Hari pertama di jakarta, hari pertam pula untuk Stella di sekolah barunya. Sekolah paud dan TK pelangi terletak tidak jauh dari rumah dan kantor Bintang, sekolah tersebut berada di tengah kota.
Stella sempat merasa takut saat hendak masuk kedalam sekolahan. Namun dengan bujuk guru dan Bulan, akhirnya Stella masuk kedalam sekolahan.
Sedangkan Bintang mengajak Bulan ke kantornya. Bulan segera mencari temannya, Tina dan Anis. Namun karena lost contact terlalu lama ternyata Tina telah resign dan ikut suaminya ke luar jawa. Hanya bertemu dengan Anis yang sekarang menjadi kepala defisi desain.
"Bulan," teriak Anisa saat melihat Bulan membuka pintu ruangannya.
"Hai." Bulan di sambut dengan pelukan hangat oleh Anisa. Saking hebohnya Anisa, para pegawai yang lain sampai menoleh ke arah mereka saat hendak menuju kantin. anisa tidak bisa menyangka bisa di pertemukan dengan sosok Bulan kembali. Apalagi saat Bulan datang bersama Bintang hal itu menjadi perbincangan dan tanda tanya para pegawai.
Tidak ada yang berubah dengan sikap Bulan, ia tidak gengsi makan dengan para pegawai. Hanya saja ia tidak nyaman dengan pandangan para pegawai. Ada yang berbisik Setelah melihat kearah Bulan. Ada pula yang berbicara dengan rekannya saat melewati tempat duduk Bulan.
"Ada apa sih? Apa ada yang salah denganku?" tanya Bulan dengan memeriksa semua penampilannya.
"Tidak, semua normal. emang kenapa?"
"Kenapa semua melihat ku dengan aneh?" tanya Bulan.
"Mungkin karena kamu datang dengan pak bos," jawab Anisa.
"Kenapa?"
"Kan selama ini pak bos nggak pernah kesini, dia di pindah ke singapore." jelas Anisa.
Bulan mulai tak menghiraukan orang di sekitarnya, ia mulai menikmati kebersamaan bersama Anisa. Namun saat sedang berbincang, tiba-tiba Bintang datang menghampiri Bulan. Hal itu membuat Bulan merasa deg-deg an dan membuat para pegawai yang sedang berada di kantin melihat ke arah mereka. Walaupun tidak semua pegawai yang ada di sana tapi hal itu membuat gosip yang beredar semakin panas.
Saat sampai di hadapan Bulan, Bintang mencium kepala Bulan yang membuat wanita yang melihat mmerasa iri.
"Kenapa?" tanya Bulan.
"Urusanku sudah selesai, kamu mau di sini atau pulang?"
"Emm... Pulang saja," jawab Bulan yang memang sudah tidak nyaman dengan situasi tersebut. Anisa pun mengerti dan membiarkan Bulan pergi bersama Bintang.
Bulan dan Bintang pergi meninggalkan kantor, dan sengaja hari itu Bintang menyetir mobilnya sendiri tanpa menggunakan sopir. Sepanjang perjalanan tangan Bulan tidak lepas dari genggaman Bintang.
"Sayang, berhenti," ucap Bulan tiba-tiba.
"Kenapa?" tanya Bintang sembari menghentikan mobilnya.
"Aku mau beli sesuatu," jawab Bulan yang bersiap untuk keluar dari mobil.
"Apa?" belum mendapat jawaban yang pasti, Bulan sudah membuka pintu mobil dan segera menuju sebuah ruko yang berjejer menjual aneka kebutuhan dari makanan, minuman dan kebutuhan.
Bintang menyusul Bulan yang sedang masuk ke dalam ruko penjual makanan, Bulan sibuk memilah sebuah aneka camilan. Saking asiknya bulan sampai ia tidak sadar bahwa Bintang sudah berada di belakang nya. Walaupun Bulan sudah kembali bersama Bintang ia tetap menjadi diri sendiri, ia tetap tidak gengsi belanja di pedagang kaki lima.
Saat Bulan sedang bingung untuk memilih camilan Bintang hanya melihat. Dan saat Bulan menaruh kembali salah satu pilihannya, Bintang mengambil lagi makanan itu dan begitu seterusnya, hingga pada saat membayar Bulan sangat kaget melihat Bintang datang tiba-tiba dengan membawa satu kerenjang beberapa makanan yang ia tidak pilih tadi.
