Author note:
Assalamualaikum, buat para readers, sebelum lanjut baca minta waktu sebentar untuk mendoakan saudara kita yang terkena musibah, bencana alam (NTT dan Wilayah lainnya) . Semoga di beri kesabaran yang berlebih bagi yang ditinggalkan, dan bagi korban segera di temukan dan di tempatkan di tempat terbaik di sisi tuhan.
Terima kasih atas waktunya dan berkenan melungkan sebentar untuk mendokan saudara kita.
Satu minggu setelah pemberitahuan keputusan Bulan, Bulan, Bintang dan Nathan kembali ke jakarta. Lucas mengantat kepergian mereka. Stellapun nampak enggan meninggalkan Lucas sendiri. Walaupun ia tahu bahwa lucas hanya teman Mamanya, tapi ia sadar karena Lucas ia tidak pernah kehilangan kasih sayang seorang ayah. Bintang yang melihat Stella memeluk erat Lucas sangat terharu dan iri. Dalam hatinya ia sangat berterima kasih pada Lucas karena memberikan kasih sayang yang tulus pada Stella. Namun ia iri dengan kedekatan Mereka.
Setelah beberapa saat mereka saling berpelukan dan berjabat tangan, suara dari pengeras suara terdengar. Mereka meminta penumpang 'Itik air' segera melakukan chek in. Sehingga mereka harus berpisah dengan Lucas. Lucas melambaikan tangn dengan mata yang berkaca-kaca.
Sedangkan Di jakarta, Wibowo dan Anas membantu Raka yang menyiapkan penyambutan kedatangan Bulan, Bintang dan Stella. Mereka sangat bersemangat dan antusias akan kedatangan mereka. Dan Bu Mina yang mengetahui hal itu segera meminta para bawahanny untuk membantunya memasak untuk hidangan penyambutan.
"Ka, apa mereka sudah berangkat?" tanya Anas pada Raka yang sedang sibuk menjawab sebuah telepon.
"Harusnya mereka sudah di pesawat, saya akan segera meminta pak Imam menunggu mereka di Bandara," jawab Raka.
Anas yang puas dengan jawaban Raka pergi meninggalkan Raka dengan senyum bahagia. Hal itu juga terlihat oleh Wibowo yang duduk di ruang tamu, Anas sengaja menjemput Wibowo agar ikut dalam penyambutan kedatangan Bulan dan Bintang yang telah lama mereka rindukan.
Namun saat Anas kembali duduk di depannya, Wibowo memasang wajah serius dan menanyakan sesuatu pada Anas.
"Nas, aku mau menanyakan sesuatu," ucap Wibowo dengan serius.
"Apa?"
"Apa kamu nggak pernah curiga dengan Anakku yang pergi selama lima tahun, dan kembali membawa anak?" tanya Wibowo dengan tatapan menodong.
"Wo, apa kamu tidak percaya dengan anakmu sendiri?" Anas berganti bertanya.
"Aku sangat percaya."
"Begitu pula denganku," sahut Anaa.
"Kalau begitu aku akan mengatakam sesuatu saat Bulan dan Bintang datang." Wibowo kembali tersenyum dengan bangga.
Anas hanya mengangguk, ia tidak bertanya lebih dalam karena menjaga perasaan dan privasi sahabat sekaligus besannya.
Persiapan hampir selesai, Pak Imam yang di perintahkan menjemput Bulan, Bintang dan Stella sudah berangkat, Raka menuju dapur dan melihat kesiapan hidangan yang akan mereka sajikan, Bu Mina memberi kode bahwa makanan akan siap tepat waktu. Raka kembali bergabung dengan Wibowo dan Anas.
***
Bulan dan Bintang yang sudah berada dalam Pesawat tidak pernah melepaskan genggaman tangannya, sedangkan Stella tertidur dengan pulas hingga saat pesawat akan melakukan Landing, Nathan yang duduk di belakangnya Bintang merass senang melihat Bintang yang menemukan perempuan yang pernah ia cari dan nanti.
Setelah pesawat berhasil landing dengan baik, Bintang segera menggendong Stella dan Nathan dengan senang hati membantu Bulan yang membawa koper besar. Bintangpun menawarkan pulang bersama mereka pada Nathan, namun Nathan sempat menolak. Tapi dengan bujukan Bulan dan Bintang akhirnya mereka pulang bersama dengan pak Imam.
