Berkali-kali Puspita melirik bingung ke arah Joe, namun pria itu sama sekali tidak mempedulikan tatapan bingung Puspita.
Joe terus berjalan dengan cueknya, sementara Puspita terus mengekorinya dengan bingung.
"Kita sampai." gumam Joe.
Puspita menatap bingung makam yang tepat berada di depan mereka itu. Saat Joe mengajaknya tadi, ia pikir, Joe akan membawanya ke rumah kakaknya, ke pertrmuan, atau sebagainya. Tapi makam?
"Hai, Kak. Aku datang, gadis itu juga datang bersamaku. Kau lihat kan? Aku tidak bohong kan?"
Joe berjongkok dan mengusap pelan batu nisan bertuliskan nama seorang perempuan tersebut.
Dia kah kakak Joe?
Dia sudah meninggal?
Apakah seseorang yang Joe bicarakan saat di restoran tempo hari itu adalah kakaknya?
Ada begitu banyak pertanyaan yang berputar-putar di kepala Puspita.
Joe sendiri hanya melirik ke arah gadis itu dan tersenyum tipis.
"Pus, dialah kakakku." kata Joe pelan.
Puspita mengangguk pelan.