Sesuai janjinya pada Kalea, Bryan tidak jadi memecat Fay. Sebenarnya Bryan sangat kesal pada pegawainya yang satu itu, karena sudah berani melawan dirinya. Jika bukan karena Kalea mungkin saat ini Fay sudah berada di rumahnya seraya meratapi penyesalannya, yang kehilangan pekerjaannya. Setidaknya itulah yang di pikirkan oleh Bryan. Berbeda dengan Fay, wanita itu kini tengah menatap Bryan dengan penuh permusuhan.
"Kamu berani menatap tajam ke arah saya?" tanya Bryan sinis.
"Apa yang harus saya takutkan?" tanya Fay balik, tentunya tanpa rasa takut sedikit pun.
"Jika bukan Kalea, kamu sudah saya depak dengan tidak hormat dari perusahaan saya," ucap Bryan.
"Jika bukan karena saya, Kalea sekarang hanya tinggal nama saja!" sinis Fay.
"Ka–"
"Stop! Bisa tidak kalian berdua jangan berdebat? Aku capek mendengarnya, ini di luar kantor, dan kalian masih menyangkutkan masalah kantor di sini?"
Ucapan Kalea membuat kedua orang yang terlibat perdebatan itu langsung menutup mulutnya.
