Edward tidak menyangka bahwa wanita yang ia cintai harus menghadapi cobaan hidup begitu menyakitkan. Takdir memang terkadang jauh lebih mencengangkan daripada kebenaran yang selama ini diyakini oleh seseorang. Namun mengapa takdir semacam itu harus menimpa Febiana?
Hati dan hampir seluruh diri Edward sama sekali tidak bisa menerima kenyataan itu. Di sisi lain, ia tidak bisa berbuat apa-apa, selain merangkul wanita itu dan tetap melindungi layaknya seorang pahlawan yang meski jika tidak terlalu diinginkan.
"Minum dulu, malam ini sangat dingin. Sepertinya hujan juga akan turun," ucap Edward sembari meletakkan secangkir cokelat hangat di hadapan Febiana.
Febiana tidak menjawab, tetapi mengangguk pelan sebagai salah satu caranya untuk merespon perkataan serta sikap Edward barusan. Tak berselang lama, pria itu duduk di sampingnya, dan ia berangsur memberikan tatapan mata penuh makna.