SEMUA AKAN BAIK-BAIK SAJA
Tidak semua orang itu memili keberuntungan yang sama. Bahkan terkadang orang yang paling beruntung sekali pun pernah iri dengan hidup kita.
Hidup memanglah berjalan sesuai dengan alurnya, namun sebagai manusia kita tentu harus punya alur untuk hidup kita. Kita harus punya mindset untuk hidup kita biarkan hidup kita menjadi lebih menantang.
Jangan kalah dengan dunia yang semakin keras karena jika kita lebih keras dengan dunia maka dunia itu akan melunak pada kita. Jangan terkecoh dengan hidup enak orang lain, karena yang perlu kita lihat adalah perjuangan orang itu untuk sampai di hidupnya yang sekarang.
Dari kecil Deka memang sudah di didik keras oleh orang tuanya, maka saat dewasa pun ia tumbuh menjadinlelaki yang pekerja keras. Tak salah jika sifatnya dingin, karena setelah ia berusia 17 tahun ia kehilangan kehangatan dalam keluarganya. Dan sifatnya yang lain yang ia sering bergonta gant wanita untuk menemani malamnya adalah berasal dari itu.
Selain sng mama Deka menganggap kalau semua wanita d luar itu sama. Maka dari itu ketika mamanya menyuruhnya untuk segera menikah Deka selalu menolak.
"kalau bukan demi mama ingin cucu sampai matin pun aku tidak akan menikah," ujar Deka.
Ia melajukan mobilnya ke arah rumahnya. Ia baru saja pulag dari kearjaanya namun sang mama memintanya untuk datang ke rumahnya. Dengan malas akhirnya Deka mengiyakan permintaaan sang mama.
Sampai di rumah Deka sudah di sambut hangat oleh fanya dengan dress yang tadi Deka kirim untuk Fanya.
"mau langsung berangkat?" tanya Fanya
"jelas, menurut kamu aku masih harus menunggumu? Wakyuku sangat berharga dari pada harus menunggumu." Kembali lagi sikap Deka mulai dingin. Baru saja kemarin Fanya ,erasakan kalau Deka sedikit peduli dengannya.
"aku juga siap dari tadi jadi kamu tidak perlu repot-repot menunggu," sahut Fanya tidak kalah dingin.
Fanya pun langsung keluar mengikuti langkah Deka, kalau saja Fanya bisa merontak tentu saja saat ini Fanya memilih untuk tidur saja dari pada menemani Deka ke rumah mamanya.
"kenapa kamu?" tanya Deka yang melihat muka Fanya terlihat angat masam.
"bisakah kamu tidak usah marah-marah padaku, aku sebentar lagi akan menjadi istrimu jadi bisakah sedikit romantis," ucap Fanya.
"pernikahan kita hanya di atas kontrak, jadi tidak perlu romantis-romantis segala."
"aku tau pernikahan kita hanyalah di dalam kontrak saja, tapi ikatan kita itu sah di dalam negara. Jadi aku adalah tetap istrimu.'
"oke, aku akan mencobanya tapi aku tidak berjanji."
Mendengar itu Fanya sangat lega. Kini tugasnya adalah ia harus membuat Deka nyaman berada di dekatnya, karena ia ingin pernikahan inin adalah pernikahan pertama dan terakhir untuknya.
Meraka telah sampai di rumah mama Deka. Lelaki itu langdung mengajak Fanya menemui ibunya.
"Ma Deka datang," ucapnya.
"sayang, kamu sibuk sekali ya sampai-sampai tidak ada waktu untuk memngunjungi mama," rengek wanita paruh baya yang langsung memeluk tubuh Deka.
"maaf Ma, akhir ini Deka sibuk sekali dengan kerjaan Deka. tapi Deka tetap akan mengusahakan untuk datang kesini," ujar Deka.
"sayang, kita nlangsung makan yuk mama sudah memasak spesial untuk kalian berdua," ujar sang Mama.
"terimakasih tante, " ucap Fanya.
"panggil Mama, sebentar lagi kan kamu juga akan menjadi anak mama," pintanya.
