Chereads / My Young Alpha. / Chapter 8 - Demi masa depan.

Chapter 8 - Demi masa depan.

Happy  Reading ^°^

Hari  ini  sudah  seminggu  sejak  bangunnya  Alethea  dari  koma.  Itu  menurut  para  orang-orang  tapi  menurut  Alethea  sendiri  ini  sudah   seminggu  setelah  ia  hidup  kembali  dalam  wujudnya  yang  berusia  10  tahun.

Ia  berniat  mengubah  jalan  hidupnya.  Tapi  ternyata  kehidupannya  sudah  berubah  sebelum  ia  kembali  di  kehidupannya  yang  berusia  10  tahun.  Seingatnya  di  usianya  yang  ke  10  tahun  tak  ada  kejadian  seperti  ia  koma  HAMPIR  setahun,  tidak  ada.  Benar-benar  TIDAK ada.

Jadi  sekarang  yang  harua  ia  ubah  adalah  waktu  dimana  ia  mulai  menyukai  Alex.  Kapan  yah,  aku  mulai  menyukai  ORANG  itu?. Batin  Alethea.

Saat  ini  Alethea  sedang  duduk  manis  di  taman  bunga  yang  di  buatkan  oleh  sang  Ayah  khsusu  untuknya.   Dengan  di  temani  teh  dan  biskuit,  lengkap  sudah.

Sekarang  ini,  Alethea  sedang  menyusun  rencana  DEMI  MASA  DEPAN-nya.  Ia  menulis  seluruh  kejadia-kejadian  kesialan  yang  akan  ia  lalui  di  masa  depan. Terutama  kejadia  memalukan  yang  ia  buat,  seperti  di  saat  ia  ingin  menolong  Axel  dari  beruang  hutan.  Ia  ingin  terlihat  seperti  Kakak  yang  baik  tapi  di  saat  beruang  itu  menyerang  ia  malah  terpeleset  dan  terjatuh,  kepalanya  jatuh  tepat  di  batu  besar  dan  membuatnya  tak  sadarkan  diri.

Oh,  mengingat  itu  membuat  ia  merasa  sangat  malu.

"Nona  Alethea"

Alethea  menoleh. Di  sampingnya  berdiri  pelayan  pribadinya,  Lily.   Liliana  Novlen.  Ia  adalah  seorang  half-Wolf.  Fairy  dan  Wolf.  Ia  lebih  mendominasi  di  Fairy  ketimbang  Wolf.  Lily  lah  yang  akan  selalu  bersama  dengan  Alethea  di  masa  depan  bahkan  meskipun  ia  sudah  memiliki  seorang  MATE,  ia  tetap  berkerja  pada  Alethea.  Ia  bethenti  di  saat  ia  sudah  mengandung,  dan  kalau  Alethea  tak  salah  ingat  anak  yang  akan  Lily  lahirkan  merupakan  seorang  laki-laki  yang  tampan.  Kalau  Matenya... Alethea  lupa.

"Iya,  apakah  yang  kuminta  sudah  kau  bawakan  Kak  Lily?" Tanya  Alethea  antusiasi.

Lily  meletakan  beberapa  lembar  kertas  dan  beberapa  buku  di  atas  meja.  Jangan  lupa  dengan  alat  lainnya  berupa  pena  dan  yang  lainnya. "Ini  nona.  Kuharap  ini  sesuai  dengan  yang  anda  cari.  Dan  juga  bisakah  anda  tidak  memanggilku  dengan  panggilan  'KAK'  itu  tak  pantas  untuk  saya"

Alethea  yang  awalnya  fokus  dengan  barang  yang  ada  di  depannya  menoleh  saat  mendengar  ucapan  pelayan  pribadinya. "  Kau  pantas.  Jadi  aku  akan  memanggilmu  dengan  panggilan  Kakak.  Tak  ada  bantahan  dan  yang  lainnya" Putus  Alethea  Final.

Mendengar  itu  Lily  hanya  bisa  menghela  nafas  mendengar  ucapan  sang  majikan.  Ia  memang  tau  bahka  Anak  perempuan  satu-satunya dari  sang  BETA  itu  memang  sangat  keras  kepala.  Tapi  sikapnya  itulah  yang  membuat  ia  di  sayang  oleh  seluruh  warga  Darkmoon  pack.   Karena  keras  kepalanya  itu  adalah  bagian  yang  di  rindukan  oleh  mereka.  Lily  tidak  pernah  menyesal  menjadi  pelayan  si  gadis  keras  kepala  itu.

"Kak  Lily  berhenti  memanggiku  gadis  keras  kepala.  Aku  mendengar  semuanya" Ucap  Alethea  yang  sedang  menulis  di  atas  kertas  putih  itu.

Lily  menatap  Alethea  dengan  bingung.  Bagaimana  nonanya  itu  mendengar? Sedangkan  ia  mengatalannya  dalam  hati? Aneh  sekali!!? Apakah  mungkin  ia  Tanpa  sengaja  mengatakannya  langsung. Huh... Entahlah,  ia  tak  tau.

"Apakah  ada  anda  inginkan? Mungkin  cemilan  untuk  menemani  anda  menulis  itu" Saran  Lily.

Alethea  menghentikan  tangannya  dan  mulai  memikirkan  apakah  yang  enak  menjadi  cemilannya.

"Bisa. Bawakan  aku  biskuit  coklat  dan  bickuit  rasa  asin  dan  pedas"

Lily  membungkuk. "Baiklah  kalau  begitu-"

"Sebentar!" Seru  Alethea  memotong  ucapan  Lily.

"Ya, nona?"

"Jangan  biarkan  siapapun  yang  mengangguku.  Siapapun  itu" Pesan  Alethea  dengan  wajah  serius  kemudian  tersenyum.

Lily  masih  diam,  tak  lama  kemudian  ia  kembali  membungkuk. "Baik,  nona"

Sepeninggalan  Lily,  Alethea  mulai  melanjutkan  kegiatannya.  Ia  menulis  semua  rencananya  dalam  kertas  itu.  Tapi  sebelum  itu  ia  membuat  penghalang  di  sekitar  meja  agar  siapapun  yang  mengintainya  tak  bisa  membaca  yang  ia  tulis,  selain  itu  penghalang  itu  juga  berguna  sebagai  penghalang  suara  ribut  di  sekitarnya. Betuntung  sekali  ia  mengingat  mantra  yang  sudah  ia  pelajari  selama  di  kehidupan  dulunya.

Hahahaha.... Tawa  Alethea  dalam  hati.

Beberapa  menit  saja  ia  sudah  selesai  menyelesaikan  kerjaannya.

"Huf... Selesai" Gumamnya.

Alethea  membaca  ulang  seluruhnya  dengan  seksama.  Alethea  mulai  tersenyum  dengan  licik.

"Ini  dia.  Sem-pur-na!!!"

"Oke,  yang  pertama  yang  harus  aku  lakukan  adalah... Hemmmm... Okeh  ini  dia. Membuat  kastil  kecil  milikku. Ya, seharusnya  itu  kubuat  saat  aku  berusia  15 tahun  tapi  aku  ingin  di  buatkan  sekarang.  Kalau  begitu  aku  akan  meminta  Ayah  membuatkannya  sekarang"

Alethea  bangun  dari  kursinya  dan  mulai  menyusun  kertas-kertas  itu  dan  buku  itu  menjadi  satu. "Baiklah,  saatnya  memulai" Kemudian  ia  pergi  dari  sana  dengan  seluruh  kertas-kertas  itu  dan  buku  itu.