Malam hari yang sangat cerah dan pemandangan bulan di langit dapat terlihat jelas dari balkon kamar Aurel. Sekarang Aurel tengah duduk dan memandang bulan, seakan akan dia bercerita pada bulan masalah yang dia alami hari ini.
Tak jauh dari Rega dan Dania, hatinya merasa bahwa Dania menyukai Rega dan karena Rega dekat dengannya Dania menjadi tidak suka dan membenci dirinya sampai melakukan hal seperti tadi pagi saat di sekolah.
"Apakah aku harus mencoba tidak mencintai Rega supaya Dania tidak membuat masalah lagi padaku dan juga Rega?" batin Aurel bertanya pada dirinya sendiri sembari menatap bulan yang malam ini bersinar terang di tengah gelapnya langit malam.
Entah Tuhan yang tidak menyetujui atau bulan yang mendengar ucapan batinnya, bersamaan saat dia mengucapkan hal itu dalam batinnya, bulan yang bersinar tertutup oleh awan malam yang hitam. Aurel kemudian berpikir lagi kalau dia tidak salah dengan memiliki rasa pada Rega. Kemudian gadis cantik itu segera berdiri dari duduknya dan menutup pintu balkon, lalu segera masuk ke kamarnya untuk tidur.
~~~
~~~~
Di sisi lain, Rega yang berkumpul bersama di basecamp nya bersama Andrian, Reza, Beni, Yoga dan Vando. Rega bersikap seakan akan tidak mengetahui bahwa Vando juga menyukai Aurel.
"Gimana nih kabarnya Vando yang lagi kasmaran?" tanya Rega pada Vando.
Vando yang sedang minum kopi menoleh pada Rega.
"Susah dapetin yang satu ini," jawab Vando jujur pada Rega.
"Benarlah susah, punya gue mau di rebut," batin Rega kesal dan juga senang karena dia yakin Vando tidak akan pernah bisa merebut Aurel.
"Kalau nggak bisa menyerah jalan terbaik," ucap Rega pada Vando.
"Selagi bisa gue dapatkan bakal gue kejar, dan kalau tidak bisa gue dapatkan--"
"Dia berarti bukan jodoh lo dan bukan milik lo, jadi nggak usah terlalu berharap dan nggak perlu juga susah-susah untuk memperjuangkan," sahut Robi yang begitu kesal dengan Vando.
Rega yang mendengar jelas perkataan Robi, remaja laki-laki itu merasa bahwa Robi jelas tahu siapa yang disukai Vando. Rega kemudian sedikit melirik ke arah Robi yang juga melihat ke arahnya, saat mata mereka berdua bertemu, Robi langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain dia takut kalau Rega akan curiga dan berfikir bahwa Aurel lah yang di maksud Vando.
Meski sebenarnya Rega sudah mengetahui siapa yang di sukai oleh Vando dia akan tetap diam dan tidak mengucapkan hal ini ke Robi. Yoga yang tidak ingin membuat pembicaraan ini berlangsung panjang dan akhirnya akan menimbulkan permasalahan entah antara Rega dan Vando atau pun Robi dan Vando karena di masing-masing pikiran mereka pasti terarah pada Aurel.
Beni melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 11 malam dia pun mengajak Rega dan teman-temannya untuk pulang.
"Ayo pulang, udah malam nanti pada dicariin mamanya. Terutama Rega!!" teriak Beni sembari tertawa renyah.
"Kan obatnya habis?!" teriak Rega tak kalah membalas teriakan Beni.
"Woi ini bukan lapangan tempat lo berdua berteriak-teriak nggak jelas!" ucap Yoga tegas pada Rega dan Beni.
Mereka kemudian berjalan menuju motornya masing-masing dan menyalakan motornya setelah itu melajukan motornya untuk pulang ke rumah masing-masing.
*
*
**
Langkah kaki Rega memasuki rumahnya tepat di jam 23:05, remaja laki-laki itu berjalan menuju kamarnya. Tetapi, saat Rega menaiki tangga menuju kamarnya yang ada di lantai atas lampu rumah yang tadinya mati, tiba tiba menyala dan menampakkan Farah dan Hari yang berdiri memperhatikan putra mereka yang sekarang tersenyum dengan menampakkan sederet gigi putihnya.
Rega berjalan turun lagi dan menghampiri kedua orangtua nya itu.
"Jam segini baru pulang, kemana aja?" tanya Hari pada putranya itu yang sedang menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Nongkrong, pa. sama teman-temannya Rega juga," jawab remaja laki-laki itu apa adanya.
"Nggak inget jam berapa? Kalau pulang larut seperti ini mendingan tidur aja di tongkrongan kamu, nggak usah pulang!" sahut Farah tegas pada Rega.
Rega kemudian memasang wajah menyesal karena pulang malam, jadinya mama dan papanya memarahinya.
"Maaf mah, pa. Rega tadi keasikkan ngobrol sampai lupa jam pulang," ucap Rega polos.
"Sekarang kamu masuk ke kamar dan tidur. Awas kalau bangun kesiangan dan telat sekolah," ujar Farah pada Rega.
Rega kemudian berjalan menaiki tangga lagi menuju kamarnya, didepan orang tuanya saat dia dimarahi hanya memasang muka polos dan benar menyesal karena pulang larut. Namun saat Rega sampai di dalam kamar dia merebahkan tubuhnya diatas kasur dan menggerutu sendiri.
"Rega kan anak cowok, kok malah kayak cewek," gerutunya kesal pada mama dan papa nya.
"Dosa lagi nanti gue, udahlah mama sama papa marah karena mereka sayang sama gue. Kalau mereka nggak sayang dan nggak merhatiin gue berarti gue anak pungut," tambahnya mengerti dan sedikit konyol karena dirinya masih sempat berpikir apakah ia anak pungut dari kedua orangtuanya sendiri.
*
*
**
Keesokan paginya Reza dan Yoga yang sedang dalam perjalanan tapi tidak menuju rumah Rega atau pun Andrian untuk berangkat bersama ke sekolah. Mereka berdua malah ke rumah Meisha dan Amira sengaja untuk menjemput dan bisa berangkat bersama kedua gadis cantik sahabat Aurel itu.
Kedua remaja laki laki itu sampai di rumah Meisha yang disana Meisha dan Amira tengah bersiap untuk masuk ke mobil Meisha menuju rumah Aurel untuk berangkat sekolah bersama seperti biasanya. Sepasang manik Amira melihat Reza dan Yoga berjalan ke arahnya dan Meisha langsung memberitahu Meisha yang tengah membenahkan tali sepatunya.
" Meisha," panggil Amira pada Meisha yang masih menali tali sepatu.
"Hm," jawab Meisha singkat.
"Itu Yoga sama Reza ngapain kesini?" tanya Amira pada Meisha sontak membuat Meisha menoleh ke samping kanan, dan ternyata benar Reza dan Yoga tengah berjalan kearahnya sembari tersenyum.
"Kalian berdua ngapain ke sini?" tanya Meisha pada Reza dan Yoga.
"Mau jenguk Oma sebentar dan jemput kalian berdua," jawab Reza sedikit di ralat. Yang niatnya tadi hanya menjemput Meisha untuk berangkat sekolah bersama jadi mampir sebentar untuk bertemu dengan Oma nya Meisha.
Reza tanpa meminta izin dari Meisha sang tuan rumah, dia langsung mengetuk pintu begitu saja dan terlihat Oma tengah berjalan ke arah Reza dengan senyum gembira.