Sialnya hampir satu jam, Febiana harus menahan rasa sabar yang telah bercampur kesal. Kemacetan terjadi lagi dan saat ini sulit untuk diatasi. Ia juga tidak bisa meninggalkan mobil Edward begitu saja di tengah jalan. Alhasil, Febiana hanya mampu pasrah, sementara rasa gelisah telah meliputi hatinya.
Setelah waktu berlalu, tepat ketika Febiana berhasil sampai di sebuah rumah sakit sesuai alamat dari Edwin, wanita itu menghentikan deru mobilnya. Tanpa pikir panjang, Febiana segera bergegas untuk masuk ke dalam.
Sambutan orang-orang yang menderita penyakit mental menjadi suguhan pertama bagi Febiana. Terkadang ia justru diusili dan seolah dihadang serta dipermainkan. Hingga seorang dokter mendatanginya, mengamankannya dari para pasien itu.
"Maaf, Nona, beberapa hari ini keadaan pasien kami memang lebih ramai dan usil," ucap seorang dokter tua yang memiliki nama Luki di name tagnya. "Maaf, tapi ada apa ya?"