Rega dan andrian yang awalnya tak ingin memperdulikan kerumunan itu, malah dibuat penasaran apa yang terjadi karena ada Aurel, Meisha dan, Amira.
"Ngapain lo drama pagi pagi?" tanya rega dengan nada ketus pada dania.
"Lo mentang mentang berandal jangan melebihi preman. Dania begini gara gara Aurel!" jawab salah satu siswi yang membela dania.
"Jangan fitnah Aurel dia nggak salah!" sahut Meisha tak terima Aurel diikut campurkan dalam masalah dania.
"Jelas jelas aurel dorong Dania sampai jatuh, masih aja ngelak!" siswi itu semakin menaikkan nada bicaranya pada Meisha untuk menyalahkan Aurel.
"Anak buah setan lo! Aurel baru datang, jalan dari depan menuju kelasnya. dan tiba tiba ada yang nyenggol Aurel sampai tak sadar bahwa ada dania didepan Aurel!" tegas Meisha membela Aurel yang tidak salah.
"Di sini yang ada cuma lo bertiga dan siapa yang nyenggol Aurel sampai bikin dania jatuh?! setan?!" tanya tegas siswi itu pada Meisha.
"Iya, lo setannya. Nggak tau kejadiannya main nuduh orang!" Ketus Meisha yang tidak terima karena siswi yang sok tau itu menuduh Aurel yang jelas jelas tidak salah.
Sementara Aurel hanya diam dan tenang karena dia tidak salah, sementara Rega melihat ke Dania yang masih menangis duduk di lantai.
"Bangun lo. Jelasin ke nih cewek rese bahwa Aurel tidak salah," ucap Rega pada Dania untuk membela Aurel.
"Selalu aja kamu bela Aurel," lirih Dania memulai dramanya.
"Jelas lah Rega bela Aurel, karena Aurel nggak mungkin ngelakuin hal bodoh kayak gini," jelas Andrian membuat Dania merasa lebih ingin menuduh Aurel dan menjelekkan Aurel didepan Rega dan seluruh siswa yang melihat keributan yang dia buat.
Aurel hanya tersenyum dan merasa dia dijebak oleh Dania.
"Lanjutkan dramanya, sampai teman teman memandang aku orang jahat terutama sama kamu," ucap Aurel dengan santainya pada Dania.
"Sesakit itukah sampai nangis dan terjatuh tak berdaya padahal nggak ada yang ngapa ngapain? Ikut lomba drama pasti kamu menang dapat piala marmer," tambah Aurel berbicara pada Dania yang memandangnya dengan manik mata penuh kebencian dan air mata palsu.
Kemudian guru BK datang dan bertanya ada keributan apa pagi pagi sebelum bel masuk berbunyi.
"Ada apa ini? Dania, kamu kenapa?" tanya Pak puji guru BK yang melihat Dania duduk dibawah sembari menangis.
"Drama pak," jawab Rega tanpa beban.
"Kalian kembali ke kelas, Dania ikut saya diruang BK," ucap pak Puji di angguki oleh Dania.
Siswi yang tadi menuduh Aurel, membantu Dania untuk berdiri padahal Dania hanya berpura pura tak mampu berjalan. Dania berjalan mengikuti pak Puji dengan dibantu siswi itu sembari tersenyum licik.
"Permainan dimulai Aurel dan Rega!" batin Dania licik yang sudah tertutup amarah dan dendam serta kebencian pada Aurel dan Rega.
Rega dan Andrian menemani Aurel serta kedua sahabatnya menuju kelas, dan siswa siswi yang melihat ke arah Aurel sembari bergosip tidak jelas. Rencana Dania yang membuat Aurel buruk dimata siswa siswi sekolah berhasil namun tidak dengan Rega. Telinga Rega yang mendengar cibiran keras para siswa tentang Aurel membuat Rega kesal.
"Lo semua, kalau nggak tau apa masalahnya. jadi, lebih baik kamu jangan nambah nambahin dosa dengan menjelekkan Aurel di belakang. Kalau berani langsung depan orangnya!" tegas Rega pada para siswa, membuat nyali siswa yang mencibir negatif tentang Aurel menciut.
Rega melanjutkan langkahnya menuju kelas Aurel yang belum ada guru mapel pelajaran pertama.
"Kalau ada apa apa, bilang ke gue oke," ucap Rega penuh perhatian kepada Aurel.
Aurel mengangguk dengan senyuman kecil.
Rega kemudian berjalan menuju kelasnya dan sudah ada guru yang juga baru masuk dikelasnya. Pelajaran pun dimulai setelah bel berbunyi, sementara Dania masih di ruang BK untuk diinterogasi permasalahan yang menimbulkan penuduhan tanpa bukti tadi.
"Kamu sengaja jatuh sendiri, atau memang didorong oleh Aurel? Bapak harap kamu menjawab pertanyaan ini dengan sejujurnya," tanya pak Puji pada Dania yang mengharap Dania menjawab pertanyaanya dengan jujur.
"Saya kalau jatuh sendiri tidak mungkin pak, lantai juga kering dan kalau menjatuhkan diri saya sendiri kan jauh dari nalar," jawab Dania mulai berbohong dan mengarahkan kalau dirinya didorong oleh Aurel.
