Chereads / Cinta Tanpa Kata Cinta / Chapter 10 - Kehilangan...

Chapter 10 - Kehilangan...

Aryandra masih duduk bingung di sofa, ibu panti asuhan mereka mengatakan istrinya tak ada disana.

Aryandra memberanikan diri menelpon nomor Mindy, tapi tak ada jawaban sampai dering berakhir. Dicobanya berulang-ulang tapi tetap sama, tak ada jawaban.

Rasanya seperti berabad-abad menunggu wajah istrinya muncul di pintu rumah mereka.

Evakuasi dari dasar jurang sangat lamban.

Medannya sangat terjal dan licin karena guyuran hujan, tim sar harus ekstra hati-hati.

Aryandra terbangun dengan suara ponselnya, jamnya menunjukkan angka dua.

Nomor tak dikenal, pada panggilan kedua baru Aryandra menjawab.

Setiap kata yang disampaikan si penelepon membuat dunianya runtuh, semuanya menjadi kabur. Ketika sipenelepon memberikan alamat, tangannya bergetar memegang pena. Ketika panggilan itu berakhir Aryandra tak tahu apa yang harus di perbuat.

Ditariknya nafas dalam-dalam, berusaha menahan air matanya dan tetap tenang.

Tak ada siapapun yang bisa dihubunginya saat ini.

Aryandra langsung menelepon taksi, hanya wajah istrinya yang terbayang saat ini.

Mindy tiba dirumah sakit dalam keadaan pingsan. Ruang UGD itu sesak dengan para korban luka.

Mindy merasa seperti kehilangan sesuatu yang berharga, perasaan itu semakin membuatnya tenggelam dalam kegelapan. Dia tak ingin terbangun!

Dengan tubuh gemetar Aryandra langsung menuju UGD.

Para dokter dan perawat sangat sibuk dengan korban yang terus berdatangan.

Dihampirinya ranjang pasien satu persatu.

Rasanya kakinya seperti tak bisa lagi melangkah ketika akhirnya dia melihat sosok yang terbaring di depannya.

Itu istrinya, masih dengan pakaian yang dikenakannya tadi pagi, ada darah dimana-mana.

Cepat dia menghalau orang-orang yang menghalangi langkahnya.

Digenggamnya tangan istrinya, sangat dingin. " Apakah ini keluarga anda " tanya perawat yang melihatnya.

" Ya..." angguk Aryandra, kakinya serasa tak bisa menopang tubuhnya lagi.

Perawat tadi terdengar memanggil dokter.

Aryandra terduduk lemah di lorong rumah sakit.

Dokter yang berbicara dengannya tadi mengatakan istrinya mendapat banyak luka dan tulang kakinya patah.

Mendengar berita itu saja membuat hatinya sakit.

Dan ketika dokter mengatakan istrinya mengalami pendarahan hebat, sepertinya kehamilannya sulit dipertahankan.

Maka runtuhlah dunia Aryandra, Mindy sangat menginginkan bayi itu.

Mereka menunggunya selama dua tahun ini, jika Mindy sadar dan mengetahui bayinya tak ada bersamanya lagi maka itu akan jadi kesalahan dirinya.

Wajah Aryandra penuh penyesalan menatap kosong langit-langit lorong rumah sakit itu.

Di dunia ini Aryandra hanya memiliki Mindy, begitu juga Mindy hanya memiliki Aryandra sebagai satu-satunya ikatan keluarga.

Mereka sangat mendambakan anak untuk menambah ikatan yang lain.

Dulu mereka adalah teman, lalu menjadi sepasang kekasih, sekarang mereka adalah suami istri, dan mimpi mereka selanjutnya adalah menjadi ayah dan ibu.

Tapi kini karena kesalahan-kesalahan Aryandra, mimpi mereka buyar.

Andai saja dia bisa menahan gejolak hasratnya terhadap Yoshita, maka Mindy tak akan mengalami ini.

Aryandra merasa takut Mindy akan meninggalkannya.

Didalam cerita hidupnya selalu ada Mindy disana, ada pengorbanan Mindy didalam apa yang diraihnya saat ini.

Seperti apa hidupnya tanpa Mindy...