Chereads / Aku Punya Lima Papa / Chapter 3 - Desa Yang Ramai

Chapter 3 - Desa Yang Ramai

Di dalamnya terdapat sebuah surat, sebuah handphone, dan sebuah kartu hitam.

Ruanruan mengusap hidungnya dan air matanya menetes di ke dalam kotak kecil itu.

Dia langsung mengusap air matanya beberapa kali kemudian tangannya yang kecil membuka surat kecil itu.

'Untuk Ruanruan: 

Ruanruan, master sudah pergi. Maaf ya, awalnya master ingin menemani Ruanruan tumbuh besar tapi master harus mengingkari janji master pada Ruanruan. Tapi Ruanruan, seperti yang kamu katakan, kamu sudah besar jadi Ruanruan harus belajar untuk tumbuh dewasa seorang diri.

Master pergi tanpa berpamitan bukan karena tidak menginginkan Ruanruan lagi tapi master takut setelah melihat Ruanruan maka master tidak bisa pergi pergi karena itu Ruanruan harus menunggu master sampai master kembali mencari kamu lagi, ya.

Ruanruan, master meninggalkan sebuah handphone untukmu, satu-satunya kontak yang ada di dalamnya adalah nomor master. Selain itu ada sebuah kartu berwarna hitam, di dalamnya ada uang yang bisa kamu gunakan. Jika setelah menemukan para papa Ruanruan tapi Ruanruan tidak menyukai mereka, ingat untuk langsung menelpon master.'

Ruanruan yang melihat surat itu merasa sangat sedih tapi dia sudah tidak lagi panik mencari Ji Yuan.

Dia membuka handphone yang berwarna merah buram, kemudian dia menemukan nomor telepon Ji Yuan dan menelponnya.

"Maaf, nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif…"

Saat terdengar suara operator, Ruanruan mencibirkan bibirnya dan matanya yang basah itu terlihat kecewa.

Karena tidak bisa tersambung sehingga dia mengirim pesan singkat kepada Ji Yuan.

[Master, Ruanruan merindukan master, sangat sangat merindukan master. Ruanruan akan pergi mencari para papa, tapi master harus cepat kembali dan mencari Ruanruan, ya.]

[Master, jika sudah melihat pesan dari Ruanruan harus membalasnya ya, Ruanruan merindukan master.]

[Master kapan akan melihat handphone? Kenapa tidak membalas pesan Ruanruan? Ruanruan lapar, Ruanruan ingin makan masakan master.]

Ruanruan yang berada di atas ranjang tanpa alas kaki mengirimkan beberapa pesan singkat sekaligus kepada Ji Yuan. Dia terus menunggu handphone-nya berbunyi yang menunjukkan balasan dari Ji Yuan tapi saat dia belum juga mendapatkan balasan, perutnya sudah terus berbunyi. Dia merasa seperti sedang melemparkan sebuah batu di tengah laut besar yang tidak memberikan reaksi apapun setelah melemparkannya berkali-kali.

Sorot mata Ruanruan terlihat muram, "Master mungkin masih ada di dalam pesawat jadi tidak bisa membalas pesanku."

Dia bergumam kepada dirinya sendiri kemudian dia mendengar ada suara ketukan dari arah pintu.

Ruanruan membawa handphonenya lalu turun dari ranjang. Dia berlari dengan kakinya yang kecil dan tidak menggunakan alas kaki itu untuk melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Saat dia melihat seorang wanita tua ada di depan pintu kamarnya dia baru membuka pintu dengan lebar, dia adalah wanita tua pemilik rumah.

"Biksu kecil, sudah waktunya makan." Wanita tua itu tersenyum ramah, dia melihat mata Ruanruan yang merah seperti seekor kelinci kecil, hidungnya juga merah dan pipinya yang berisi itu jelas sekali terlihat basah, dalam sekali lihat dia langsung tahu bahwa Ruanruan baru saja menangis.

