Chereads / EXTRAORDINARY LOVE / Chapter 23 - Chapter 23

Chapter 23 - Chapter 23

Siang hari tepatnya di sekolah Aurel yang kini waktunya untuk seluruh siswa istirahat setelah kegiatan belajar mengajar di kelas. Aurel, Dania dan siswi yang menjadi saksi palsu Dania masih di dalam ruangan karena keterangan yang diberikan siswi itu tidak tepat.

"Kalau kenyataannya seperti yang kamu bilang, aku juga punya 2 saksi," ucap Aurel pada siswi itu.

Dania kemudian merasa bingung dan khawatir jika nanti dia terbongkar bahwa peristiwa tadi pagi hanya akal-akalannya saja malah dia yang akan buruk di mata semua siswa dan warga sekolah SMA Harapan Jaya.

"Dania bawa saksi kalau saya salah, namun alasan yang diungkapkan dia tidak masuk akal maka dari itu saya juga ingin membawa 2 saksi yang berjalan bersama saya tadi pagi," ucap Aurel sembari melihat pada siswi yang duduk di sampingnya itu.

"Jelas jelas salah masih aja ngeyel!" geram siswi itu pada Aurel.

"Aku nggak salah dan nggak ngeyel, Dania bawa kamu untuk saksi kejadian dan aku juga boleh dong bawa saksi juga," sahut Aurel sembari tersenyum ke siswi itu dan Dania.

Pak Puji akhirnya mengizinkan Aurel untuk memanggil Meisha dan Amira yang tadi pagi berjalan bersamanya saat ingin menuju kelas. Dania dan siswi itu menjadi korat karit pikirannya bagaimana menghadapi 2 saksi yang jelas melihat kejadian tadi pagi.

Langkah kaki dua gadis cantik yang tak lain adalah Meisha dan Amira yang berjalan menyusuri koridor menuju ruang BK. Mereka berdua masuk dan mengambil tempat duduk untuk menjelaskan kejadian tadi pagi. Sementara Rega dan sahabatnya masih dikelas dan tidak ke kantin karena menunggu Aurel.

"Gue beliin minum atau makanan?" tanya Reza pada Rega.

"Kalian aja yang makan, gue nunggu Aurel," jawab Reza.

"Parah kalau udah bucin," gumam Yoga.

Di ruang BK pak Puji mendengarkan kesaksian dari Meisha dan Amira dengan jelas dan sudah dipastikan bahwa Aurel tidak mendorong Dania, dan Pak Puji juga meminta keduanya untuk berbaikan dan tidak ada keributan atau kesalahpahaman lagi. Masalah ini selesai, Aurel dan kedua sahabatnya itu langsung ke kantin untuk istirahat sebelum waktu istirahat habis.

Reza yang tadi ke kantin bersama Beni melihat Aurel yang sudah keluar dari ruang BK dan sekarang sedang makan bersama Meisha dan Amira, langsung menghampiri dan bertanya tanya kepada Aurel.

"Si polos bermuka dua gimana? Udah bebas?" tanya Reza pada Aurel.

"Enak banget bilang bebas, lo kira penjara apa," sahut Meisha menjawab pertanyaan Reza.

"Harusnya," ucap Beni sembari tersenyum sinis.

"Udahlah nggak perlu dibahas lagi. Rega mana?" tanya Aurel pada Reza dan Beni.

"Oh iya lupa. Dia nunggu lo di kelas, eh lo nya langsung kesini, Rega belum ke kantin nunggu lo keluar dari ruang BK tadi," jawab Reza sembari menepuk jidatnya sendiri.

Aurel kemudian memesankan makanan dan minuman untuk Rega dan juga sahabat Rega yang masih dikelas belum ke kantin karena menunggu dirinya.

Reza dan Beni berjalan duluan dan tidak membawakan makanan dan minuman yang dipesankan oleh Aurel untuk Rega dan sahabatnya untuk kejutan kalau Aurel sudah menyelesaikan permasalahannya dengan Dania di ruang BK.

Reza dan Beni ke kelas duluan hanya membawa sebotol minuman air putih dan roti, Yoga dan Andrian yang melihat dua anak remaja laki laki itu hanya membawa makanannya sendiri merasa kesal.

"Tega banget, parah sih!" geram Yoga pada Reza dan Beni yang asik memakan roti.

