{ Louis Rottie Van, kesatria kepercayaan sekaligus tangan kanan Victor. Louis berasal dari keluarga miskin di Kekaisaran Allen. Dia dan kedua orang tuanya selalu kelaparan. Tak ada uang, maka tak ada makanan. Hal tersebut membuat orang tuanya meninggal satu-persatu, meninggalkan Louis kecil dengan penderitaannya sendiri. Bahkan untuk mengubur jenazah ibu dan ayahnya dia tak mempunyai sebidang tanah untuk membumikan mereka.
Saat Louis putus asa, dia tanpa sengaja mendengar keributan di ujung gang di mana dia berada saat itu. Karena penasaran, dia melangkah pelan menuju arah keributan terjadi. Bersembunyi di balik tong kayu, mengintip apa yang terjadi. Mata Louis terbuka lebar saat melihat seorang anak laki-laki seusianya memegang pedang kayu yang terlihat kokoh. Tatapan Louis terfokus pada beberapa anak laki-laki yang tergeletak sambil meringis kesakitan, terutama anak laki-laki yang diinjak oleh anak laki-laki yang memegang pedang kayu.
"Raja... Panggil aku Raja Victor!" Suara dingin tersebut berhasil membuat Louis merinding. Tidak hanya Louis, bahkan anak laki-laki yang diinjak oleh Victor, ketakutan melihat pedang kayu yang kokoh berada tepat di samping kepalanya.
Victor kecil tertawa dingin melihat anak-anak yang selalu mengejeknya saat dia mengatakan akan menjadi master pedang, kini berada di bawah kakinya. Bahkan tak ada satu orangpun yang percaya bahwa dia keturunan dari keluarga kekaisaran. Yah, itu tidak masalah karena Victor hanyalah anak haram yang keberadaannya tidak untuk diketahui oleh masyarakat. Namun, impiannya menjadi master pedang tidak bisa seenaknya dihina oleh lain.
"Ingatlah! Suatu hari aku akan membuat orang-orang yang dulu membuang ku dan membuatku hidup dalam penderitaan menyesal hingga mereka ingin membunuh diri mereka sendiri." Victor kecil menyeringai lebar dengan mata biru gelapnya yang berkilat tajam di bawah langit malam. "Karena jika aku yang membunuh mereka, maka aku akan memberikan kematian yang teramat menyakitkan."
Louis yang ketakutan menyaksikan betapa menyeramkan anak laki-laki yang memegang pedang — Victor — tanpa sadar menyenggol tong kayu dan jatuh terjengkang. Wajah Louis pucat pasi melihat Victor yang menyadari keberadaannya. Tatapan dingin Victor beralih pada Louis yang gemetar, namun matanya terbuka lebar menyaksikan semua yang telah diperbuat oleh Victor.
Victor merasa tertarik dengan Louis yang takut namun tetap ingin melihat semua yang terjadi dengan jelas. Victor mengangkat pedang kayu miliknya dan mengarahkan ujung pedang tepat di depan wajah Louis.
"Hei, jadilah kesatria ku. Aku akan menjadi raja dan membutuhkan tangan kanan nantinya. Oleh karena itu, aku memutuskan kaulah yang akan menjadi tangan kananku nanti."
Pantulan wajah Victor yang tersenyum miring dengan rambut hitam legam yang hampir menyamai gelapnya malam, disertai manik mata biru gelap yang memberikan rasa dingin dan aura kepemimpinan yang tak terbantahkan terlihat jelas di mata Louis. Seharusnya Louis tak perlu mempercayai kata-kata yang keluar dari seorang anak kecil yang sama sepertinya, hidup di jalanan dengan pakaian compang-camping dan kotor. Namun, saat itu, bukan anak laki-laki lusuh yang memegang pedang kayu yang terlihat di matanya, melainkan seorang raja.
Sejak saat itu, Louis mengikuti Victor dan berlatih bersama agar menjadi master pedang. Mengumpulkan banyak orang yang bersedia mengikuti Victor dan membangun sebuah kerajaan nantinya. Awalnya mungkin sulit dilakukan karena banyak yang menganggap Victor dan Louis orang-orang menyedihkan yang banyak berkhayal. Namun, seiring berjalannya waktu, orang-orang menyaksikan sendiri perubahan Victor dan Louis hingga beberapa memilih untuk mengikuti Victor.
