalah manusia rendahan. Jangan mengharapkan hal yang tidak jelas Eun Ra," nasihat Tae Jung pada Eun Ra agar jalang nya itu tidak begitu beeharap lebih.
"Kau berhasil menjauhi adikku? Apa kau melakukannya?" tanya Tae Jung lagi mengulangi inti masalah membuat Eun Ra mengerucutkan bibirnya lumayan kesal.
"Ya, aku mengulanginya lagi," jawab Eun Ra lagi membuat Tae Jung menghela nafasnya berat.
"Besok aku harus menyiapkan satu barang untukmu," ucap Tae Jung dengan menarik keras rambut kepala Eun Ra begitu saja.
"Akh!" ringis kecil Eun Ra yang cukup terkejut begitu Tae Jung melakukannya hal lain.
"Kenapa? Kau akan menyimpulkan aku mencintaimu hanya dengan aku menciummu?" tanya Tae Jung langsung pada Eun Ra yang yang terdiam menahan nafasnya begitu Tae Jung mendekatkan bibirnya pada bibir Eun Ra detik itu juga.
Chu~
Tae Jung mengigit bibir bawah Eun Ra dengan kasar dan memasukkan lidahnya masuk ke dalam rongga-rongga mulut Eun Ra langsung memberikan liurnya pada Eun Ra saat itu juga.
"Telan ludahku, agar kau patuh padaku, jalang," titah Tae Jung membuat Eun Ra tidak bisa berkata-kata karena Tae Jung kembali memasukkan lidah dan ludahnya secara bersamaan.
"Hhhmmmpptt..."
"Telan, sialan."