"Nak Reza, kenapa lama sekali nggak kesini? Pasti sekalian jemput Meisha kan?" tanya Oma pada Reza dengan senyuman yang tidak pernah memudar.
"Reza sedikit sibuk Oma, dan Reza kesini mau jemput Meisha dan Amira untuk berangkat ke sekolah bareng," jawab Reza yang juga tersenyum ramah pada Oma.
"Ya sudah, Oma seneng kalau begitu. Kamu dan Nak siapa ini?" tanya Oma pada Meisha, menanyakan Yoga.
Karena Oma Meisha hanya hafal dengan wajah Reza saja tidak dengan Yoga yang jarang ke rumah Meisha kalau tidak diajak Reza.
"Yoga Oma," sahut Reza menjawab pertanyaan Oma.
"Yoga nama kamu? Nah Reza sama Yoga hati hati, jangan ngebut. Dan jaga kedua cucu Oma yang cantik cantik ini," tutur Oma pada Yoga dan Reza yang di jawab anggukan paham.
Sopir yang tadinya sudah siap untuk mengantar Meisha dan Amira, sekarang tidak jadi karena Meisha dan Amira dijemput oleh Reza dan Yoga. Meisha tidak bisa menolak berangkat dengan Reza jika sudah berhadapan dengan Oma nya.
Mereka ber empat berangkat ke sekolah. Di sepanjang perjalanan mereka hanya diam terutama Meisha yang entah harus kesal atau senang karena bisa berangkat bersama dengan Reza, sedangkan Amira menganggap ini biasa biasa saja sebab dia tidak terlalu memperhatikan Yoga.
Sampainya mereka di depan gerbang sekolah, di sana sudah ada Rega, Andrian dan, Beni yang menunggu Reza dan Yoga di tempat parkir motor. Manik mata Reza dan Yoga yang mendapati ke tiga sahabatnya itu tengah duduk diatas motor masing masing yang sudah jelas menunggu kedatangan mereka bertiga.
"Pantesan lama banget, jemput ceweknya men," ucap Rega melihat ke Meisha dan Amira yang tengah turun dari motor Reza dan Yoga.
"Lah cewek gue mana?" tanya Rega pada Meisha dan Amira.
"Sebentar lagi juga sampai," jawab Meisha.
"Kenapa lo nggak kabarin gue kalau mau jemput tiga bidadari?" tanya Rega dengan nada alay.
"Dih.. jijik banget mulut lo," sahut Meisha menjawab pertanyaan Rega yang diajukan pada kedua laki laki yang berdiri disampingnya.
"Untung nggak gue bilang tiga spesies monyet!" kesal Rega pada Meisha.
"Aurel dikatain monyet? Wah parah sih, nanti laporan nih wajib!" sahut Reza mantap, berhasil membuat Rega membelalakkan matanya.
Aurel kini berjalan memasuki area sekolah, Rega yang tengah berantem dengan Reza langsung berhenti karena Aurel memanggil Meisha dan Amira.
"Nah tuh dia orangnya, Aurel!!" panggil Reza pada Aurel.
Aurel hanya menaikkan kedua alisnya melihat ke arah Reza yang memanggilnya.
"Langsung ke kelas aja, nanti kalau mereka mau bilang apa apa langsung aja ke kelas," ucap Amira pada Aurel dan Meisha.
Rega yang memperhatikan Aurel dari jauh yang tengah berjalan menuju kelas merasa lega. Diapun kemudian berjalan menuju kelas diikuti Andrian, Beni dan, Yoga sementara Reza masih celingukan nggak jelas.
"Gue ditinggal?" gumam Reza bertanya pada dirinya sendiri
"Mau jadi tukang parkir dadakan?!!" tanya Rega pada Reza dengan berjalan menghadap belakang.
"Ga awas tempat sampah," ucap Beni memberitahu Rega. Saat Rega berbalik badan dia menabrak tong sampah sehingga berceceran dan harus segera dia bersihkan agar tidak ketahuan pak Handoko.
Reza, Andrian, Beni dan, Yoga yang memperhatikan Rega yang sekarang tengah membersihkan sampah yang Rega tidak sengaja menabraknya, tertawa lepas menertawakan Rega tanpa berniat membantu.
"Hahaha!! Karma tuh rasain!!" teriak Reza merasa dirinya menang.
"Awas aja lo nanti, gue kerjain balik lo!" ucap Rega yang begitu kesal dengan Reza sekarang.
