Suasana didalam kantin berubah karena perdebatan Rega dan Aurel. Sahabat-sahabatnya Rega yang baru sampai terlihat bingung karena sempat berpapasan dengan Aurel yang mukanya terlihat sangat kesal dengan seseorang.
Mereka sudah hafal dan tau pasti Rega, siapa lagi kalau bukan brandal sekolah yang suka cari gara gara itu.
"Lo apain lagi Aurel?" tanya Beni ke Rega.
"Gak gue apa apain, dia aja yang suka ngintilin orang ganteng kayak gue," jawab Rega dengan santainya sembari meminum jus yang ia pegang.
"Serius Aurel ngintilin lo? Nggak mungkin banget dan langka men," sahut Reza tak percaya sepenuhnya.
"Terserah kalau nggak percaya gue juga sama sekali nggak maksa buat kalian percaya," ucap Rega dengan santai.
"Mau seperti ini sampai kapan Ga? Lo nggak capek apa buat masalah mulu? tobat ngapa," tutur Yoga ke Rega.
"Gue udah tobat," ucap Rega dengan tidak serius.
"Udah tobat tapi kelakuan nggak jauh dari kata laknat," Gumam Beni yang sekarang duduk didepan Rega sembari memakan cemilan yang dipesan Rega.
Sementara saat ini di sisi lain, Meisha dan Amira mengejar Aurel yang langkahnya lebih cepat dari mereka berdua. Sepertinya Aurel sedang dalam mode sangat sensitif sehingga dirinya bisa sampai sekesal ini pada Rega.
"AUREL TUNGGU KITA!!" teriak Meisha disepanjang koridor.
Aurel menghentikan langkahnya dan menatap kedua sahabatnya dengan tatapan mengintrogasi.
"Kita duduk ditaman," ajak Aurel ke Amira dan Meisha dengan muka datar.
Mereka bertiga duduk ditaman dekat dengan kelas mereka.
"Ini rencana kalian berdua? Supaya aku sama Rega ketemu dan berantem lagi?" Tanya Aurel dengan tatapan matanya serius meminta jawaban dari kedua sahabatnya itu.
Amira dan Meisha mendadak panas dingin takut jika Aurel akan marah dengan mereka berdua.
"Plis jawab." ucap Aurel lebih serius.
Amira dan Meisha mengangguk perlahan, Aurel sudah menduganya dan ini tidak pertama kalinya kedua sahabatnya itu melakukan hal yang sama seperti ini.
"Kenapa kalian berdua lakuin ini ke aku? Udah jelas kalian berdua tau kalau setiap aku sama Rega bertemu pasti berantem, sengaja banget ya ngelakuin hal ini?" Tanya Aurel.
"Maafin aku, Rel. Kamu jangan marah ke Amira karena ini ulah aku sendiri," jawab Meisha mengaku.
"Apa yang kamu inginkan dari pertengkaran aku dan Rega?" Tanya Aurel ke Meisha.
"Aku hanya ingin kalian berdua bisa akur walau sebentar tapi, kembali ke awal bahwa kalian berdua tetap saja bermusuhan," Jawab Meisha jujur.
"Tapi, caranya juga juga nggak harus kayak gini dong. Kalau cara kalian seperti ini apa kalian pikir aku dan Rega bisa akur dengan semudah itu? dengan perilaku yang menyebalkan setiap hari tidak pernah hilang dari diri Rega," ucap Aurel yang sebenarnya sudah hampir frustasi.
Meisha akhirnya merasa bersalah dan meminta maaf kepada Aurel. atas perbuatannya tadi yang sampai membuat Aurel dan Rega berdebat lagi.
"Aku minta maaf Rel, aku janji nggak akan mengulangi hal ini lagi," Lirih Meisha meminta maaf tulus ke Aurel.
Aurel tidak ingin memperpanjang masalah ini dia memaafkan Meisha, dan, Meisha bisa juga berpikir dia tidak perlu melakukan hal seperti ini lagi karena percuma saja jika keduanya sama-sama egois dan masih membenci satu sama lain.
Setelah perbincangan sejenak mereka bertiga untuk menyelesaikan masalah Aurel dan Meisha, mereka bertiga kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran yang akan dimulai 5 menit lagi sebab rapat para guru beberapa saat yang lalu sudah selesai.