Mereka bertiga pun langsung berlalu menuju ruang makan, benar saja mama deka sudah memasak sangat banyak. Rupanya wanita paruh baya itu begitu menyambut kedatagannya dan Deka.
"Mama masak sebanyak ini?" tanya Fanya.
"iya sayang, spesial untuk kalian. Makanya kalian sering-sering ya kesininya biar mama tidak merasa kesepian," ujar sang mama.
"iya Ma, Fanya paasti akan sering-sering mengunjungi mama. Fanya janji," ujarnya.
Entah mengap bersama dngan mamanya Deka Fanya justru merasakan sosok ibu yang sudah hilang dari ibu kandungnya.
Fanya merasa sangat nyaman berada di dalam suasana seperti saat ini, sudah lama sekali rasanya Fanya tidak merasakan ini.
"ayo dong sayang di makan, jangan Cuma di lihatin aja!" ujar sang mama.
"iya Ma," sahut Fanya.
Gadis itu kemudian mulai menyuapkan satu sendok nasi beserta lauknya ke dalam mulut. "hmmm, ini sangat enak Ma," puji Fanya.
"ah yang banar saja masakan mama enak, Deka saja biasanya mengeluh masakan mama kurang asin lah kurang manis lah,' sahut sang mama yang tidak percaya.
"beneran Ma ini enak banget, Fanya aja langsung suka dengan masakan Mama."
"lain kali kita masak bersama bagaimana?" ajak sang mama.
"boleh Ma, dengan senang hatin Fanya mau!" ujar Fanya.
"minggu depan aja bagaimana, Deka kamu kosongkan jadwal kamu ya," pinta sang Mama.
"ya Ma, Fanya mau kok!" sahut Fanya.
"ya gak bisa begitu dong Ma, Deka kan mesti lihat jadwalm dulu," jawab Deka.
"kan masih ada anak buah kamu yang bisa menghandel Deka, kamu itu kan bos" protes sang mama.
"ya meskipun Deka bosnya kan gak bisa sembarangan gitu Ma, semua itu perlu jadwal."
"ya sudah kalau kamu memang tidak mau, kamu selalu begitun kalau di minta waktu buat Mama. Emang ya mama itu gak penting buat kamu ya,' ujarnya.
"ya bukannya gitu Ma, iya oke-oke minggu depan Deka akan cuti demi Mama," sahut Deka akhirnya karena tidak ingin melihat mamanya bersedih.
"nah gitu dong, gak seneng apa lihat mamanya bahagia."
"itu adalah keajiban Deka Ma, mama janga bilang gitu lagi ya. Deka itu sayang banget sama Mama," ujar Deka.
Fanya benar-benar tidak menyangka kalau di balik sikap Deka yang dingin dan suka marah-marah itu rupanya ia sangat patuh dan menyayangi ibunya.
"kenapa kamu?" tanya Deka yang melihat Fanya terus memandanginya.
"gak papa kok, Cuma gak nyangka aja orang jahat kayak kamu ternyata penyayang juga ya," sahut Fanya.
"kamun fikir saya anak yang durhaka yang suka menentang orang tua daya gitu? Jangan melihat orang itu dari casingnya saja."
"lalu kenapa kalau kamu itu norang baik kamu malah menyandra aku seperti ini?" tanya Fanya.
"itu karena kamu melakukan kesalahan. Jadi kamu jangan salahkan saya," ujar Deka.
"kesalahan sekecil itu kamu harus mengorbankan masa depan saya, kamu itu tetaplah penjahat Deka!" rutuk Fanya.
Tiba-tiba saja Deka memeluk erat tubuh Fanya. "aku mohon, bantun aku untuk mewujudkan keinginan ibuku. Aku hanya ingin melihatnya bahagia, aku janji aku akan membuat hidupmu jauh lebih baik walau pada akhirnya nanti kita akan berpisah" ucap Deka memohon.
Fanya pun menjadi luluh dengan kesungguhan Deka. ia yakin sekali kalau sebenarnya Deka adalah orang baik. Hanya saja keadaan yang membuatnya menjadi seperti saat ini.