Waktu berlalu, Erland duduk di meja makan dan Lely membantu menuangkan air minum.
"Di mana Briel?" tanya Erland seraya mengambil makanan.
"Eh, apa nona tak ada di kamarnya?" tanya Lely.
"Hem... Entah, mungkin Saya yang tak melihat dia di kamar," ucap Erland.
'Ha? Apa-apaan dia? Mana mungkin orang sebesar itu tak kelihatan. Jelas-jelas kalian sedang bertengkar,' batin Lely.
"Apa Tuan takan memanggil nona Briel?" tanya Lely.
"Coba kamu panggil dia!" pinta Erland.
"Hem... Saya akan panggilkan," ucap Lely.
"Kenapa? Apa kamu tak mau menuruti perintah Saya?" tanya Erland dingin.
Erland melihat ekspresi Lely yang tampak malas menuruti perintahnya. Semakin lama semakin menjengkelkan si Lely itu, pikir Erland. Entahlah, rasanya dia ingin marah-marah siang ini. Dadanya terasa panas tapi tak tahu apa penyebabnya. Melampiaskannya pada Lely mungkin akan membuatnya lebih baik.
"Mana mungkin, Saya akan panggilkan sekarang," ucap Lely.
