Chereads / The Imperfect Second Male Lead / Chapter 24 - 24. Mode Penghancuran

Chapter 24 - 24. Mode Penghancuran

Bukannya bersembunyi karena Ursilla sudah menyadari keberadaannya, Morgan justru menatap intens Ursilla dengan manik matanya yang merah. Rambut hitam legam milik duke muda tersebut berkibar tertiup angin. Sebuah seringai terukir di bibir merah muda yang begitu menggoda.

"Apa yang kau..." Ursilla tak melanjutkan ucapannya ketika menyadari bahwa masih ada Victor yang berbaring di sisinya.

Ursilla memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur. Kakinya melangkah mendekati jendela di mana Morgan berada. Morgan sepertinya tak berniat untuk pergi bahkan saat Ursilla menghampirinya.

Manik mata Ursilla tertuju pada pupil mata merah milik Morgan yang seolah menghipnotis dirinya untuk terus menatap lekat pria tersebut. Ursilla berhenti tepat di depan Morgan yang berada di balik jendela.

Tangan Ursilla terulur seakan ingin menggapai wajah male lead yang telah dia ciptakan. Sayangnya karena adanya kaca yang menjadi pembatas di antara mereka, Ursilla hanya bisa menyentuh permukaan dingin kaca tanpa bisa menyentuh wajah Morgan. Visual Morgan benar-benar luar biasa hingga memenuhi ekspektasi Liera sebagai penulis novel Love to Ursilla.

"Morgan, kau benar-benar tampan." Ursilla tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang ada dalam pikirannya.

Tubuh Morgan sejenak menegang, seringai di bibirnya juga berubah menjadi kaku. Itu hanya terjadi dalam beberapa detik hingga Ursilla merasa ragu apakah Morgan sebelumnya berekspresi demikian.

Ursilla kemudian tersadar akan ucapannya sendiri yang sungguh memalukan. Dia seketika mengalihkan pandangan dari Morgan. Ursilla berdehem untuk meredam rasa malunya, pipi perempuan itu bahkan bersemu merah.

"Oh, tidak! Apa yang sudah aku katakan di depan playboy ini?! Uh, ini hanya akan membuatnya senang karena mengira aku terjatuh dalam pesonanya!" Batin Ursilla berkecamuk dengan perasaan gelisah.

Ursilla melirik Morgan untuk melihat bagaimana tanggapan pria itu atas pujian yang dia lontarkan sebelumnya. Ursilla mengira, Morgan akan tersenyum menyebalkan dan menyombongkan dirinya yang memang benar-benar tampan.

Tanpa diduga, Morgan ternyata memiliki ekspresi wajah yang kaku. Sepertinya pria itu terkejut dengan perkataan Ursilla yang mengatakan dirinya tampan. Oh, ada apa sebenarnya? Bagaimana bisa male lead kita yang tampan terkejut saat diberikan pujian seolah belum pernah mendengarnya?

"Uh... K-kenapa kau berekspresi seperti itu?" Ursilla bertanya dengan suara terbata-bata. Heh! Ekspresi Morgan yang terkejut dengan mata membulat sempurna membuat Ursilla kebingungan. Sekarang, bagaimana tanggapannya jika Morgan bereaksi demikian?!

Morgan berhasil mengatasi rasa terkejutnya. Wajah tampan pria itu terdistorsi, sorot matanya memancarkan kemarahan yang memberikan perasaan bingung pada Ursilla.

"Kau menghinaku?" tanya Morgan dengan kepalan tangan yang menempel pada kaca yang menghalanginya dari Ursilla.

Penghinaan? Penghinaan apa yang Morgan maksud?! Ursilla memujinya bukan menghinanya! Lalu, bagaimana bisa dia bertanya bahwa pujian yang Ursilla berikan merupakan sebuah hinaan dengan wajahnya yang tampan tersebut?!

Sebanyak apapun Ursilla takut pada Morgan, dia tak mungkin berbohong perihal visual mereka yang benar-benar memanjakan mata. Inilah ketampanan jahat yang Ursilla inginkan, apalagi seringai di bawah manik mata merah benar-benar menambah kesan layaknya iblis dari neraka yang berdiri di hadapannya.

"Menghinamu? Tentu saja tidak! Aku mengucapkan sebuah fakta!" Ursilla memekik tertahan, dia masih ingat bahwa Victor ada di kamarnya.

Morgan seakan tak mendengar ucapan Ursilla, pria itu justru semakin terlihat marah. Wajah tampan Morgan dihiasi warna merah akibat amarah yang memuncak. Morgan menggertakkan gigi dan menatap Ursilla dengan penuh permusuhan.

"Di antara semua orang, ternyata kau orang yang paling memuakkan!"