"Kasih tau Aurel nggak ya?" tanya Reza pada Rega membuat Rega tambah kesal.
"Lebih baik Reza ditelan kecoa daripada ditelan bumi!" sahut Andrian yang terdengar jelas oleh Rega dan terutama Reza.
Selesai Rega membersihkan sampah yang dia tabrak tadi, Dia pun langsung menuju kelas bersama ke empat sahabatnya itu untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar hari ini. Disisi lain Dania yang tengah mencari informasi tentang Vando kepada teman temanya yang mungkin kenal, dia bertanya dan ingin mengetahui dimana sekolah Vando dan siapakah Vando.
"Kayaknya anak sekolah sebelah deh Dan," jawab salah seorang siswi yang Dania tanyai.
"Serius?" tanya Dania meyakinkan.
"Iya, dia sering basket dan terkadang juga bertanding lawan SMA kita," jawab siswi itu apa adanya.
Vando memang sering mengikuti pertandingan basket dimanapun itu selagi dia mau dan berniat, terutama di SMA Harapan Jaya tempat Rega bersekolah. Selama Vando bertanding basket di SMA Harapan Jaya, dia tidak pernah bertemu dengan Aurel ataupun kedua sahabat Aurel.
Sebab disaat ada pertandingan basket, Aurel lebih memilih makan dikantin dan mengobrol bersama Meisha dan Amira.
Dania pun merasa dia memiliki peluang yang bagus untuk bertemu dengan Vando dan mengajak Vando untuk bekerja sama denganya.
"Kenapa kok bertanya soal Vando?" tanya siswi itu pada Dania.
"Nggak, aku cuma ingin tau aja," jawab Dania asal.
"Ooh,"
Dikelas Aurel sedang berjalan mata pelajaran sejarah, dia mendengarkan penjelasan dari ibu guru mata pelajaran sejarah dengan baik begitu juga dengan Meisha dan Aurel. Jam pelajaran pertama hingga ke dua dia ikuti dengan baik sampai bel istirahat berbunyi.
"Sebentar lagi ada pertandingan Basket lagi, kamu mau lihat nggak Rel?" tanya Meisha pada Aurel.
"Nggak, malas aku lihat basket," jawab Aurel.
"Kamu malas karena Rega? Dia sudah baik dan tobat, dan kamu dan Rega juga sudah baikan jadi jangan malas malas lagi lah." ucap Meisha pada Aurel. Meisha berharap Aurel mau dia ajak untuk menonton pertandingan basket antara tim sekolahnya melawan tim sekolah lain.
"Iya Rel, sekali aja nggak masalah kok," sahut Amira agar Aurel mau melihat pertandingan basket yang diadakan dua hari lagi.
"Oke, aku akan lihat bareng kalian berdua. Puas?" tanya Aurel pada Meisha dan Amira yang dijawab anggukan mengiyakan sembari tersenyum senang.
Setelah itu mereka ke kantin dan bertemu lagi dengan Rega dan sahabatnya.
"Gue dua hari lagi mau bertanding basket, lo wajib lihat ya agar gue menang," ucap Rega pada Aurel.
"Hm," jawab Aurel singkat.
"Lo sariawan?" tanya Rega pada Aurel.
Aurel mengerutkan keningnya menatap Rega.
"Gue nggak sariawan," jawab Aurel.
"Kalau nggak sariawan jawabnya singkat banget kayak hidup ini," ucap Rega membuat Aurel memutar bola matanya malas.
"Puitis banget sih," sahut Amira
"Bener banget," ujar Aurel.
"Kenyataan memang seperti apa yang aku katakan, hidup ini singkat dan akan panjang jika aku dan Aurel bersama," Rega menggombal membuat Aurel tertawa receh.
"Ikut lomba mengalay, lo pasti bawa Thropy pulangnya hahaha," ucap Aurel pada Rega.
"Udah bagus bagus ngeluarin kata kata mutiara, eh malah di bilang alay," gerutu Rega
Yang lain hanya menyimak dan menertawakan ucapan Rega yang ada saja topiknya. Disudut kantin ada Dania yang menatap Rega dan Aurel dengan tatapan licik dan masih sama penuh dengan kebencian.
"Jangan kalian berdua pikir Dania akan berhenti untuk mengganggu kalian berdua. Dania akan bikin Rega dan Aurel hancur!"