Chereads / My Young Alpha. / Chapter 10 - Takdir.

Chapter 10 - Takdir.

Gadis  cantik  dengan  rambut  hitam  sepinggang  yang  berjalan  anggun  di  lorong  Kampus  membuat  beberapa  mahasiswa  menatap  kagum  pada  gadis  itu.  Mau  perempuan  ataupun  laki-laki  tidak  bisa  berpaling  menatpnya.

Gadis  cantik  bermata  berwarna  biru  Valkyrie  itu  terus  saja  memancarkan  senyum  indahnya. Mata  sayunya  menampakan  garis  tajam  yang  tidak  siapapu   sadari.

Gadis  itu,  Calethea  Eluna  Margaret. Biasa  di  sapa  Alethea.  Di  usiannya yang  hampir  menginjak  18  tahun  aurat  kedewasaan  sudah  memancar  dengan  anggun  dari  dirinya.

Dengan  pakaian  yang  tidak  pernah  membuat  siapapun  bosan  menatapnya.  Dan  hari  ini  gadis  itu  memakai  rok  maxi  skirt  berwarna  hijau  lumut  di padukan dengan  sweater  hitam  yang  menutup  lehernya  dan  pergelangan  tangnya. Ditambah  sepatu  peep toe  heels  hitam  dan  tas  samping  berwarna  hitam  menambah  kecantikan  seorang  Calethea.

Kaki  jenjang  gadis  itu  membawanya  salah  satu Ruangan  fakultas  Arts and Science (Seni dan Ilmu Pengetahuan).

Gadis  itu  duduk  di  bangku  kiri  paling  belakang  tapi  tidak  di  ujung,  ia  duduk  di  bangku  paling  kanan  di  barisan  itu  di  kursi  pertama.  Banyak  yang  ingin  mendekat  tapi   entah  kenapa  tidak  ada  yang  berani.

Alethea  memasang  handset  di  kedua  telinganya  dan  mulai  menonton  video  yang  baru  saja  ia  download. Sebelum  memulainnya  gadis  itu  menatap  jam  yang  merekat  indah  di  pergelangan  kirinya.  Jam  masih  menunjukan  pukul  08:15  sedangkan  mereka  masuk  sejam  lagi.

Gadis  itu  sesekali  tersenyum  saat  ia  menonton  video  di  ponselnya.  Cukup  lama  ia  menonton  dan  jam  mulai  menunjukan  pukul  09:10.  Tinggal  5  menit  lagi.  Alethea  ingin  mematikan  ponselnya  tapi  terhenti  saat  seseorang  menepuk  bahunya  dengan  pelan.

Alethea  menoleh  dan  melepas  handsetnya  dari  telinganya  saat  ia  melihat  seorang  gadis  berambut  pirang  yang  memakai  kacamata  di  sampingnya.

Gadis  itu  terlihat  tersenyum  kiku  saat  semua  tatapan  terarah  padanya  saat  ia  berdiri  di  depan  primadona  kampus  itu. Disaat  yang  lain  menatap  gadis  itu  dengan  berbagai  tatapan  mencemooh  dan  yang  lainnya.  Tidak  dengan  Alethea  ia  memandang  dengan  senyum  gadis  itu.

"Ada  yang  bisa  kubantu?" Tanya  Alethea.

Dengan  gugup  gadis  itu  menjawab. "Bi-bisakan  aku  duduk  di  kursi  itu?" Tanya  gadis  itu  sambil  menunjuk  kursi  paling  ujung  di  barisan  kursi  yang  di  duduki  oleh  Alethea.

Alethea  mengikuti  arah  telunjuk  gadis  itu. "Tentu.  Silahkan" Ucap  Alethea  dengan  senyum  manis  di  bibirnya.

Gadis   itu  mengangguk  sebelum  berjalan  ke  kursi  itu  melalui  belakang  Alethea.  Kemudian  duduk  manis  di  sana  jaub  dari  Alethea. Alethea  tidak  terlalu  memikirkannya  karena  menurut  Alethea,  dimanapun  gadis  itu  duduk  itu  tidak  masalah  asalkan  gadis  itu  tidak  menganggu  kegiatannya.

Tak  lama  setelah  itu  Dosen  pun  masuk  dan  mulai  mengabses  mahasisiwa  yang  hadir.

"Calathea  Eluna  Margaret"

Saat  namanya  di  panggil  Alethea  mengangkat  tangannya  sebagai  jawaban. Tak  lama  setelah  beberapa  nama  di  sebutkan,  ada  satu  nama  yang  membuat  Alethea  tertarik  melihat  siapa  sang  pemilik  nama.

