Happy Reading ^°^
Empat tahun kemudian...
Terlihat seseorang bermantel tudung merah berjalan pelan di dalam hutan dengan keranjang di tangannya. Di dalam keranjang itu terdapat beberapa tumbuhan dan berbagai bungan berserta buah-buahan.
Orang itu sesekali berhenti saat melihat sebuah bunga berwarna putih yang berbentuk bunga melati dengan ukuran besar.
"Bunga Malv sudah ada, sekarang tinggal bunga tron dan bunga Lily biru malam" Ucapnya setelah memasukan beberapa bunga ke dalam keranjang.
"Nona"
Orang itu menoleh saat mendengar sebuah panggila dari belakangnya. Tak jauh dari tempatnya berjalan seorang wanita cantik berpakaian pelayan khusu berwarna merah hati dan seorang pria muda berwajah tampan dengan pedang yang tergantung indah di bagian samping pinggangnya.
Pria itu mengangkat sebuah bunga berwarna ungu dari keranjang yang ia bawa. "Nona, aku sudah menemukan bunga tronnya" Ucapnya seraya menggoyang-goyanglan bungan di tangannya.
"Dan Kak Lily juga sudah mendapatkan bunga Lily biru malamnya" Sambungnya lagi sambil mengambil bunga dari keranjang yang di bawa oleh wanita di sebelahnya.
Wanita cantik di sampingnya berkerut kening. Melihat itu membuat pria tampan itu bertanya.
"Ada apa Kak Lily?"
Wanita itu menoleh ke arah pria itu. "Entah kenapa, aku menjadi kesal dengan caramu menyebutkan namaku dan bunga itu" Jawab wanita itu.
Pria itu tak mengerti dengan apa yang di maksud oleh wanita itu jadi ia hanya bisa msngangkat bahunya acuh dan melanjutkan langkahnya menghampiri sang majikan.
"Nona" Ucapnya sambil menyodorkan keranjang yang ia bawa pada orang bermantel tudung itu.
Orang itu membuka tudung mantelnya dan nampaklah seorang gadis cantik berambut hitam dengan netra Valkyrie. Netra unik yang hanya di miliki satu orang saja yaitu, Alethea.
Ya!! Gadis itu tak lain adalah Alethea. Calethea Eluna Margaret. Empat tahun sudah berlalu sekarang gadis itu sudah berusia 14 tahun.
Dalam 4 tahun terakhir banyak yang sudah ia lakukan demi mengubah masa depannya. Mulai belajar berpedang, sihir dan yang lainnya yang mempu membuat ia dapat melindungi dirinya sendiri. Ia juga sedikit mengubah sedikit kejadian yang akan menimpah Darkmoon pack. Seperti disaat para Rogue menyerang, Alethea mengatakannya pada sang Ayah. Ya, walaupun sang beta awalnya tak percaya. Tapi setelah sang peramal kerajaan mengatakan kalau YANG Alethea katakan semuanya benar. Jadi di saat mereka di serang, mereka sudah membuat pertahanan dan tak terjadi kerusakan yang berlebihan.
Banyak sudah kejadian yang Alethea ubah. Sekarang ia merasa bahwa kejadian sial lainnya mungkin sebentar lagi berakhir. Mungkin...
"Nona Alethea, bunga apa lagi yang harus kita cari?" Tanya pria muda di samping Alethea.
Ia adalah Revan Kleander. Ia merupakan Pengawal pribadi yang di tugaskan menjaga Alethea.
"Hanya ini. Yang lainnya nanti akan aku cari sendiri" Jawab Alethea mengambil bunga di keranjang yang di bawa Revan ke keranjangnya.
"Kak Lily, nanti kakak pulang aja duluan yah? Aku akan di kastil sebentar bersama Kak Revan. Kakak mintakan aku ijin pada Mom dan Dad"
Wanita itu yang tak lain adalah Liliana Novlen mengangguk.
"Baik nona, kalau begitu saya permisih" Setelah berkata begitu Lily menghilang dalam sekejap di hadapan Alethea. Kalian ingatkan kalau Lily itu persetengahan Fairy-Wolf. Ia belajar sihir dari Alethea.
"Wow... " Gumam Revan kagum.
"Kak Revan, sekarang kita ke kastil. Ada yang ingin aku uji dengan bantuan kekuatan kakak"
Kekuatan yang di maksud oleh Alethea adalah kekuatan yang bisa menghidupkan hewan yang sudah mati. Revan memiliki jekuatan itu dan karena itu Alethea ingin menguji penemuannya dengan bantuan kekuatan Revan. Dan juga akhir-akhir ini di hutan yang tak jauh dari kastil milik Alethea di temukan berbagai hewan mati dengan keadaan mengenaskan. Alethea tak mengetahui apa penyebabnya karena itu ia ingin membuat ramuan penghidup. Ia ingin melihat yang mana lebih cepat antara kekuatan Revan dan Ramuan yang ia buat.