"Kamu ngapain disini?" tanya Bulan yang masih terheran melihat Bintang datang dan ikut mengantri di belakangnya.
"Ikut kamu," jawab Bintang.
"Terus ini?" Bulan menunjuk sebuah kerenjang yanng dibawa oleh Bintang.
"Ini semua buat kamu."
"Aku? Aku sudah beli. Nanti mubazir kalau kebanyakan." Bulan mencoba mengambil kerenjang itu, namun di halau oleh Bintang.
"Sesuatu yang kamu sentuh, aku belikan." bisik Bintang.
"Oh, aku tadi menyentuh kulkas tempat minuman dingin itu," balas bisik Bulan.
"Akan aku beli." Bintang hendak berjalan menuju kulkas itu, namu di tahan oleh Bulan dengan cekikikan.
"Jangan, sudah itu aja." Bulan menggandeng Bintang dan menyerahkan kerenjang mereka berdua.
***
Stella yang menjalani sekolah pertama di sekolahan baru, merasa sangat senang. Karena di sekolahan itu terdapat kolam renang, playground yang bagus, taman dan banyak teman. Karena sekolahan itu tergabung antara Paud dan TK.
Stella dengan cepat menyesuaikan dengan lingkungan, ia bahkan cepat mendapatkan teman. Bahkan ia termasuk anak yang pintar. Ia cepat menerima pelajaran baru yang ia dapat di sana.
Hingga saat pulang sekolah beberapa wali murid merasa gemas melihat Stella, saat semua murid menunggu jemputan Stella dan murid lain di dampingi oleh guru mereka. Dan tak lama kemudian, Bulan dan Bintang datang menjemput Stella dan itu membuat para Wali murid melihat ke arah mereka. Banyak yang kagum dengan ketampanan Bintang apa lagi Bintang menggunakan mobil keluaran terbaru. Ada pula yang merasa iri dengan Bulan karena memiliki Suami tampan dan Kaya.
"Mau menjemput siapa?" tanya Guru yang duduk di balik meja tunggu dengan membawa absen.
"Stella aurora," jawab Bulan.
"Baik." guru itu berdiri menghampiri Stella yang duduk di belakang.
"Silahkan," guru itu kembali bersama Stella dan menyerahkan pada Bulan.
"Terima kasih, Bu." Bulan segera menggandeng Stella dan pergi meninggalkan sekolah.
Sedangkan Bintang yang merasa sangat bahagia akan kembalinya Bulan dengan membawa Stella tidak dapat menitupi senyum yang menyugging di bibirnya, walaupun ia tidak menemani Stella sejak ia lahir, namun Stella dan Bintang mempunyai kemistri yang bagus. Bahkan ia sangat mirip dengan Bintang mulai dari wajah dan kebiasaannya. Seperti siang itu, saat Bulan menawarkan makanan ia memilih makan siang di rumah. Hanya sesekali ia meminta makan di luar. Namun ia selalu meminta Bulan yang memasak.
"Ma, Stella mau makan pakai omlet yang mama masak," ucap Stella saat sampai di depan rumah.
"Iya, tapi mama gantiin baju kamu dulu. Cuci kaki dan tangamu." Bulan hendak menggandeng Stella namun di hentikan oleh Bintang.
"Stella biar aku yang gantiin bajunya, kamu siapin makanan buat dia saja. Mintalah bantjan Bu Mina." Bintang mengambil alih gandengan Stella.
Bulan segera menuju dapur dan segera menyiapkn bumbu dan kebutuhaan lainnyaa, saat ia mengiris bawang bombay para Asisteb rumah tangga yang sedang istirahat langsung mendekat ke Bulan, mereka takut jika membuat masalah.
"Nyonya, anda mau makan apa? Biar saya buatkan," ucap salah satu asisten rumah tangga itu.
"Tidak, saya hanya membuatkan makanan untuk anak saya, kalian istirahat saja." Buan berkata dengan senyuman manis dan damai. Hal itu membuat para Asisten rumah tangga bernafas lega. Karena tandanya mereka tidak salah masak atau membuat kesalahan.