Mindy menatap langit-langit kamar hotel yang ditempatinya, badannya terasa tak memiliki tenaga setelah berada dalam mobil selama dua puluh empat jam, dia meninggalkan ibukota menuju kota S dengan menggunakan mobil sewaan. Jika dia menggunakan pesawat, Aryandra akan sangat mudah melacak kemana dia pergi. Besok pagi dia akan melanjutkan perjalanannya ke kota JP dengan penerbangan paling pagi menggunakan pesawat kecil milik perusahaan yang akan mempekerjakannya. Pelarian yang sempurna.
Ponsel Mindy terus berdering seharian ini, melihat nama pemanggil di layar ponselnya tatapan wajah letihnya menjadi tatapan sedih. Sudah dapat dibayangkannya seperti apa kacaunya Aryandra mencarinya saat ini.
Pria itu selalu menjaganya, tak pernah menolak apa kemauan istrinya, dia seperti tak memiliki keinginan jika berhadapan dengan istrinya, segala yang diinginkan Mindy adalah juga yang diinginkan Aryandra. Betapa egoisnya Mindy menilai dirinya sendiri. Mungkin jika dia dengan wanita lain, Aryandra dapat mengekspresikan diri dan dapat mengatakan semua yang ingin dia katakan dan lakukan, pikir Mindy.
Ponselnya masih saja terus berdering, Mindy ragu untuk menjawabnya tapi tetap dilakukannya " Ya Yan..." suaranya terdengar setenang mungkin.
" Kenapa gak jawab telepon aku seharian ini, kamu ngapain sih" terdengar suara sedikit marah dari ujung sana.
"Aku seharian ini dirumah sakit, ini jadwal konsultasiku kan Yan" Mindy memberi alasan. Mendengar kata-kata istrinya Aryandra langsung merasa bersalah, kenapa dia bisa melupakan hal sepenting itu? " Kenapa kamu tidak bilang ke aku, bagaimana kamu bisa pergi sendirian dalam keadaan seperti itu?" suara Aryandra jelas terasa menyesal dan sedih. "Tak apa Yan, kamu pasti sangat sibuk di kantorkan" jawab Mindy.
"Oke, kamu lanjutin istirahatnya. Aku masih banyak pekerjaan" Nada lega terdengar dari ujung sana. "Baiklah..." jawab Mindy. " Yan, sehat terus ya, jangan sakit-sakit" Sambung Mindy sebelum menutup sambungan telepon. Air matanya mengalir dalam diam, selama pria itu baik-baik saja maka seluruh dunia ini juga akan indah.
Aryandra masih tetap memandangi ponselnya setelah pembicaraan mereka berakhir, kenapa tiba-tiba hatinya terasa sakit, dunia ini serasa kosong. Perasaan apa ini?