Saat mereka tengah asik berbicara sambil berjalan dengan pelan menuju kastil. Tiba-tiba mereka mendengar gemuru dan teriakan seorang wanita. Tak jauh dari tempat mereka terlihat pertarungan seorang Werewolf melawan Rogue. Warewolf itu terlihat sudah tak bisa bertarung lagi. Tubuhnya hampir penuh dengan luka-luka terlebih ia harus melindungi wanita di belakangnya. Ditambah banyaknya serigala liar yang ia hadapi.
Karena merasa tak tega ia pun meminta Revan membantu werewolf itu.
"Kak Revan cepat bantu ia"
"Tapi nona, werewolf itu akan merasa terhina bila saya membantunya"
"Tidak ada tapi-tapian Kak Revan, ia sedang terluka. Kau bantu sang Pria aku akan melindungi wanita yang sedari tadi ia lindungi. Mungkin wanita itu adalah Matenya, aku akan membantu kakak dari ke jauhan"
Setelah itu merekapun mendekat. Sang Werewolf yang awalnya mengira Revan musuh hampir menyerangnya kalau saja Alethea tidak memindliknya dengan cepat. Dan juga dari kapan Alethea bisa melakukan itu? Padahal ia belum menemukan wolf dalam dirinya. Apakah itu mungkin...?
'Kami bukan musuh. Kami disini ingin membantu anda. Fokuslah pada Rogue itu dan saya yang akan melindungi Mate anda' Mindlink Alethea.
Serigala coklat itu langsung mengangguk tanpa menjawab mindlink Alethea.
"Nyonya anda tidak apa-apa?" Tanya Alethea sesampai ia di depan wanita itu.
Wanita berambut silver itu mendongak. Wajah wanita itu menjadi pucat. Sepertinya wanita itu terkena racun yang mematikan.
Oh, tidak!
Alethea langsung menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyembuhkan wanita itu.
"Nak, apa yang kau lakukan?" Tanyanya dengan lirih. Saat tubuhnya di selimuti oleh cahaya kehijauan.
"A-aku adalah half-witch... Aku akan menyembuhkanmu Nyonya... " Lirih Alethea dengan terbata.
Tak lama kemudian Revan dan sang Alpha yang tak di ketahui Alpha dari pack apa menghampiri mereka setelah membunuh para Rogue itu.
"Apa yang kau lakukan?!!" Tanya Sang Alpha setelah mengubah wujudnya menjadi manusia. Ia menghampiri Alethea dengan wajah kwhatir dan marah.
"Tenang tuan, nona saya hanya ingin menyembuhkan Nyonya itu. Ia merupakan half-witch" Ucap Revan menghalangi saat pria itu berniat menghentikan Alethea.
Pria itu menghela nafas. " Tidak ada gunanya nona"
Mendengar ucapan pria itu membuat Alethea berhenti. "Maksud anda?"
"Aku tau niatmu baik. Tapi... Racun itu adalah racun Lotus hitam. Racun mematikan yang tidak ada penangkalnya"
Alethea terdiam dengan pandangan kosong. Ti-tidak ada penawarnya? Batin Alethea.
"T-tapi, setidaknya biarkan aku mencobanya tuan, pasti itu bisa"
Alethea kembali mengarahkan kembali tangannya ke arah atas wanita itu tapi pria itu menghentikannya.
"Tidak perlu, nona. Istri saya sudah tidak bisa di selamatkan lagi. Tapi setidaknya kami bisa pergi bersama" Ucap pria itu sambil berjalan ke belakang wanita itu.
Alethea terkejut melihat seluruh tubuh pria itu. Tubuh pria itu berubah seperti warna tubuh wanita itu.
"Tu-Tubuh anda Tuan?! Anda juga terkena racun? Tapi bagaimana bisa?"
Pria itu hanya mengangguk kemudian duduk di belakang wanita itu. Ia menyandarkan wanita itu ke tubuhnya.
"Ka-Kal. Kurasa ini sudah waktuku untuk pergi" Gumam wanita itu.
"Aku juga Ana. Nona" Panggil pria itu. Alethea mendekat.
"Bisakah kau menjaganya" Ucap pria itu sambil memegang tangan istrinya dan mengangkat pelan lengan istrinya. Betapa terkejutnya Alethea dengan apa yang ia lihat.
"B-Bayi?! Ini bayi kalian? Apakah ia juga terkena racun?"
Pria itu hanya diam dan menunduk menatap istrinya. Wanita berambut silver itu mengangkat Bayinya dan memberikannya pada Alethea. Alethea menyambutnya dengan pelan ia gendong bayi itu dengan lembut.
"A... Awalnya iya. Ia juga terkena racun sama sepertiku tapi, sepertinya karena sihir mu yang kau arahkan padaku juga terkena padanya. Karena itu racun itu hilang" Jelas wanita itu.
