Happy Reading ^°^
Saat malam tiba, Alethea pun di biarkan Istirahat karena ia baru saja bangun dari koma. Setelah memakan makanan malamnya Alethea keluar menuju balkon kamarnya. Meskipun masih susah berjalan Alethea tetap memaksakan dirinya untuk ke sana.
Sesampai di sana ia duduk di kursi yang ada di sana.
"Hufh... Susahnya" Gerutunya setelah berhasil duduk di kursi itu.
Alethea menunduk kemudian. "Aaaaa!!!" Teriaknya sambil menutup seluruh wajahnya dengan kedua telapak tanganya agar suaranya tidak terlalu kencang dan membuat pada omega menghampirinya.
Alethea mengatur nafasnya yang memburu karena tegang. Ya, seorang Calethe Eluna Margaret merasa tegang terhadap keluarganya sendiri!!! Bagaimana mungkin? Tentu saja mungkin kalau kalian mengetahui masalahnya.
Bagaimana bisa seseorang yang sudah mati di usianya yang ke 20 tahun bisa hidup kembali?? Karena kaget dirinya bangun dengan tubuh kecil membuat dirinya hampir berbuat kesalahan. Untung ia melihat sedikit ingatan kenapa dirinya bisa koma kalau tidak? Tamatlah sudah.
Alethea kembali masuk ke kamarnya dan menuju ruangan pakaian walaupun harus menahan sakit di sekitar kakinya. Ayo!! Berjuang Alethea!! Seruya dalam hati menyemangati dirinya sendiri.
Sesampai di ruangan itu. Alethea membawa dirinya ke depan cermin full body di ujung ruangan.
"Inikah diriku di saat berusia 10 tahun?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
Alethea memutar pelan tubuhnya di depan cermin kemudian tersenyum. "Cantik juga!" Ucapnya dengan sombong.
"Ternyata aku sedari kecil sudah cantik, yah? Bahkan sangat cantik. Apa lagi kalau aku sudah dewasa" Sambungnya kemudian ia keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju kasurnya. Alethea merebahkan dirinya kemudian menarik selimut.
"Besok saja aku melakukan apapun yang ingin kulakukan. Karena sekarang aku SANGAT lelah" Ucapnya sambil menekan kata SANGAT dalam kalimatnya.
Alethea mulai memejam matanya. "Selamat malam" Gumamnya entah untuk siapa.
Selamat malam juga, cantik
"Hah?" Alethea langsung kembali bangun dan menatap ke sekeliling mencari siapa yang baru saja membalas ucapannya. Tapi tak ada siapa-siapa pun jadi ia pun kembali tidur. Tanpa memikirkan siapa kah yang sudah menjawab ucapnnya.
"Mungkin hanya halusinasiku saja" Kemudian tak menunggu lama ia pun memasuki ke dalam dunia mimpi dengan tenang.
~~
Keesokan paginya...
Setelah mandi dan berpakaian, Alethea berniat turun untuk mencari di mana keluarganya. Dengan susah payah ia berjalan dengan bantuan dinding.
Alethea melihat Ayah dan Ibunya di lantai bawah sedang berbincang dengan beberapa orang. Dan Alethea kenal dengan orang itu. Wanita cantik berambut coklat merupakan Luna Darkmoon pack, Andrianne Albert. Dan pria yang di samping sang Luna adalah Alpha Darkmoin pack, Andran Albert. Lalu yang lainnya ada Revano Klender, calon pengawal Alethea. Ada dua saudaranys, Andreas dan Adries.
Alethea menoleh kekiri sang Luna dan Alpha. Di sana berdiri dua bocah laki-laki yang berbeda usia. Dan salah satunya menatapnya.
"Mom... Alethea" Seru bocah berambut hitam dengan tatapan datarnya. Seluruh orang di sana seketika mengalihkan pandangannya ke arah Alethea yang sedang menuruni tangga.
"Alethea! Astagah, sayang. Ngapain kamu turun sendirian, mana Lily?" Ucap sang Ibu menghampirinya dan membantu Alethea turun.
Alethea sempat menatap ke arah Alex meskipun sekilas. Bocah itu menatapnya dengan lembut.
"Aku hanya ingin turun sendiri, Mom. Sekalian terapi dan olahraga" Jawab Alethea.
Kiana menghela nafas mendengar jawaban sang putri. "Hah... Kau ini. Setidaknya jangan turun sendiri, kalau terjadi apa-apa bagaimana? Berhentilah membuat Mom kwhatir sayang" Ucap Kiana sambil membawa Alethea duduk di sofa yang tak jauh dari tempat mereka.
"Iya, Mom, Iya. Akan Alethea ingat" Ucap Alethea setelah duduk.
Ia duduk dengan risih di sofa karena, ia merasa ada seseorang yang sedari tadi menatapanya. Tapi ia tidak tau siapa?!
Mungkin hanya perasaanku saja. Batinnya.
***