Lama berbincang dengan pemilik perusahaan besar itu membuat mood Anora menjadi kacau. Senyumnya tidak lagi seteduh biasanya, ia tampak kacau dan lelah, meski demikian ia tetap cantik.
Anora berjalan meninggalkan gedung besar itu, setelah sebelumnya ia mengucap terimakasih pada stpam yang membantunya membuka pintu. Anora selalu mengutaakan kesopanan, hal yang selalu ia utamakan dalam karakternya.
Gadis itu berjalan ke halte bus yang tidak jauh dari tempatia berdiri.
" tidk ada salahnya aku pulang naik bus. Toh aku tau seluk beluk kota ini," pikir Anora yang ikut mengantri menunggu kedatangan bus itu.
Dari kejauhan, tampak Sean mengamati Anora dari dalam mobil mewah miliknya.
Ia tersenyum melihat kepolosan gadis itu, ia sama sekali tidak brubah. Tidak merasa gengsi atau berbeda dengan orang lain.
Dhuar!!!!
Sepertinya cuaca tidak bersahabat hari itu, Anora semakin merapatkan tubuhnya ke dinding halte agar tidak terkena air hujan yang perlahan membasahi bumi.
