Happy Reading ^°^
Hari ini sudah seminggu sejak bangunnya Alethea dari koma. Itu menurut para orang-orang tapi menurut Alethea sendiri ini sudah seminggu setelah ia hidup kembali dalam wujudnya yang berusia 10 tahun.
Ia berniat mengubah jalan hidupnya. Tapi ternyata kehidupannya sudah berubah sebelum ia kembali di kehidupannya yang berusia 10 tahun. Seingatnya di usianya yang ke 10 tahun tak ada kejadian seperti ia koma HAMPIR setahun, tidak ada. Benar-benar TIDAK ada.
Jadi sekarang yang harua ia ubah adalah waktu dimana ia mulai menyukai Alex. Kapan yah, aku mulai menyukai ORANG itu?. Batin Alethea.
Saat ini Alethea sedang duduk manis di taman bunga yang di buatkan oleh sang Ayah khsusu untuknya. Dengan di temani teh dan biskuit, lengkap sudah.
Sekarang ini, Alethea sedang menyusun rencana DEMI MASA DEPAN-nya. Ia menulis seluruh kejadia-kejadian kesialan yang akan ia lalui di masa depan. Terutama kejadia memalukan yang ia buat, seperti di saat ia ingin menolong Axel dari beruang hutan. Ia ingin terlihat seperti Kakak yang baik tapi di saat beruang itu menyerang ia malah terpeleset dan terjatuh, kepalanya jatuh tepat di batu besar dan membuatnya tak sadarkan diri.
Oh, mengingat itu membuat ia merasa sangat malu.
"Nona Alethea"
Alethea menoleh. Di sampingnya berdiri pelayan pribadinya, Lily. Liliana Novlen. Ia adalah seorang half-Wolf. Fairy dan Wolf. Ia lebih mendominasi di Fairy ketimbang Wolf. Lily lah yang akan selalu bersama dengan Alethea di masa depan bahkan meskipun ia sudah memiliki seorang MATE, ia tetap berkerja pada Alethea. Ia bethenti di saat ia sudah mengandung, dan kalau Alethea tak salah ingat anak yang akan Lily lahirkan merupakan seorang laki-laki yang tampan. Kalau Matenya... Alethea lupa.
"Iya, apakah yang kuminta sudah kau bawakan Kak Lily?" Tanya Alethea antusiasi.
Lily meletakan beberapa lembar kertas dan beberapa buku di atas meja. Jangan lupa dengan alat lainnya berupa pena dan yang lainnya. "Ini nona. Kuharap ini sesuai dengan yang anda cari. Dan juga bisakah anda tidak memanggilku dengan panggilan 'KAK' itu tak pantas untuk saya"
Alethea yang awalnya fokus dengan barang yang ada di depannya menoleh saat mendengar ucapan pelayan pribadinya. " Kau pantas. Jadi aku akan memanggilmu dengan panggilan Kakak. Tak ada bantahan dan yang lainnya" Putus Alethea Final.
Mendengar itu Lily hanya bisa menghela nafas mendengar ucapan sang majikan. Ia memang tau bahka Anak perempuan satu-satunya dari sang BETA itu memang sangat keras kepala. Tapi sikapnya itulah yang membuat ia di sayang oleh seluruh warga Darkmoon pack. Karena keras kepalanya itu adalah bagian yang di rindukan oleh mereka. Lily tidak pernah menyesal menjadi pelayan si gadis keras kepala itu.
"Kak Lily berhenti memanggiku gadis keras kepala. Aku mendengar semuanya" Ucap Alethea yang sedang menulis di atas kertas putih itu.
Lily menatap Alethea dengan bingung. Bagaimana nonanya itu mendengar? Sedangkan ia mengatalannya dalam hati? Aneh sekali!!? Apakah mungkin ia Tanpa sengaja mengatakannya langsung. Huh... Entahlah, ia tak tau.
"Apakah ada anda inginkan? Mungkin cemilan untuk menemani anda menulis itu" Saran Lily.
Alethea menghentikan tangannya dan mulai memikirkan apakah yang enak menjadi cemilannya.
"Bisa. Bawakan aku biskuit coklat dan bickuit rasa asin dan pedas"
Lily membungkuk. "Baiklah kalau begitu-"
"Sebentar!" Seru Alethea memotong ucapan Lily.
"Ya, nona?"
"Jangan biarkan siapapun yang mengangguku. Siapapun itu" Pesan Alethea dengan wajah serius kemudian tersenyum.
Lily masih diam, tak lama kemudian ia kembali membungkuk. "Baik, nona"
Sepeninggalan Lily, Alethea mulai melanjutkan kegiatannya. Ia menulis semua rencananya dalam kertas itu. Tapi sebelum itu ia membuat penghalang di sekitar meja agar siapapun yang mengintainya tak bisa membaca yang ia tulis, selain itu penghalang itu juga berguna sebagai penghalang suara ribut di sekitarnya. Betuntung sekali ia mengingat mantra yang sudah ia pelajari selama di kehidupan dulunya.
Hahahaha.... Tawa Alethea dalam hati.
Beberapa menit saja ia sudah selesai menyelesaikan kerjaannya.
"Huf... Selesai" Gumamnya.
Alethea membaca ulang seluruhnya dengan seksama. Alethea mulai tersenyum dengan licik.
"Ini dia. Sem-pur-na!!!"
"Oke, yang pertama yang harus aku lakukan adalah... Hemmmm... Okeh ini dia. Membuat kastil kecil milikku. Ya, seharusnya itu kubuat saat aku berusia 15 tahun tapi aku ingin di buatkan sekarang. Kalau begitu aku akan meminta Ayah membuatkannya sekarang"
Alethea bangun dari kursinya dan mulai menyusun kertas-kertas itu dan buku itu menjadi satu. "Baiklah, saatnya memulai" Kemudian ia pergi dari sana dengan seluruh kertas-kertas itu dan buku itu.