Wanita tua itu dengan lembut mengusap kepala kecil Ruanruan, "Biksu kecil, kamu sudah lapar, kan? Ayo ikut dengan nenek makan, pasti ada hal yang harus master-mu lakukan sehingga ia harus pergi meninggalkanmu. Nenek dapat melihat bahwa master sangat menyukaimu."

Ruanruan menganggukkan kepalanya lalu dengan mata berair berkata, "Master… Master bilang Ruanruan sudah besar, harus… harus pergi mencari papa. Dia akan segera kembali dan mencari Ruanruan."

Xiao Baibai menggigit kedua sandal Ruanruan dan meletakkannya di samping kaki Ruanruan.

Ruanruan kemudian melihat kakinya yang tidak menggunakan apapun dan baru sadar bahwa dia sejak tadi tidak menggunakan alas kaki apapun, setelah itu dia dengan cepat menggunakan sandal yang dibawakan oleh Xiao Baibai untuknya.

"Xiao Baibai benar-benar pintar." Ruanruan memuji Xiao Baibai dan serigala kecil itu langsung melolong 2 kali seolah membalas pujian Ruanruan.

Wanita tua itu melihat hal itu dan dengan terkejut berkata, "Wah anjing ini sangat pintar, ya."

Ruanruan menganggukkan kepalanya kemudian dia mengusap hidungnya yang merah itu.

"Xiao Baibai memang pintar."

Saat baru saja selesai mengatakan itu, perut kecil Ruanruan berbunyi karena dia lapar. Wanita tua itu tersenyum lalu membawa Ruanruan untuk turun ke bawah dan makan bersama.

"Kemampuan memasak nenek tidak sehebat master, apa kamu keberatan?"

Ruanruan menggelengkan kepalanya. Dia menghargai pemilik rumah yang sudah ingin memasak untuknya.

"Sangat enak."

Dia makan sendiri hingga melupakan bahwa Xiao Baibai juga ada di sana, kemudian dia mengeluarkan makanan khusus milik Xiao Baibai dari dalam tas.

Xiao Baibai sangat suka makan. Saat Ruanruan memberikan sepotong dendeng, Xiao Baibai langsung memakannya dengan sangat lahap.

Setelah selesai makan, Ruanruan langsung berinisiatif untuk membantu wanita pemilik rumah mencuci peralatan makan mereka. Wanita tua itu melihat Ruanruan yang begitu serius saat melakukan pekerjaannya merasa luluh, dia merasa Ruanruan sangat pintar dan anak yang baik. Jika saja dia keluarganya, maka dia akan menjaganya dengan baik.

Setelah selesai makan, Ruanruan membantu nenek tua melakukan pekerjaan rumah, setelah semuanya selesai, dia membawa kursi kecil dan duduk di halaman. Kemudian dia melamun melihat handphone di tangannya.

Sejak pag hari, di luar desa sudah ramai karena ada mobil mewah yang berhenti di jalan utama di luar desa kecil tersebut.

Orang-orang itu sering melihat mobil-mobil mewah itu di dalam televisi, tapi saat mobil itu benar-benar muncul di hadapan mereka, ada banyak penduduk yang datang mengelilingi mobil itu untuk melihatnya.

Pintu mobil itu terbuka lalu beberapa pengawal bertubuh tinggi besar berpakaian hitam keluar, kemudian semua penduduk yang sebelumnya ramai menjadi tenang.

Setelah itu, orang terakhir yang keluar adalah seorang laki-laki yang menggunakan setelan jas berwarna hitam, tubuhnya tinggi, besar dan tegap. Wajahnya sangat tampan tapi dingin. Dia melihat ke sekeliling dan semua orang yang ada di sekelilingnya seketika merasakan tekanan dari laki-laki itu.

"Direktur Mu, ini tempatnya, tapi kita masih harus berjalan kaki."

Li Yan berjalan ke samping Mu Shen lalu sedikit membungkukkan tubuhnya saat dia bicara.

