Yoshita sudah tak ada dalam ruangan itu, tapi udara di sana terasa semakin panas dan sesak.
Mindy berbaring memunggungi suaminya, merasa tak ingin melihat wajah suaminya. Aryandra berjalan keluar dari ruangan itu, saat ini dia sangat marah karena tingkah Yoshita dan dia sekaligus juga merasa gelisah karena kata-kata istrinya. Mereka harus dalam keadaan tenang agar bisa menyelesaikan masalah ini.
Melihat suaminya keluar tak ada lagi didekatnya, Mindy mengambil ponselnya. Berbicara dengan atasannya tentang keadaannya. Kontrak kerjanya akan habis dalam dua bulan ini, sementara dia harus beristirahat selama satu bulan hingga gips di kakinya dibuka. Mindy ingin meminta kebijaksanaan atasannya agar dia dapat mempercepat pemutusan kontraknya.
" Apakah anda tak ingin memperpanjang kontrak dengan perusahaan ini lagi Mindy" tanya atasannya. Mindy memberi alasan dia ingin beristirahat dan mencari suasana baru. Sebagai ketua tim IT , Mindy dinilai sangat mampu, walau hanya staff kontrak tapi perusahaan memberi fasilitas dan gaji yang setara dengan karyawan tetap. Tapi Mindy harus keluar dari sana, dia harus melakukan sesuatu.
Mindy mengingat-ingat ketika dia dan Aryandra masih di SMA, banyak gadis-gadis yang menitipkan surat cinta mereka buat Aryandra melalui Mindy. Mindy dan Aryandra tak berpacaran ketika itu, tapi mereka selalu dekat, dekat yang tak terpisahkan.
Lalu ketika mereka kuliah, itu adalah saat-saat yang kacau karena mereka tak dalam jurusan yang sama, letak kampus mereka berjauhan. Entah kenapa Aryandra tumbuh menjadi pria yang tampan, mata dan senyumannya sering membuat masalah dengan para mahasiswi lainnya.
Mindy sering mengeluhkan " kenapa dia harus tumbuh tampan seperti ini, ini sangat merepotkan sekaligus melelahkan". Aryandra selalu tersenyum dengan keluhan Mindy, dia mengabaikan semua gadis yang mengejarnya.
Sekarang Mindy bertanya-tanya Aryandra mengabaikan mereka karena Mindy selalu ada disisinya atau karena Mindy ada di hatinya? "..."
Beberapa minggu lalu, seorang teman semasa kuliahnya menawarkan pekerjaan, tapi karena lokasinya yang terlalu jauh Mindy menolaknya, namun saat ini Mindy berpikir itu mungkin satu hal yang harus diterima, sekaligus untuk menghilang dari Aryandra.
Ya, dia harus menyudahi semua ini, dari awal hingga akhir dirinya selalu mengejar, menempel, berkorban untuk selalu ada disisi Aryandra tanpa tahu perasaan pria itu terhadap dirinya seperti apa. Dia harus pergi!! Apakah dia sanggup jauh dari sisi pria itu, itu perkara nanti, jangan dipusingkan sekarang.
Mindy telah kembali berbaring dan selesai menelpon temannya ketika Aryandra masuk kembali keruangan itu. Ketika dia hendak berbaring di sofa, dia mendengar Mindy berkata " Besok aku ingin pulang, istirahat dirumah saja"
" Ya.." jawab Aryandra singkat.
"Tinggalah di panti sampai dapat rumah kontrakan" sambung Mindy.
Aryandra "...."
Tak mengatakan apapun