"Ta-Tapi bagaimana bisa? Sedangkan anda saya tidak terpengaruh lalu kenapa bayi anda terpengaruh"
"Karena bayi tidak membutuhkan terlalu banyak energi dalam tubuh mereka"
Setelah mengatakan itu, wanita itu tiba-tiba memuntahkan darah berwarna hitam dengan banyak dari mulutnya.
"NYONYA!!!" Teriak Alethea.
Wanita itu mengangkat tangannya kemudian menggeleng. "Tak apa-apa. Nona, kalau aku boleh tau siapa namamu?" Tanya wanita itu sedikit dengan wajahnya yang mulai berubah warna seperti suaminya.
"Alethea. Calethea Eluna Margaret" Jawab Alethea dengan air mata.
"Jangan menangis, Alethea. Ini mungkin sudah takdir kami yang di berikan oleh moongoddess" Ucap suami wanita itu.
Wanita itu mengangguk. "Thea, bolehkan aku memanggipmu begitu" Alethea mengangguk sebagai jawaban.
"Maukan kau merawat Putra kami. Sebagaimana yang kau inginkan. Jika kau ingin menganggapnya anak ataupun adik, itu tidak masalah. Tapi maukah kau merawatnya untuk kami?" Ucap wanita itu.
Alethea menatap bayi yang ada di gendongannya itu. "Bolehkan?" Tanya Alethea sambil mengusap pelan pipi gembul bayi berambut silver itu.
Wanita itu kembali mengangguk. "Tentu, kenapa tidak. Aku juga ingin kau saja yang memberikannya nama karena kami belum memberikannya nama"
"Sudah berapa hari setelah kelahirannya?" Tanya Alethea.
"Seminggu"
"Seminggu?! Lalu selama seminggu itu kalian memanggilnya dengan panggilan apa?" Tanya Alethea sambil memandang sendu bayi laki-laki di gendongannya itu.
Wanita itu tersenyum melihat cara Alethea menggendong bayinya. "Al"
"Al?"
"Ya, Al" Ucap wanita itu menyakinkan Alethea.
Dengan senyum Alethea berucap. "Sama sepertiku. Aku juga sering di panggil Al oleh orang-orang"
"Kalian memang sama" Ucap suami wanita itu. Mendengar ucapan pria itu membuat Alethea mendongak dengan pandangan bingung.
"Em, apanya yang sama?" Tanya Alethea.
Wanita itu membawa telunjuknya ke bawah matanya. "Warna mata kalian"
"Benarkah?" Ucap Alethea sambil mengusap pelan hidung bayi itu agar ia bangun. Dan benar saja bayi itu mengeliak pelan kemudian mulai membuka pelan matanya.
Melihat warna netra mata bayi itu membuat Alethea terkejut. Bahkan tanpa sadar air matanya menetes kembali menetes. Revan yang melihat Alethea menangis pun bertanya.
"Ada apa nona? Kenapa anda menangis?"
Alethea menoleh menatap Revan. "Kurasa ini memang takdir. Kak Revan liat warna mata bayi ini"
Revan mendekati Alethea. Setelah melihat warna mata bayi itu, sama seperti Alethea ia terkejut.
"Ini?! Ini adalah warna yang tidak pernah ada di manapun. Warna Valkyrie"
Wanita itu mengangguk. "Sepertinya kalian memang bertakdir. Terima kasih Alethea karena sudah mau membesarkan Putra kami. Sekali lagi terima kasih" Ucap wanita itu.
"Sepertinya sudah waktunya" Sambung pria itu.
"Tunggu. Setidaknya katakan siapa nama kalian. Agar putra kalian bisa mengingat kalian meskipun hanya nama dan wajah kalian"
"Aku adalah Kalvin, seorang Alpha dari Whitemoon Pack"
"Dan aku adalah Matenya, Anabella. Luna dari Whitemoon Pack"
"K-Kalian adalah... "
Anabella mengangguk. "Iya. Ada alasan kenapa kami jadi begini. Kalian akan tau bila putra kami sudah besar. Dan Alethea"
"Ya, ada apa Luna?"
Anabella merai tangan Alethea kemudian ia genggam. "Bolehkah kami mengetahui nama yang akan kau berikan kepada putra kami?"
Alethea mengangguk. "Ya, tentu. Aku memberikannya nama.... Alardo Kalvibel Margaret. Aku akan memberikan nama keluargaku dan menjadikannya putraku" Ucap Alethea dengan air mata.
Anabella tersenyum. "Kalvibel. Kalvin-Bella. Terima kasih karena sudah memberikan nama putra kami dengan nama kami dan nama keluargamu padanya. Terima kasih" Lirih Anabella.
Alethea mengangguk. "Em, Iya. Semoga kalian tenang disana"
~~