Rega dan para sahabatnya yang masih stay di kantin untuk makan dan minum bersama. belum menyadari kalau para guru sudah kembali dan menunju ke kelas mereka untuk mengajar mata pelajaran jam sekarang.
Rega dan teman-temannya nya asyik mengobrol untuk acara mereka setelah pulang sekolah yang akan bermain dan nongkrong di basecamp tempat biasa mereka berkumpul bersama teman-teman yang lainnya.
"Nanti kita jadi ke basecamp biasa kan?" Tanya Reza
"Jadilah, mau ke mana lagi? pulang? ya kali pulang, ntar palingan juga pada rebahan." Jawab Rega.
"Bener tuh, mendingan kita kumpul bareng, ada kegiatan juga," Sahut Beni.
"Kegiatan apa?" Tanya Andrian.
"Bantu babe jualan kopi." Jawab Rega.
Mereka berbincang sampai ada seorang guru yang mendapati mereka ber 5 yang sedang berbincang dikantin dan tidak mengikuti pelajaran di jam sekarang.
Yoga yang menyadari ada kehadiran guru yang berjalan melangkah ke arah mereka, langsung panik dan dan berusaha untuk kabur namun nihil mereka mau kabur ke mana karena tidak ada jalan di sekitar kantin.
"Men ada pak puji guru BK gimana nih?" tanya Yoga panik.
"Woilah, ya kena lagi lah," jawab Rega yang mendapati pak Puji berjalan kearah mereka.
Adrian, Rega, Reza, Beni dan, Yoga tidak bisa berdiri dari tempat duduk mereka karena pak Puji sudah mendekat ke arah mereka.
"Ngapain masih disini?" tanya pak Puji ke Rega dan para sahabatnya itu.
"Makan pak," jawab Reza dengan cengirannya.
"Sudah waktunya istirahat?" tanya pak Puji
kedua kalinya
"Belum," jawab Andrian polos.
"Kenapa malah diwaktu jam pelajaran kalian enak pada makan dikantin?!" tanya tegas pak Puji ke 5 siswanya itu.
"Ya maaf pak laper, dan kita gatau kalau udah selesai rapat gurunya hehe," jawab Yoga dengan senyuman tak berdosa.
"Kembali ke kelas masing masing!!" Perintah tegas pak Puji ke Rega dan Sahabatnya itu.
Sontak mereka berlari meninggalkan kantin menuju kelas mereka yang ada di dekat kelas Aurel, yaitu 11 IPA 1. Rega, Beni, Reza, Yoga, dan, Andrian masuk ke kelas dan menyusul pelajaran yang mereka tinggalkan setelah beberapa menit.
Waktu berjalan dengan cepat sekarang sudah menunjukkan pukul 10:30 waktu seluruh siswa untuk istirahat. Rega dan sahabat-sahabatnya masih dikelas menyelesaikan tugas mereka yang diberikan oleh guru mapel agama.
"Kok banyak banget yang harus kita rangkum," ucap Rega sembari menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Konsekuensi telat ikut mata pelajaran ya gini, terima aja." sahut Beni
"Lo bantu gue nulis ngapa, capek banyak banget ini." dengan wajah kesal Rega membolak balikkan halaman yang ditugaskan guru untuk dia tulis.
Andrian, Reza, Beni dan, Yoga tanpa berbicara seperti Rega mereka menyelesaikan dengan cepat agar bisa istirahat.
Disisi lain Aurel, Meisha dan, Amira makan bersama dikantin tidak ada Rega seperti tadi membuat jantung Meisha merasa aman dan sangat tidak aman pikirnya jika ada Rega dan para sahabatnya didalam kantin, Karena bisa jadi perang dunia seperti tadi.
"Kamu aja yang pesan makan aku tinggal makan aja hehe," cengir manis Amira ke Meisha.
"Aku mulu, gantian kamu ya Rel, ya ya pliss." ucap melas Meisha ke Aurel.
Aurel membuang nafas dan mengangguk mengiyakan permintaan Meisha, Aurel memesankan 3 bakso dan 3 jus jeruk untuk mereka makan siang ini.
"Eh kok galiat batang hidung Rega ya?tumbenan ga kekantin." Ucap Amira.