Melakukan pembasmian iblis di pulau terkutuk karena hanya pulau itu yang tidak mempunyai pemilik dan juga bukan termasuk wilayah Kekaisaran Allen maupun Kekaisaran Molden. Pulau tersebut bersimbah darah, lolongan kesakitan iblis terdengar dari berbagai arah. Namun, bahkan jika harus ada nyawa yang melayang karena ingin mencapai apa yang diinginkan, mereka bersedia melakukannya.
Victor sebagai pemimpin membasmi iblis dalam jumlah besar, tubuhnya berlumuran darah hitam dari iblis yang telah dia bunuh. Perjuangan akhirnya memperoleh keberhasilan, hingga akhirnya Kerajaan Victoria bisa didirikan di atas tanah terkutuk dengan darah iblis sebagai saksi perang berdarah yang mereka lakukan.
Louis takjub karena 'suatu hari' yang dulu Victor kecil katakan, ternyata terwujud dengan berdirinya Kerajaan Victoria. Victor sebagai raja, membuat orang-orang tunduk di bawahnya. Bahkan orang-orang yang dulu menghinanya harus menjaga mulut mereka agar tak berucap secara sembarangan karena Victor sudah menjadi pemimpin sebuah kerajaan.
Victor tidak mengatakan omong kosong penuh khayalan seperti anak kecil lainnya. Ternyata saat itu Victor memiliki keyakinan bahwa dia akan mewujudkan apa yang diucapkan.
Louis menjadi tangan kanan Victor dan mengabdi untuk Victor. Tak ada setitikpun penyesalan dalam dirinya yang mengikuti Victor dan berjuang bersama. Itu karena orang yang dulu dia ikuti benar-benar seorang raja. }
***
Dahi Ursilla mengerut dalam memimpikan mengenai masa lalu Louis dan Victor. Ini sepertinya terjadi karena Ursilla bertemu dengan Louis. Otaknya secara otomatis menggali ingatan mengenai isi novel Love to Ursilla yang membahas mengenai Louis.
Dalam kegelisahannya, Ursilla merasakan sebuah usapan lembut di dahinya, sehingga memberikan rasa nyaman membuatnya kembali tidur nyenyak.
"Berapa lama dia menangis?" Victor mengelus rambut Ursilla yang sebelumnya terlihat gelisah dalam tidurnya. Sebuah senyum sendu terbit di wajahnya melihat wajah sembab Ursilla.
"Ketika sampai di kamar, Putri sudah tidur dalam pelukan saya, Yang Mulia." Wendy berdiri tak jauh dari Victor yang duduk di samping Ursilla.
Helaan napas berat terdengar dari Victor yang sepertinya dalam posisi sulit. "Ini pertama kalinya dia meminta sesuatu padaku. Aku selalu memberikan semuanya sebelum dia meminta. Tapi, sepertinya Silla sangat menginginkan kesatria untuk dirinya sendiri. Aku harus bagaimana?"
Bukannya Victor tidak mengizinkan, tapi tidak mudah membuat kesatria bersumpah setia pada Ursilla yang belum memiliki nilai akan dirinya sendiri. Kesatria di Kerajaan Victoria berbeda dari yang lain. Lebih sulit membuat mereka bersumpah setia selain pada Victor yang memang sudah terbukti orang dengan kekuatan yang luar biasa.
Kelompok kesatria dibagi menjadi dua, satu yang dari awal akan menjadi tentara kerajaan dan bersumpah setia pada Victor, dan dua untuk kesatria yang masih bingung akan bersumpah setia pada kerajaan atau akan memilih sendiri Tuan mereka yang masih warga kerajaan Victoria. Para kesatria yang berada di kelompok dua juga terdapat orang-orang yang dibawa oleh Victor karena memiliki potensi untuk berkembang.
Hal tersebut membuat mereka tak mudah untuk bersumpah setia pada orang lain jika tidak sesuai dengan keinginan sendiri. Memang terlalu berisiko melatih orang-orang yang belum tentu memilih tuan yang baik nantinya atau bahkan hanya ingin memiliki kemampuan individu saja.
Pemberontakan bisa terjadi jika ada kesatria yang sampai melakukan pemberontakan karena perintah tuan mereka. Oleh karena itu, sebelum mereka bersumpah setia pada tuan mereka, Victor akan membuat mereka bersumpah pada diri mereka sendiri tidak akan melakukan pemberontakan bahkan jika itu perintah dari tuan mereka.