Di salah satu ruangan yang ada di mansion itu terdapat tiga orang pria yang duduk di sana. Dua pria duduk saling bersampingan, sedang kan yang satunya duduk di hadapan kedua pria itu.
Sang tamu itulah yang duduk di hadapan kedua pria itu. Ia melihat dua pria yang lebih muda di bandingkan diri nya itu.
Tidak lama kemudian seorang maid masuk ke dalam ruangan itu mengantarkan sebuah minuman, meletakkan nya dengan hati-hati di atas meja itu. Lalu segera melangkah pergi dari ruangan itu.
"Aku tidak menyangka Tuan Yuta juga ada di sini bersama mu Tuan Sahi," ucap pria itu.
Yuta menatap pria itu dengan tatapan datarnya. "Begitu juga dengan ku yang tidak menyangka kau akan datang kemari."
Pria itu tertawa kecil, kemudian meminum secangkir teh itu. "Bagaimana kabar mu Tuan Sahi?" tanya nya.
Sahi menyilangkan kakinya. "Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja," jawab Sahi.
Yuta memutar matanya dengan malas melihat pria yang ada di hadapan nya itu. Sahi tidak mengatakan apapun kepadanya kalau pria ini lah yang akan menjadi tamu nya.
Kalau tahu begini ia akan pulang saja!
Pria itu kemudian melihat ke arah Yuta, yang menatapnya dengan sorot mata ketidaksukaan nya. "Bagaimana dengan mu Tuan Yuta?" tanya nya.
Yuta berdecak pelan. "Aku baik, Tuan Mads," jawab Yuta dengan setengah hati.
Mads Myron nama pria berumur tiga puluh tahun itu. Namun wajah nya masih terlihat awet muda, tidak seperti umur nya yang telah berkepala tiga.
Bahkan sering kali orang-orang tidak percaya kalau Mads telah berumur tiga puluh tahun. Dan sekali lagi, itu semua berkat wajah awet muda nya.
Mads tertawa kecil mendengar jawaban Yuta yang setengah hati itu. Ia tentu tahu kalau Yuta tidak menyukai dirinya.
"Tuan Mads, boleh aku tahu kenapa kau ingin menemui ku?" tanya Sahi.
Sahi tahu tentunya Mads datang ke mansion nya karena memiliki sebuah tujuan. Bukan Mads namanya jika pria itu datang untuk sekedar berkunjung.
Mads tersenyum. "Rupanya kau mengenal diri ku dengan sangat baik Tuan Sahi. Itulah kenapa aku sangat menyukai mu," ucap Mads.
Yuta semakin menatap Mads tidak suka mendengar ucapan Mads. Yang membuatnya sangat ingin muntah.
"Aku hanya ingin menawarkan beberapa barang kepada ku Tuan Sahi," ucap Mads. Ia lalu menepuk tangan nya sebanyak dua kali.
Tidak lama kemudian seorang pria dengan kacamata hitam masuk ke dalam ruangan itu, membawa sebuah koper berwarna hitam.
Ia meletakkan koper itu di atas meja. Mads memberikan isyarat dengan tangan nya menyuruh anak buah nya itu keluar.
Sahi dan Yuta menatap koper hitam itu. Dengan batin mereka yang menebak-nebak apa yang ada di dalam koper itu.
Mads memutar koper itu menjadi di hadapan Sahi dan Yuta. "Inilah yang ingin ku tawar kan kepada mu Tuan Sahi," ucap nya.
TAK
TAK
Ia membuka koper itu. Dan terlihat lah sebuah Rifles yang merupakan salah satu senjata paling berbahaya.
Rifles itu berwarna hitam pekat dengan bentuk yang lebih canggih dari yang biasanya. Juga beberapa peluru terdapat di samping senjata itu.
"Kau bisa memegang nya Tuan Sahi, jika kau ingin memegang nya," ucap Mads.
Sahi tanpa ragu mengambil senjata itu dari dalam koper hitam itu. Ia melihat senjata itu dengan teliti.
Ia kemudian mencoba mengarahkan senjata itu di hadapan Mads, seolah-olah ingin menembak Mads.