"Ra, baru aja tadi selesai jangan mulai deh." Sahut Meisha dengan wajah datarnya.
"Ya maaf kan tumben banget Sha," ucap Amira.
"Udah gausah diperdebatkan, gapenting juga kita makan aja udah siap nih." Aurel membawa nampan dengan 3 bakso.
Mereka bertiga langsung makan bakso itu tanpa berbicara lagi.
Kembali ke kelas Rega yang masih menyelesaikan tugasnya, sementara Andrian, Yoga, Beni, dan, Reza sudah selesai walau tidak sepenuhnya lengkap dan benar.
"Akhirnya selesai juga," ucap Beni bernafas lega setelah menyelesaikan tugasnya.
"Lah kalian ninggal gue?tungguin lah," Rega menulis dengan tergesa gesa sampai tulisannya tidak bisa dibaca.
Yoga yang melihat tulisan sahabatnya itu menghembuskan nafas kasar heran, kenapa selalu seperti ini saat tergesa gesa padahal sedang tidak ikut ajang lomba, hanya mengejar waktu agar tak kehabisan waktu istirahat.
"Ga Lo kalau nulis santai aja, gaada yang ninggal." peringat Yoga ke Rega.
"Iya, kayak lari maraton aja mana tulisan gabisa dibaca." Sahut Reza sembari melihat tulisan Rega.
"Bodo!yang penting nulis!" Itulah jawaban Rega susah dibilangin dan keras kepala tingkat dewa.
Setelah 2 menit kemudian Rega selesai dan berlari keluar kelas menuju kantin, diikuti oleh Andrian, Beni, Reza dan, Yoga.
"Tadi minta ditungguin, eh kita ditinggal. dasar kampret!" Ucap Beni kesal.
Langkah kaki Rega sampai dikantin dia langsung ke arah memesan makanan dan juga minuman, dan saat dia balik berjalan menuju meja makan bersama para sahabatnya.lengan Rega tak sengaja terkena jus Aurel.
"Lo kalau jalan pake mata dong!" Tegas Rega ke Aurel.
Nada bicara Rega terlalu tinggi membuat sisi kantin memperhatikannya, semua berfikir akan ada perdebatan yang tak asing lagi antara primadona sekolah dan most wanted sekolah itu.
"Yang harusnya pake mata itu lo!jalan seenak jidat gaada aturan lagi!" Ucap Aurel tak kalah tegas.
"Udah salah masih aja ngomel nggak jelas!" Sahut Rega .
"Justru gue ngomel karna gue nggak salah. Yang salah itu lo!" Kesal Aurel tak mau kalah begitu juga dengan Rega.
"Sekarang lo minta maaf ke gue, karna lo baju gue kotor dan basah." Suruh Rega ke Aurel yang jelas gaakan mau meminta maaf.
"Minta maaf kata lo? enak banget ngomong gitu, yang salah itu lo. Jadi, seharusnya yang minta maaf ke gue itu lo!" Aurel mulai geram dengan Rega.
"Disini yang bajunya basah kena jus gue, dan jus ini punya lo. Jus ini gaakan tumpah ke seragam gue kalau lo bawa dengan baik dan jalan pake mata!" Ucap Rega menjelaskan.
"Jus gue tumpah karna lo jalan galiat liat. Udah tau ada orang jalan malah kayak orang gila!" Aurel pergi begitu saja meninggalkan Rega yang masih marah dengannya.
Rega tak ingin kalah dari Aurel dia mengejar Aurel dan menarik lengan Aurel.
"Lo harus tanggung jawab, bersihin seragam gue yang kotor karena jus yang Lo bawa!" Ucap Rega sembari memegang lengan Aurel cukup kuat.
"Jus gue tumpah gara gara lo. Jadi gue nggak salah. Bersihin sendiri gue bukan babu Lo Rega Putra Hariwijaya!" Aurel berusaha melepaskan tangan Rega dari lengannya.
Semua yang memperhatikan perdebatan Rega dan Aurel hanya diam, tapi tidak dengan Dania yang berdiri sejak tadi yang juga memperhatikan perdebatan itu.
"Rega Aurel udah, kalian berdua mending saling meminta maaf, karena kalian berdua sama sama salah." Jelas Dania yang melihat kejadian tadi.
"Ogah!" Jawab Rega dan Aurel bersamaan.