"Keyra  Monina"

Pandangan  Alethea  langsung  berkeliling  saat  nama  itu  di  sebutkan. Dan  gerakan  di  sisi  kirinya  spontan  membuat  Alethea  menoleh  dan  terkejut. Gadis  berambut  pirang  berkacamata  itu  mengangkat  tangannya  saat  nama  itu  di  sebutkan.

Itukah  dia?! Batin  Alethea.

Setelah  mengabsennya  selesai  sang  dosen  pun  mulai  menjelaskan  sambungan  materi  yang  sebelumnya  di  pelajari  di  pertemua  sebelumnya.  Alethea  berpindah  duduk  dua  kursi  di  kanan  gadis  itu.

"Pssst... Hey" Panggil  Alethea  lirih.  Gadis  itu  menoleh  menatap  Alethea  dan  sedikit  terkejut  saat  Alethea  dua  kursi  dekat  dengannya.

"A-Ada  apa?" Tanya  Keyra  mencoba  lirih  juga.

Alethea  tersenyum  lebar  sampai  memperlihatkan  gigi  taringnya  yang  membuat  Keyra  merinding.

Vam-Vampire?! Batinnya  bertanya.

Melihat  diamnya  gadis  itu  membuat  Alethea  spontan  menutup  mulutnya.  Ia  lupa  kalau  ia  memiliki  gigi  runcing  yang  mirip  vampire.  Bisa  gawat  kalau  gadis  itu  mengiranya  Vampire  padahal  bukan.

Alethea  menunjuk  kursi  di  samping  gadis  itu. "Bolehkah?" Tanya  Alethea.

Keyra  terlihat  ragu  sampai  Alethea  kembali  berkata. "Tenang  saja.  Aku  tidak  menggigi  dan  juga  tentu  bukan  Vampire  juga.  Aku  lebih  suka  kau  menanggilku  Werewolf" Ucap  Alethea  tanpa  sadar.  Saat  sadar  ia  sudah  berkata  yang  tidak-tidak  reflek  ia  menutup  mulutnya  dan  menatap  Kerya  dengan  gugup.

Gadis  yang  di  tatap  malah  tertawa  tanpa  suara  mendengar  ucapan  Alethea.  Alethea  menggeser  lagi  duduknya  sampai  mengisahkan  satu  kursi  sebagi  batas  mereka.

"Kenapa  tertawa? Apa  ada  yang  lucu?" Tanya  Alethea  mulai  sedikit  kesal.

Keyra  dengan  masih  tertawa  mulai  menggeleng  kemudian  menarik  nafas  pelan  baru  menoleh  menatap  Alethea. "Tidak  sama  sekali. Hanya  saja  aku  tak  tau  harus  berpikir  apa  saat  melihat  gigi  runcingmu  itu.  Tapi  kau  malah  mengatakan  itu.  Sedikit  aneh,  tentu. Kukirau  Calethea  sang  primadona  kampus  itu  tidak  suka  bercanda  dan  selalu  bersikap  anggun.  Ternyata  tidak" Jawab  Keyra  panjang  lebar.

Alethea  mendengus  mendengar  ucapan  Keyra. "Maaf  mengeceeakanmu  nona  karena  gadis  ini  tidaklah  seperti  yang  banyak  orang  bicarakan"

"Kenalan?  Aku  Calethea  Eluna  Margaret  biasa  di  panggil  Alethea  bisa  juga  di  panggil  Luna.  Terserah  dirimu  saja" Ucap  Alethea  sambil  mengulurkan  tangannya  dan  Keyra  mengambutnya  dengan  senyum.

"Salam  kenal.  Keyra  Monino,  panggil  Keyra  saja"

Setelah  itu  Keduanya  menarik  tangan  masing-masing.  Kemudian  Alethea  kembali  berucap  dan  ucapan  Alethe  membuat  Keyra  terkejut  bukan  main.

"Mau  bertemam  denganku?"

Entah  itu  permintaan  atau  pertanyaan  Keyra  tidak  tau.

Alethea  merasa  pertemua  mereka  disini  merupakan  sebuat  takdir  karena  mengingat  masa  lalu  mereka  seharusnya  bertemu  di  saat  ia  berusia  19  tahun  setehun  sebelum  kejadian  itu.  Tapi  takdir  seakan  tertulis  kembali  dengan  cerita  yang  berbeda.

*****