Pak Imam yang melihat Nathan dan Bintang dari kejauhan segera membantu mengambil kopernya dan membukakan pintu. Sedangkan Bulan sedang di toilet. Tak selang lama Bulan kembali dari toilet dan bertemu sosok tinggi besar dan putih,
"Lan," panggil pria itu dan menghampiri dengan lari-lari kecil.
"Kamu dari mana?" tanya Johan, pria itu adalah johan yanh baru saja pulang dari jogja.
"Dari Semarang, kenapa?" tanya Bulan dengan ketus.
"Lama kita tidak bertemu, dan kamu semakin cantik." Johan mencoba menggoda Bulan.
"Aku harus pergi." Bulan hendak pergi. Namun tangannya di tarik oleh Johaan.
"Aku tahu kamu sudah berpissh dengaan suamimu, jadi aku hanya ingin berteman saja dengan mu?"
"Tidak." Bulan menghempaskan tangan Johan. "Aku memang pernah berpisah, tapi aku sudah kembali dengannya."
"Tidak apa, aku hanya ingin berteman." paksa Johan pada Bulan.
"Baiklah," ucap Bulan dan segera pergi.
Johan yang melihat Bulan pergi tidak menahannya, namun ia bertekat akan mencari Bulan setelah pertemuan ini. Memang sudah lebih dari Lima tahun Johan tidak bertemu dengan Bulan, namun ia belum juga menemukan sosok yang berhasil menggantikan Bulan.
Sesuatu jika sudah kehilangan, baru terasa berarti hal itu yang di rasakan Bintang dan Johan. Namun nasib baik berpihak pada Bintang.
Setelah menunggu cukup Lama Bintang melihat Bulan berjalan menuju mobilnya. Namun raut wajah kesal terlihat oleh Bintang.
"Kamu kenapa?" tanya Bintang yang khawatir.
"Tidak apa-apa." Bulan menggelengkan kepala.
"Lalu kenapa wajahmu seperti ini?" Bintang mendesak Bulan.
"Sudahah lupakan, kita pulang saja kasihan Stella yang tidur seperti ini." Bulan mengalihkan pembicaraan.
Bintang meminta Pak Imam segera pulang, dan Nathan yang duduk di sebelah Pak Imam sempat meminta pulang kerumahnya sendiri. Namun di tolak oleh Bintang. Bintang mengajak Nathan untuk pulang kerumahnya.
Setelah perjalanan yang panjang, mobil yang mereka tumpangi memasuki gerbang rumah Bintang. Bulan melihat tidak ada perubahan dengan rumah ini, bahkan penjaga yang berada di pos masih orang yang sama dengan Lima tahun yang lalu.
Saat semua orang keluar dari rumah karena mendengar mobil pak Imam datang, Stella pun terbangun dari tidurnya. Dan dia melihat sebuah rumah yang besar bernuansa putih dan emas. Stella ketakutan dsn kebingungan. Ia pindah ke pangkuan Bulan.
"Kenapa?" tanya Bintang.
Stella tidak menjawab hanya menggelengkan kepala. Hingga pak Imam membukakan pintu untuk mereka Stella masih memeluk erat Bulan. Namun sast melihat Wibowo berdiri bersama Anas untuk menyambutnya Stella berlari dan menuju kepelukan Wibowo.
"Opa...," teriak Stella pada Wibowo. Hal itu membuat Bintang, Anas dan Raka tercengang dan kebingungan. Tatapan tajam di berikan oleh semua orang yang ada di sana.
Namun Bulan segera bersalaman pada Anas dan Wibowo. Begitu pula dengan Nathan dan Bintang. Dan mereka menuju ruang tamu untuk menunggu sebuah penjelasan tentang apa yang mereka lihat tadi. Wibowo sudah menduga akan hal ini. Sedangkan Bulan tidak tahu jika Wibowo ada di sana.
Keheningan terasa sesaat setelah berkumpul di ruang tamu, hingga Bu mina menyodorkan minuman untuk Semua orang. Bintang dan Anas menunggu penjelasan dari Bulan dan Wibowo. Wibowo dan Bulan saling adu pandangan mereka menunggu salah satu memulai pembicaraan dan menjelaskan pada semua yang duduk di hadapannya.