"Jadi kamu didorong oleh Aurel?" tanya pak Puji untuk kedua kalinya pada Dania.
Aurel dituduh dan harus dipanggil juga untuk ke ruangan BK. Microfon sekolah memanggil nama Aurel untuk datang ke ruangan BK.
"Kepada siswi SMA Harapan Jaya, yang bernama Aurel Erwansyah diharapkan ke ruang BK sekarang." Terdengar jelas dari kelas Aurel terutama kelas Rega.
Meisha dan Amira khawatir jika Dania akan membalikkan fakta dan menuduh Aurel yang tidak-tidak. Sementara Aurel hanya tenang karena dia tidak salah.
"Kamu sendiri nggak papa kan Rel?" tanya Amira pada Aurel.
"Nggak papa, tenang aja aku nggak salah jadi kalian nggak perlu khawatir," jawab Aurel meyakinkan kepada Amira dan Meisha.
Aurel kemudian berjalan keluar kelas menuju ruang BK untuk menghadap pak Puji untuk memberikan penjelasan atas kebohongan yang diungkapkan Dania kepada pak Puji. Rega yang ada didalam kelas terkejut dan khawatir dengan Aurel.
"Lah, Harimau betina nggak buat masalah sama lo kan, Ga?" tanya Reza heboh pada Rega.
"Nggak! Dia di fitnah sama Dania, katanya Aurel dorong dia sampai jatuh," jawab Rega menjelaskan pada Reza.
"Dania drama," sahut Andrian.
"Wahh gue kira cantik, baik, polos. Eh, bermuka dua ternyata?" tanya Yoga tidak percaya.
Kemudian Andrian terpikirkan, Dania melakukan ini karena Rega yang selalu menolak Dania dan dekat dengan Aurel, maka dari itu Dania melakukan ini untuk menghancurkan Aurel agar buruk di mata semua orang terutama Rega.
"Bentar deh," ucap Andrian tiba tiba
"Dania melakukan ini mungkin karena, lo selalu tolak dia dan melihat lo deket dan baikan sama Aurel dia jadi nggak terima," tambah Andrian menjabarkan tebakannya yang seratus persen benar.
"Yang salah gue, bukan Aurel! Harusnya dia balas ke gue dan kenapa malah Aurel yang tidak tau apa apa dijadikan bahan kebenciannya?!" ucap Rega final.
Demi Aurel dia akan berbicara empat mata dengan Dania setelah Dania dan Aurel selesai urusan di ruang BK. Namun Rega juga khawatir kalau Aurel di fitnah di depan guru BK.
Aurel yang sudah sampai di ruangan BK itu langsung dipersilahkan duduk oleh pak Puji. Setelah itu Aurel di interogasi sama dengan Dania.
"Aurel, apa benar kamu sengaja mendorong Dania?" tanya pak Puji pada Aurel.
Aurel tersenyum tenang karena tidak bersalah.
"Pak, apa untungnya saya dorong teman baik saya?" tanya balik Aurel pada pak Puji.
"Mungkin kalian bertengkar," jawab pak Puji.
"Saya tidak pernah punya masalah selain dengan Rega pak. Dan saya juga nggak punya waktu untuk mencari masalah dengan teman baik saya," jelas Aurel gamblang.
Gadis cantik itu memang tidak pernah mencari masalah dengan teman temanya. Mungkin hanya dengan Rega saja, Aurel sering bertengkar dan baru akur beberapa hari ini. Pak Puji melihat ke Dania yang hanya diam dengan menunduk.
"Jadi kamu tidak mendorongnya?" tanya pak Puji pada Aurel.
"Tidak pak," jawab Aurel dengan jujur.
"Apa buktinya?" tanya pak Puji meminta bukti kepada Aurel.
"Saya nggak ada bukti apapun karena memang saya tidak melakukan hal itu, pak," jawab Aurel yang tetap tenang sedari tadi.
"Dan kamu Dania, apakah kamu punya bukti jika Aurel benar mendorong kamu?" tanya pak Puji pada Dania.
Dania mengangguk.
"Siswi yang berdiri di depan pak saksinya, bahwa saya didorong oleh Aurel,"
Pak puji kemudian memanggil siswi itu untuk masuk ke dalam ruangan, Aurel masih diam dan ingin mendengarkan kesaksian seperti apa yang akan diucapkan oleh siswi itu.
"Kamu duduk disini," ucap pak Puji pada siswi itu untuk duduk disamping Aurel.
Siswi itu duduk di samping Aurel dan memberikan lirikan licik kepada Aurel, dari tingkah siswi itu yang terlihat tidak suka padanya dan gadis cantik itu juga yakin kalau mereka berdua sekongkol dalam hal ini.
"Aurel tadi mendorong Dania tanpa alasan pak, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri," jelas siswi itu yang tidak pada kenyataanya.
Aurel tetap diam dan tenang, bibirnya terangkat dan tersenyum.
"Kamu jujur nggak bohong kan?" tanya Aurel pada siswi itu.
"Apa alasan aku untuk berbohong? Memang kenyataanya seperti itu!" jawab siswi itu dengan nada sedikit yang sedikit meninggi.