Chereads / My Young Alpha. / Chapter 4 - Pesta.

Chapter 4 - Pesta.

Happy Reading ^°^

Alethea memilih bajunya dengan wajah datar. Ia sebenarnya tidak ingin pergi, tapi karena ia merupakan anak seorang mantan Beta dan adik seorang Beta, terpaksa ia pergi.

Alethea masih ingat perlakuan Alex, walaupun sudah seminggu berlalu. Tapi, Alethea benar-benar tak menyangka Alex akan menamparnya. Padahal Alethea sama sekali tidak tau kesalahan apa yang sudah ia perbuat.

"Hah... " Gadis cantik itu menghela nafas berat. Ya, benar-benar berat.

"Kau belum bersiap-siap nona?"

Alethea menoleh, di depan pintu kamarnya berdiri Kakaknya, Andreas yang memakai setelah jas.

"Aku tak tau harus memakai apa, Kak" Keluh Alethea kemudia ia duduk di atas kasurnya.

Andreas berjalan masuk. "Yang ini aja, cocok sama rambut hitam kamu" Ucapnya sambil menyerahkan gaun merah polos yang berdesain memperlihatkan pundaknya.

Karena menurutnya gaun itu cukup bagus, tanpa ba-bi-bu lagi Alethea langsung melesat ke ruang gantinya.

"Jangan lama-lama tuan putri" Teriak Andre dari luar.

"Iya! Kakak tunggu di bawah aja, yah" Balas Alethea.

"Iya bawel. Ingat jangan lama-lama"

"Cik, Iya-iya" Balas Alethea mulai kesal.

~~

Tak menunggu lama Alethea pun turun dengan gaun pilihan kakaknya.

Tap... Tap... Tap

Andreas mendengus. "Kenapa kau lama sekali, ha-" Ucapan Andreas terhenti saat ia melihat sesorang turun dari tangga.

Andreas dan Andrias terperanga kagum menatap Alethea. Ia benar-benar terlihat seperti seorang bidadari!!

"Hey, hello?" Seru Alethea sambil menggoyang-goyangkan tangannya di depan kedua saudaranya. "Apa kalian sudah mati?" Gumam Alethea.

"Alethea?"

Alethea berbalik, di belakangnya berdiri seorang wanita paruh baya yang masih saja cantik di usianya dan seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan dan gagah. Mereka adalah Kiona Margaret dan Abraham Margaret.

"Mom" Seru Alethea menghampiri wanita itu.

"Anak mom satu ini, udah besar yah, cantik banget lagi" Puji Kiona sambil mengusap pelan pipi Alethea.

Alethea tersenyum lebar. "Anak siapa dulu, dong. Abraham dan Kiona" Ucap Alethea dengan bangga.

Kiona tersenyum. "Bisa aja kamu. Ayo sekarang kalian berangkat, sebentar lagi acaranya mau mulai"

"Iya-iya, mom. Kalau gitu Alethea pamit yah, dah mom, dad" Ucapnya sambil berjalan ke arah kedua saudaranya sudah ada di depan pintu.

"Hati-hati sayang. Andre, Ries jangan Alethea" Pesan Kiona pada kedua putranya.

"Yes, mom" Jawab keduanya.

~~

Hanya satu kata yang dapat mewakili pesta ini. "WOW!!!" gumam Alethea kagum dengan dekorasi yang ada di pesta itu.

"Ayo, tuan putri" Ucap Andreas mempersilahkan Adik cantiknya menggapitkan tangannya di tangan ya.

Saat Alethea memasuki Aula istana, pandangan para tamu terarah pada Alethea dan kedua saudaranya.

"Itu nona Alethea"

"Cantiknya!!!"

"Seperti melihat bidadari saja, nona Alethea sangat sempurna!!"

"Andai nona Alethea yang menjadi Luna, Pack ini pasti sangat damai"

Macam-macam ocehan mereka untuk Alethea. Andeas dan Andries tersenyum bangga dengan pujian yang mereka tujukan pada saudara perempuan mereka. Sedangkan yang di puji mejadi risih.

Alethea dapat merasakan ada seseorang yang menatapnya dengan benci tapi Alethea hanya masa bodo, karena pikirannya sekarang hanya ada kata 'pulang dan pergi dari sini'. Yah, begitulah.

Dari kejauhan ada seseorang pria perjas hitam tersenyum dengan menyeringai sambil menatap ke arah Alethea.

"Pesta kali ini pasti menarik!" Ucap pria itu dengan penuh makna.

Kemudian pria itu pergi dari sana dengan cepat. Dan mengabaikan sapaan semua tamu yang ia lalui.

Ia sangat-sangat ingin menjalankan rencananya secepat mungkin, agar apa yang ia inginkan dapat terpenuhi.

"Tunggu aku ALETHEA" Gumamnya menekan nama Alethea.

Merasa namanya di panggil, Alethea langsung mengedarkan pandangannya mencari siapa pemilik suara itu.

"Ada apa?" Tanya Ries pada kakaknya itu. Ia memberikan piring berisi kue yang tadi ia ambil untuk kakak tersayangnya itu.

Alethea menggelang. "Tidak. Hanya saja aku merasa ada seseorang yang memanggilku" Jawabnya sambil menyambut piring yang di berikan adiknya sambil mengucapkan 'terima kasih'.

Ries mengangguk. "Mungkin itu hanya imajinasimu saja, Kak" Ucapnya. Kemudia ia membuka mulutnya saat Alethea menyuapkan kue yang ada dipiringnya.

"Kuharap begitu" Gumam Alethea.

"Kak" Panggil Ries menyodorkan satu suapan kue yang ada di piringnya. Alethea tersenyum dan membuka mulutnya menerima suapan Ries.

Kemudian terjadilah acara suap-suapan 'Margaret bersaudara' yang membuat para tamu yang melihatnya menjadi iri.

Di kejauhan tepatnya tak jauh dari tempat Alethea berdiri. Ada seseorang yang menatap Alethea dengan tatapan sendu sambil mengucapkan.

"Mate" Lirihnya terdengar sedih.

~

Oke guys, ayo tebak siapa si pria yang menyeringai dan

Siapa yang menatap Alethea dengan sendu sambil bergumam"Mate"?

Oke, see you next time and part... ^°^