Happy Reading ^°^
Seperti hari biasanya, gadis cantik bermata Valkyrie itu terus saja menatap ke arah pria tampan berkacamata yang sedang berlatih dengan Adik pria itu dengan cinta.
Calethea Eluna Margaret nama gadis itu, ia sering di sapa Alethea. Ia merupakan anak perempuan satu-satunya dari mantan Beta Darkmoon pack, Abraham Margaret dengan Kiana Margaret. Meskipun Wolf dalam tubuhnya belum hadir padahal ia sudah berusia 20 tahun, orang-orang tak pernah mencelanya atau mencemohnya. Karena apa? Karena meskipun Alethea seorang putri dari mantan Beta dan adik seorang Beta, ia tidak pernah sombong dan berbuat semaunya. Ia selalu baik hati dan tak pandang bulu saat menolong dan karena itu ia sangat di sukai oleh para penghuni Darkmoon pack.
Dan gadis itu sekarang sedang jatuh cinta pada teman masa kecilnya. Alexander Adwerd Albert, ia merupakan seorang Alpha di Darkmoon pack. Sebenarnya Alethea sudah mencintai Alex sedari ia masih berusia 15 tahun tapi ia sadar bahwa Alex tidak mencintainya. Alex hanya memandangnya Sahabat dan Adik saja dan Alethea menghargai itu. Bahkan sampai Alex bertemu dengan Matenya yang merupakan seorang manusia.
Keyra Monina. Ia merupakan sahabat manusia Alethea semasa ia mengasah ilmu di dunia manusia. Meskipun Alethea sangat mencintai Alex, ia tidak pernah berusaha menghalangi pertemua Alex dan Keyra.
"Menatapnya lagi?"
Alethea langsung keluar dari lamunannya dan segera mencari asal suara itu. Di depannya berdiri seorang pria tampan dengan tatapan datarnya. Pria itu adalah Adik Alex, Christian Axelander Albert. Ia 1 tahun lebih muda dari Alethea.
"Tian?" Ucap Alethea. "Kalian sudah latihan? Lalu dimana Alex?" Sambungnya bertanya. Alethea menatap ke sekeliling dan mendapati Alex berbicara dengan gadis berambut pirang, Keyra.
Saat pandangan Keyra dan Alethea bertemu. Keyra melambai dengan semangat padanya. Alethea pun membalas lambaian itu, tanpa ia sadari ada seseorang yang menatapnya dengan sendu.
"Masih berharap padanya?" Tanya Adik Alex penuh makna pada Alethea. Alethea yang mengetahui apa yang ia maksud pun menggelang.
"Tidak. Kenapa kau bertanya begitu, Tian?"
Pria itu menggerutu. "Berhenti memanggilku 'Tian, Tian'. Namaku Christian Axelander Albert dan nama panggilanku Axel! Ingat itu Thea, A-X-E-L. Axel!!!" Seru Axel sambil mengijakan namanya dengan marah.
Melihat itu membuat Altethea tertawa lepas. "Iya-iya, Axellll. Hahaha... " Alethea kembali tertawa sambil mengusap-usap kepala Axel.
"Berhenti menganggapku bocah" Gumam Axel pelan.
Alethea menghentikan tawanya. "Apa kau mengatakan sesuatu Axel? " Tanya Alethea. Axel menggeleng.
"Oh..."
Keduanya diam sampai Axel menanyakan pertanyaan yang membuat Alethea cukup sulit menjawabnya.
"Apakah kau sebegitunya mencintai kakak?" Tanya Axel sambil meminum air yang dibawakan oleh omega.
Alethea cukup lama diam sampai membuat Axel merasa tak enak. "Kalau kau tak ingin menjawabnya tak apa. Aku memakluminya"
"Bukannya aku tidak ingin menjawabnya tetapi aku bingung bagaimana menjawabnya"
Axel langsung menatap Alethea dengan bingung. "Maksudmu?"
"Kau tau, sebenarnya aku bingung. Apakah yang kurasakan pada Alex itu cinta ataukah hanya obsesiku saja. Karena itu aku menjadi bingung. Lalu cinta itu sebenarnya apa?" Tanya Alethea dengan rasa bingung dan penasaran yang besar.
Axel diam. Ia pun sebenarnya bingung dengan semua itu. Axel mungkin mencintai seseorang tapi cintanya itu tidak terbalaskan atau mungkin ia tidak sadar. Entahlah Axel bingung. Saat Axel dalam pikiran bingungnya tiba-tiba Alethea menggumamkan sesuatu yang sedari dulu Alethea hiraukan saja.
"Apakah aku memiliki Mate?" Gumam Alethea.
Mendengar ucapan Alethea, Axel langsung menoleh.
"Tentu saja!!" Seru Axel.
"Kau kenapa Axel? Saat aku menyinggung soal Mate, kau langsung semangat" Ucap Alethea sambil terkekeh.
Axel langsung diam, ia menggaruk tengkunya yang sebenarnya tak gatal. "Hehehe... Tidak ada apa-apa kok"kekehnya
Alethea ttersenyum "Aneh" Gumam Alethea. Kemudian keduanya pun tertawa
Di kejauhan terlihat seorang pria dengan kemarahan menatap Alethea dan Axel. Ia menggenggam erat ujung pedang yang ia pegang sampai darah segar mengalir di tangannya.
"Sialan!!" Kemudian pria itu pergi.
**~~~**