"Hm." Mu Shen berdiri tegap dengan wajah dingin, kakinya yang panjang mulai berjalan menuju ke tempat tujuan mereka.

Hanya ada 2 pengawal yang tetap tinggal menjaga mobil, sedangkan para pengawal lainnya ikut pergi dengannya.

"Selamat datang bos Li, kalian datang lebih awal, apa mau makan dulu baru melanjutkan perjalanan?"

Kepala desa dengan cepat merapikan pakaiannya sendiri, lalu dia tersenyum lebar dan menyambut kedatangan mereka.

"Terima kasih, tidak perlu. Kami sebaiknya pergi untuk melihat keadaan pemandian air panas terlebih dulu."

Li Yan tersenyum dan berjabat tangan dengan kepala desa.

"Baik, baik, baik. Aku akan mengantar kalian, pemandangan di sana sangat indah, para anak-anak di desa bahkan suka pergi ke sana untuk bermain …"

Sekelompok orang itu berjalan semakin jauh meninggalkan para penduduk desa yang sedang heboh.

"Ternyata dia orang yang membeli pemandian air panas di belakang gunung yang ada di desa kita. Hebat sekali, aku saja tidak berani melihatnya."

"Iya, pengawalnya juga begitu banyak, mobilnya sangat mewah, dia pasti sangat kaya."

Para penduduk mengagumi beberapa mobil mewah itu.

Terlebih para anak kecil, jika bukan karena ada pengawal yang menjaga tempat itu maka mereka pasti sudah menyentuh mobil-mobil itu sesuka hati mereka.

Sekelompok orang itu bergosip, tapi mereka masih tahu lebih penting untuk kembali bekerja sehingga setelah mereka selesai melihat dan bergosip, semua orang kembali ke sawah untuk mengurus sawah mereka masing-masing.

Dalam beberapa hari ini desa menjadi sangat ramai, sebelumnya Ji Yuan dan Ruanruan datang kemari, sekarang ada sekelompok orang yang begitu mempesona. Kedatangan orang-orang itu membuka mata para penduduk desa tentang dunia.

Saat siang hari, Ruanruan tidak terus bermain handphone. Dia membawa tas ranselnya kemudian ikut dengan wanita tua pemilik rumah untuk pergi ke sawah.

Sebuah lahan yang tidak besar, Ruanruan mengganti pakaiannya dengan jubah berwarna abu-abu, setelah itu dia mulai membantu menggali tanah.

Hanya saja cangkulnya terlalu besar sehingga tidak mudah bagi Ruanruan untuk menggunakannya, tapi Ruanruan memiliki tenaga yang sangat besar sehingga dia berhasil menggali beberapa lubang menggunakan cangkul itu.

"Biksu kecil, istirahatlah sebentar, nenek bisa melakukannya sendiri."

Wanita tua itu kemudian mulai menanam, setelah itu dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Ruanruan. Dia merasa tidak tega melihat Ruanruan yang terlihat kesusahan mengangkat cangkul bahkan sudah membuat beberapa lubang.

"Tidak apa-apa, Ruanruan bisa menggali beberapa lubang. Ruanruan dulu sering bercocok tanam dengan master."

Saat teringat oleh Ji Yuan, Ruanruan kembali merasa sedih tapi dia tetap melanjutkan pekerjaannya.

Hanya saja setelah terus menggali tanah, dia baru menyadari Xiao Baibai menghilang sehingga dia langsung panik.

"Nenek Wu, apa Nenek melihat Xiao Baibai?" Ruanruan meletakkan cangkulnya dan mulai memanggil Xiao Baibai.

"Jangan panik, mungkin dia pergi ke suatu tempat untuk bermain. Kita berpencar untuk mencarinya, ya."

Nenek Wu berusaha menenangkan Ruanruan, Ruanruan menganggukkan kepalanya lalu mengambil tas ransel miliknya yang dia tinggalkan di bawah pohon, setelah itu dia mulai berlari dengan kaki kecilnya untuk mencari Xiao Baibai.