"Ngomong apaan sih? Nggak jelas!" ucap Reza sok ketus pada Yoga dan memberikan lirikan tajam pada Andrian.

"Kenapa tadi tanya ke kita kalau akhirnya nggak dibelikan?" tanya Yoga pada Reza dan Beni.

"Gue nggak tanya ke lo tapi ke Rega," jelas Reza dengan santainya.

Yoga dan Andrian hanya geleng-geleng geram pada Reza dan Beni. Sementara Rega yang sedari tadi memandang pintu kelasnya berharap Aurel segera keluar dari ruang BK dan berjalan menuju kelasnya.

"Kenapa nggak lo samperin ke ruang BK, tunggu didepan ruangannya. Kalau disini memang Aurel bakal berlari ke lo dan memeluk lo seperti di film-film?" tanya Yoga pada Rega yang langsung membuat Rega berdiri dari duduknya.

"Tuhkan lemot. Nggak dari tadi aja!" geram Beni pada Rega.

"Suka ngebug ya maklum," sahut Andrian.

Rega berjalan keluar kelas dan diikuti oleh sahabatnya dari belakang. Saat remaja laki-laki itu berjalan melewati kelas Aurel, telinganya mendengar panggilan dari Aurel.

"Rega!!" panggil Aurel dari dalam kelasnya.

Rega berhenti dan menoleh ke kelas Aurel, sepasang bola matanya mendapati Aurel yang sedang duduk dan dimejanya penuh makanan dan minuman. Rega kemudian langsung masuk dan didahului oleh Yoga karena sudah lapar karena menuruti perkataan Rega tadi yang ingin menunggu Aurel keluar dari ruang BK.

Aurel tertawa menertawakan Rega yang menatapnya datar.

"Kenapa ketawa?" tanya Rega sok dingin.

"Lo dramatis banget, hahaha!" jawab Aurel yang tidak berhenti tertawa.

"Gue begini karena lo, Rel. Gue khawatir lo kena dan di hukum sama pak Puji," ucap Rega pada Aurel serius.

"Lo tau gue nggak salah, jadi ya tenang aja," sahut Aurel pada Rega sembari tersenyum.

"Cantik banget calon pacar gue," gumam Rega yang terdengar langsung oleh Aurel.

"Di setel dikit ya kalau ngomong, gue memang cantik dari zigot. Tapi, sayangnya gue itu bukan calon pacar lo," sahut Aurel sembari memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Ya udah calon bini aja," ucap Rega sembari tersenyum manis pada Aurel.

Meisha dan Amira serta para sahabat Rega tertawa melihat wajah Aurel yang sudah seperti kepiting rebus, salah tingkah dan jantungnya lagi lagi berdetak tidak karuan. Rega kemudian menoleh ke meja yang tadinya penuh dengan makanan, sekarang tinggal dua botol minuman air putih dan satu bungkus kentang goreng.

Andrian, Yoga, Reza dan Beni tersenyum dengan deretan gigi putihnya pada Rega.

"Makan jangan di kelas!" Teriak ketua kelas Aurel.

"Hahaha.. Karma nggak bagi bagi ke sahabat, hukum aja atau laporin ke wali kelas halal buat mereka ber empat," ucap Rega pada ketua kelas itu.

"Nanti gue bikin catatan dan gue aduin ke wali kelas sebelas IPA 1," Ketua kelas itu mengambil bolpoin dan mengamati wajah wajah yang melanggar aturan makan didalam kelas.

"Udah tau nggak boleh makan di kelas, eh malah asik banget kayak mukbang berjamaah," sahut Meisha.

"Jahat banget, tolongin kenapa? Nanti gue aduin ke Oma kalau lo buat gue dihukum," ucap Reza pada Meisha dengan nada mengancam.

Meisha menaikkan alis kirinya dan memberi senyuman sinis pada Reza.

"Enak banget kalau ngomong, di sini yang makan lo dan lo dihukum karena kesalahan lo sendiri. Kok jadi gue lo ikut ikutin?!" tanya tegas Meisha pada Reza.

Reza terdiam dan menunduk tidak bisa menjawab pertanyaan Meisha, Aurel kemudian meminta Rega dan sahabatnya kembali ke kelas sembari menunggu hukuman datang dari wali kelas mereka.