Gadis cantik dengan rambut hitam sepinggang yang berjalan anggun di lorong Kampus membuat beberapa mahasiswa menatap kagum pada gadis itu. Mau perempuan ataupun laki-laki tidak bisa berpaling menatpnya.
Gadis cantik bermata berwarna biru Valkyrie itu terus saja memancarkan senyum indahnya. Mata sayunya menampakan garis tajam yang tidak siapapu sadari.
Gadis itu, Calethea Eluna Margaret. Biasa di sapa Alethea. Di usiannya yang hampir menginjak 18 tahun aurat kedewasaan sudah memancar dengan anggun dari dirinya.
Dengan pakaian yang tidak pernah membuat siapapun bosan menatapnya. Dan hari ini gadis itu memakai rok maxi skirt berwarna hijau lumut di padukan dengan sweater hitam yang menutup lehernya dan pergelangan tangnya. Ditambah sepatu peep toe heels hitam dan tas samping berwarna hitam menambah kecantikan seorang Calethea.
Kaki jenjang gadis itu membawanya salah satu Ruangan fakultas Arts and Science (Seni dan Ilmu Pengetahuan).
Gadis itu duduk di bangku kiri paling belakang tapi tidak di ujung, ia duduk di bangku paling kanan di barisan itu di kursi pertama. Banyak yang ingin mendekat tapi entah kenapa tidak ada yang berani.
Alethea memasang handset di kedua telinganya dan mulai menonton video yang baru saja ia download. Sebelum memulainnya gadis itu menatap jam yang merekat indah di pergelangan kirinya. Jam masih menunjukan pukul 08:15 sedangkan mereka masuk sejam lagi.
Gadis itu sesekali tersenyum saat ia menonton video di ponselnya. Cukup lama ia menonton dan jam mulai menunjukan pukul 09:10. Tinggal 5 menit lagi. Alethea ingin mematikan ponselnya tapi terhenti saat seseorang menepuk bahunya dengan pelan.
Alethea menoleh dan melepas handsetnya dari telinganya saat ia melihat seorang gadis berambut pirang yang memakai kacamata di sampingnya.
Gadis itu terlihat tersenyum kiku saat semua tatapan terarah padanya saat ia berdiri di depan primadona kampus itu. Disaat yang lain menatap gadis itu dengan berbagai tatapan mencemooh dan yang lainnya. Tidak dengan Alethea ia memandang dengan senyum gadis itu.
"Ada yang bisa kubantu?" Tanya Alethea.
Dengan gugup gadis itu menjawab. "Bi-bisakan aku duduk di kursi itu?" Tanya gadis itu sambil menunjuk kursi paling ujung di barisan kursi yang di duduki oleh Alethea.
Alethea mengikuti arah telunjuk gadis itu. "Tentu. Silahkan" Ucap Alethea dengan senyum manis di bibirnya.
Gadis itu mengangguk sebelum berjalan ke kursi itu melalui belakang Alethea. Kemudian duduk manis di sana jaub dari Alethea. Alethea tidak terlalu memikirkannya karena menurut Alethea, dimanapun gadis itu duduk itu tidak masalah asalkan gadis itu tidak menganggu kegiatannya.
Tak lama setelah itu Dosen pun masuk dan mulai mengabses mahasisiwa yang hadir.
"Calathea Eluna Margaret"
Saat namanya di panggil Alethea mengangkat tangannya sebagai jawaban. Tak lama setelah beberapa nama di sebutkan, ada satu nama yang membuat Alethea tertarik melihat siapa sang pemilik nama.
"Keyra Monina"
Pandangan Alethea langsung berkeliling saat nama itu di sebutkan. Dan gerakan di sisi kirinya spontan membuat Alethea menoleh dan terkejut. Gadis berambut pirang berkacamata itu mengangkat tangannya saat nama itu di sebutkan.
Itukah dia?! Batin Alethea.
Setelah mengabsennya selesai sang dosen pun mulai menjelaskan sambungan materi yang sebelumnya di pelajari di pertemua sebelumnya. Alethea berpindah duduk dua kursi di kanan gadis itu.
"Pssst... Hey" Panggil Alethea lirih. Gadis itu menoleh menatap Alethea dan sedikit terkejut saat Alethea dua kursi dekat dengannya.
"A-Ada apa?" Tanya Keyra mencoba lirih juga.
Alethea tersenyum lebar sampai memperlihatkan gigi taringnya yang membuat Keyra merinding.
Vam-Vampire?! Batinnya bertanya.
Melihat diamnya gadis itu membuat Alethea spontan menutup mulutnya. Ia lupa kalau ia memiliki gigi runcing yang mirip vampire. Bisa gawat kalau gadis itu mengiranya Vampire padahal bukan.
Alethea menunjuk kursi di samping gadis itu. "Bolehkah?" Tanya Alethea.
Keyra terlihat ragu sampai Alethea kembali berkata. "Tenang saja. Aku tidak menggigi dan juga tentu bukan Vampire juga. Aku lebih suka kau menanggilku Werewolf" Ucap Alethea tanpa sadar. Saat sadar ia sudah berkata yang tidak-tidak reflek ia menutup mulutnya dan menatap Kerya dengan gugup.
Gadis yang di tatap malah tertawa tanpa suara mendengar ucapan Alethea. Alethea menggeser lagi duduknya sampai mengisahkan satu kursi sebagi batas mereka.
"Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?" Tanya Alethea mulai sedikit kesal.
Keyra dengan masih tertawa mulai menggeleng kemudian menarik nafas pelan baru menoleh menatap Alethea. "Tidak sama sekali. Hanya saja aku tak tau harus berpikir apa saat melihat gigi runcingmu itu. Tapi kau malah mengatakan itu. Sedikit aneh, tentu. Kukirau Calethea sang primadona kampus itu tidak suka bercanda dan selalu bersikap anggun. Ternyata tidak" Jawab Keyra panjang lebar.
Alethea mendengus mendengar ucapan Keyra. "Maaf mengeceeakanmu nona karena gadis ini tidaklah seperti yang banyak orang bicarakan"
"Kenalan? Aku Calethea Eluna Margaret biasa di panggil Alethea bisa juga di panggil Luna. Terserah dirimu saja" Ucap Alethea sambil mengulurkan tangannya dan Keyra mengambutnya dengan senyum.
"Salam kenal. Keyra Monino, panggil Keyra saja"
Setelah itu Keduanya menarik tangan masing-masing. Kemudian Alethea kembali berucap dan ucapan Alethe membuat Keyra terkejut bukan main.
"Mau bertemam denganku?"
Entah itu permintaan atau pertanyaan Keyra tidak tau.
Alethea merasa pertemua mereka disini merupakan sebuat takdir karena mengingat masa lalu mereka seharusnya bertemu di saat ia berusia 19 tahun setehun sebelum kejadian itu. Tapi takdir seakan tertulis kembali dengan cerita yang berbeda.
*****