Setelah meninggalkan kata-kata yang memberikan tanda tanya dalam benak Ursilla, Morgan berbalik dan melompat dari batang pohon tempat dia berdiri sebelumnya. Memang ada sebuah batang pohon yang mencapai jendela kamar Ursilla, hal ini membuat Morgan dapat dengan mudah melihat ke dalam kamar Ursilla sebelumnya.

"Tunggu! Ada apa denganmu?!" Ursilla menggedor-gedor jendela kamar dengan kepalan tangannya berharap Morgan akan kembali dan menjelaskan maksud dari ucapannya.

[ Peringatan! ]

[ Player telah memprovokasi male lead hingga membuat tingkat kemarahan menjadi 30% dan akan semakin terus meningkat. Jika Player kembali memprovokasi male lead hingga membuat tingkat kemarahan menjadi 100%, maka sejumlah 1% tingkat kematian akan ditambahkan. ]

[ Saat ini tingkat kematian Player sangat mengkhawatirkan karena masih 98%. Jika 1% tingkat kematian ditambahkan dan sistem akan secara otomatis mengaktifkan mode penghancuran saat tingkat kematian melampaui 100%. ]

"Mode penghancuran?! Kenapa kau baru mengatakan hal penting itu sekarang?!

Ursilla menggigit bibir bawahnya, alis hitam yang terlihat jelas bahkan tanpa memakai pensil alis kini menukik tajam. "Sistem, apa kau sengaja menutup-nutupi informasi penting dariku?!"

[ Player tidak bertanya. Maka, sistem tentu tak akan memberikan penjelasan, kecuali ada hal-hal yang menyinggung topik-topik yang tidak Player tanyakan hingga sistem akan memberikan penjelasan secara otomatis. ]

Ursilla menggertakkan gigi tak terima dengan ucapan sistem. "Heh, setidaknya kau sebagai sistem memberikanku, Player, beberapa penjelasan penting! Kau selalu muncul secara tiba-tiba dan sekalinya muncul justru mengucapkan kata-kata yang menjengkelkan!"

[ Mohon Player untuk menenangkan diri karena sistem masih harus memberikan beberapa laporan. ]

Ursilla berdecih muak setelah mendengar bujukan dari sistem yang menjengkelkan tersebut. Harusnya jika Ursilla tak bertanya, sistem berinisiatif untuk menjelaskan semuanya pada Ursilla sebagai Player yang berada di bawah kontrolnya.

Hal penting semacam mode penghancuran harusnya diberi tahukah sejak awal. Tanpa perlu bertanya pada sistem, Liera sudah dapat menebak bahwa jika mode penghancuran diaktifkan, bukan hanya sistem yang hancur melainkan dirinya juga tidak akan bisa hidup atau bahkan kembali ke dunia nyata hidup-hidup.

"Laporan apa?" Ursilla bertanya dengan malas.

[ Selamat untuk Player karena telah menyelesaikan chapter 2 novel Love to Ursilla! ]

[ Kali ini Player memerankan tokoh Ursilla dengan baik tanpa membuat kesalahan sehingga sistem tidak akan memberikan hukuman. ]

[ Sebagai informasi tambahan, setiap menyelesaikan satu chapter novel, maka Player akan mendapatkan hadiah dengan kelipatan dua. Untuk pengurangan poin jika Player melakukan kesalahan dalam memerankan tokoh saat skenario dimulai, akan dikurangi sebanding dengan kesalahan yang dibuat. ]

[ Hadiah sedang diakumulasikan. Tolong Player menunggu dalam beberapa detik! ]

[ Perhitungan hadiah dimulai. Hadiah akan diterima dalam waktu tiga detik. ]

[ Tiga... Dua... Satu... ]

[ Player kini memiliki satu kotak hadiah yang belum terbuka. Apa Anda ingin membukanya? ]

Setelah mendengar sistem yang berbicara panjang lebar di pikirannya dan disertai kotak sistem yang terpapar di depannya, Ursilla membeku di tempat. "Menyelesaikan chapter 2 novel?! Sejak kapan itu dimulai?!"

[ Sejak Player menyadari keberadaan Morgan. Saat itulah chapter 2 novel Love to Ursilla dimulai. ]

Lagi-lagi, kejadian yang sama terulang. Liera untuk kedua kalinya tak menyadari bahwa dia sudah memasuki skenario dalam novel. Tidak seperti chapter 1, di chapter kali ini Liera memainkan perannya dengan baik sebagai Ursilla dalam novel.

Namun, bukan itu permasalahannya sekarang. Setelah diingat-ingat, Liera setidaknya bisa mengerti apa isi chapter 2 dalam novel yang diciptakannya. Tiba-tiba hati Liera dipenuhi keraguan dan rasa takut yang mencengkeram erat perasaannya.