"Wow... hati-hati Tuan Sahi. Satu kali tarikan pelatuk saja, peluru itu akan langsung menembus secepat kilat tepat di kepala ku," ucap Mads.
Yuta tersenyum tipis. "Kenapa? Kau takut Tuan Mads?" tanya Yuta.
Mads terkekeh. "Aku tidak takut pada apa pun Tuan Yuta. Hanya saja jika itu menyangkut Tuan Sahi, maka harus ku akui hanya Tuan Sahi satu-satunya orang yang ku takuti," jawab nya.
Yah, Mads mengatakan yang sebenarnya. Kalau dirinya memang takut kepada Sahi, si Tuan muda itu.
Apalagi Sahi sangat ahli dalam hal menembak, dan hal itu tidak perlu di tanyakan lagi. Mads adalah saksi kehebatan Sahi dalam menembak.
Yang kala itu membuat Mads membeku dan kehilangan kata-kata nya, akan bagaimana peluru itu tepat menembus kepala seseorang tanpa meleset.
Sahi meletakkan kembali senjata itu di dalam koper hitam itu. "Berapa? Berapa harga yang kau tawarkan kepada ku?" tanya Sahi.
Mendengar ucapan Sahi, Mads Langung tersenyum lebar. "Kau tertarik Tuan Sahi?"
Sahi mengangguk. "Yah, aku tertarik."
Yuta langsung mencolek samping Paha Sahi. "Sahi, kau yakin?" bisik Yuta.
"Tentu aku yakin," jawab Sahi singkat.
Astaga Yuta kira Sahi tidak akan tertarik dengan senjata itu. Namun ternyata ia salah, malah sebaliknya.
"Baiklah kalau kau tertarik Tuan Sahi, aku akan memberikan mu harga yang miring. Karena kau adalah pelanggan tetap ku," ucap Mads sambil tersenyum.
...
"Sahi, apa kau sudah gila!?" kesal Yuta.
Sahi mengerutkan alisnya. "Apa? Aku tidak gila, aku baik-baik saja," ucap Sahi dengan santai.
Yuta menepuk dahinya sendiri, karena merasa semakin kesal akan jawaban yang Sahi berikan.
"Hamada Sahi! kau baru saja meminta tolong kepada tua bangka itu!" teriak Yuta dengan kesal.
Yah, ini lah yang membuat Yuta sangat kesal. Kenapa sahabatnya itu harus meminta tolong kepada Mads!?
Apakah sahabat nya itu tidak tahu seberapa licik nya Mads? Bahkan sudah banyak orang yang termakan oleh kelicikan pria itu.
Tapi minta tolong apa yang di maksud oleh Yuta saat ini?
Sahi menatap Yuta. "Dengar, aku tidak sebodoh yang kau pikirkan Yuta."
"Kau pikir untuk apa aku membeli senjata sebanyak itu kepadanya? Dan apa kau tidak dengar apa yang dia katakan kepada mu, dia hanya takut kepada ku Yuta, tidak kah hal itu sebuah keuntungan bagi ku?" ucap Sahi.
Sahi benar-benar membeli senjata itu, bahkan ia langsung membayar Mads beberapa jam yang lalu.
Yuta menghela nafas. "Aku tahu Sahi, tapi..." gantung Yuta.
Tunggu dulu, pertanyaan nya adalah untuk apa Sahi membeli senjata itu? Terlebih lagi ia membeli nya dalam jumlah yang cukup banyak.
Sahi tersenyum tipis. "Kau tidak perlu khawatir, jika dia berani melakukan sesuatu kepada ku... aku akan dengan mudah menghancurkan nya bagaikan debu," ucap Sahi.
Apakah kalian masih juga tidak mengerti? Tentang dari mana semua kekayaan yang Sahi dapatkan dan juga pekerjaan yang ia lakukan?
Harusnya kalian sudah dapat menebak, tentang pekerjaan yang telah lama di geluti oleh pria tampan itu.
Cobalah pikirkan dengan baik-baik. Kenapa Sahi memiliki banyak anak buah dan bodyguard yang selalu menjaga nya dan menjaga mansion nya dengan ketat.
Benar, Hamada Sahi pria tampan itu adalah seorang mafia. Lebih tepatnya, the leader of mafia.