Chereads / Cinta Tanpa Kata Cinta / Chapter 9 - Amis Darah

Chapter 9 - Amis Darah

Aryandra masih bingung mencari tumpangan, hatinya bertambah gelisah ketika hujan turun. Berteduh di bawah pohon yang tumbuh berjejer di area parkir itu, hatinya semakin gelisah dan takut melihat hujan semakin deras. Langit benar-benar gelap seperti malam, padahal ini masih sekitar jam dua siang.

Rasa pedih bergelayut dihatinya.

Bau amis darah tercium olehnya, dilihatnya sekeliling tapi tak ada siapa-siapa disini. "Darimana bau ini berasal" bisiknya dalam hati. Rasa takut mulai menutupi dirinya, wajah istrinya tergambar jelas dalam benaknya.

Yoshita mengintip kedalam tenda Aryandra, tak terlihat ada orang didalam.

" Kemana pria itu? " pikirnya.

Yoshita menyesal menemui Mindy kemarin, membuat hubungan dirinya dan Aryandra kacau. Jauh dari dugaannya.

Akhirnya Aryandra menemukan taksi.

Dia menatap keluar jendela, memikirkan apa yang akan dihadapinya ketika bertemu Mindy.

" Ada apa pak, kenapa ramai disini " tanya Aryandra ke supir taksi, ketika dilihatnya banyak orang yang berkerumun di tepi jalan.

" Ada kecelakaan tadi Pak, bis wisata masuk kejurang" jawab supir.

Terpikir olehnya sesuatu yang buruk, tapi Aryandra langsung menepisnya.

Taksi itu berjalan melambatkan,.

Aryandra melihat ketepi jurang, terlihat sangat dalam. Istrinya pasti telah sampai dirumah, dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Yoshita yang tak menemukan Aryandra setelah berkeliling mencari, langsung mencari nomor pria itu di handphonenya.

Melihat nama di layar ponselnya, Aryandra enggan menjawab panggilan itu.

Sudah cukup masalah yang mereka berdua timbulkan.

Aryandra merasa dia memang memiliki perasaan yang berbeda kepada Yoshita, tapi dia juga tak ingin kehilangan istrinya. Mindy lebih berharga dari apa pun.

Aryandra menemukan pintu rumah masih terkunci.

Apakah mindy belum tiba dirumah, kemana dia?

Aryandra melihat pakaian dan barang-barang Mindy masih pada tempatnya.

Aryandra menelpon ke ibu Panti Asuhan mereka, hanya itu satu-satunya tempat yang dirasa Aryandra mungkin didatangi Mindy selain rumah mereka.

Mindy merasakan seluruh tubuhnya sakit, dicobanya menggerakkan kakinya tapi terasa berat. Mindy mencoba merayap untuk mencari jalan keluar dari Bis, ada pecahan kaca dimana-mana.

Dilihatnya sekeliling, banyak tubuh penuh darah tergeletak dimana-mana.

Suara rintihan bercampur suara tangisan.

Kaca jendela di dekatnya telah pecah, Mindy membersihkan sisa-sisa serpihan kaca dari sisi-sisi jendela dengan sisa tenaganya.

Matanya serasa enggan terbuka, tapi Mindy bertekad harus keluar dari sana.

Dengan merayap Mindy menarik tubuhnya sendiri dengan susah payah.

Suara suaminya seperti terdengar memanggil.

Air mata Mindy bercucuran, terasa perih.

Ketika berhasil menyeret tubuhnya keluar dari bis, Mindy tak bisa membuka matanya lagi.

Hanya rasa sakit di perut bagian bawahnya yang tak tertahankan membawa semuanya menjadi gelap dan kosong.