Chereads / DEVILISH / Chapter 5 - HARVEST

Chapter 5 - HARVEST

Sebuah mobil pick up berwarna hitam berhenti di depan perkebunan. Dengan tulisan besar yang bertuliskan "Sugary Farm".

Tidak lama kemudian pintu mobil itu terbuka, terlihat Jun yang keluar dari dalam mobil itu di ikuti oleh Hana.

Hana menggunakan topi berwarna biru navy milik Jun. Itu karena Jun yang menyuruhnya untuk memakai topi.

Tentu saja agar kekasihnya itu tidak kepanasan nantinya. Hana hanya menggunakan celana pendek dan baju kaos lengan pendek berwarna hijau.

Jun melihat ke depan, dan di dalam sana ada beberapa farmers lainnya yang sudah mulai memanen apel.

"Honey, ayo kita masuk," ucap Jun.

Hana mengangguk. Jun langsung memegang tangan Hana dan berjalan masuk ke dalam perkebunan miliknya itu.

Baru saja Hana dan Jun masuk ke dalam perkebunan. Sudah terdengar suara teriakan yang membuat mereka berdua terkejut.

"HANA NOONA!" teriak Woosik sambil berjalan ke arah mereka.

Yah, teriakan itu berasal dari Woosik.

Hana tersenyum. "Woosik-ah..." ucap Hana. Ia senang bisa bertemu dengan Woosik setelah beberapa hari tidak bertemu.

Woosik langsung tersenyum. "Noona... aku sangat merindukanmu mu," ucap Woosik.

Hana melepaskan tangan nya dari genggaman Jun, dan mengusap rambut Woosik yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri itu.

"Aku juga merindukan mu Woosik-ah," ucap Hana.

Hana dan Woosik sangat dekat. Dan itu semuanya berawal dari Hana yang tidak sengaja waktu itu menabrakkan sepedanya pada sepeda milik Woosik.

Yang mana kala itu Woosik masih berada di senior high school tingkat akhir. Dari situlah mereka berdua menjadi sedekat ini.

"Ehm!" dehem Jun sambil menatap Woosik dengan sinis.

Benar, saking dekatnya terkadang kedekatan keduanya membuat Jun merasa cemburu.

Woosik langsung mengeluarkan cengiran nya. Tapi bukan nya merasa takut, Woosik malah menggandeng tangan Hana dengan manja nya.

Dan hal itu langsung membuat Jun mendelik. "Hey! kau pikir siapa yang kau rangkul itu hah?!" kesal Jun

"Kekasih hyung..." jawab Woosik dengan santainya.

"Kalau begitu, lepaskan tangan mu dari kekasih ku!" perintah Jun dengan kesal.

Inilah yang membuat Jun cemburu. Jika Woosik bertemu dengan Hana, ia pasti akan langsung menyentuh kekasihnya itu sesukanya.

Jun tahu kalau Woosik bagikan seorang adik laki-laki bagi Hana. Tapi bagaimana pun juga... Woosik itu kan seorang pria! dan terlebih lagi Woosik sudah bukan anak kecil!

Bukan nya melepaskan rangkulannya pada tangan Hana, Woosik malah menjulurkan lidahnya. "Tidak mau! Hana noona saja tidak keberatan iya kan noona?" ucap Woosik.

Hana terkekeh. Lalu mengangguk. "Iya, aku tidak keberatan..." ucap Hana.

"HONEY!" protes Jun dengan kesal.

Woosik tertawa dengan puas karena Hana yang membelanya. Sembari memberikan tatapan mengejeknya kepada Jun yang semakin kesal.

Melihat kekasihnya yang merasa kesal, tangan kanan Hana yang terbebas dari rangkulan Woosik, memegang tangan Jun.

"Chagi, Woosik hanya merindukan ku saja," ucap Hana dengan lembut.

Sejujurnya melihat Jun yang cemburu seperti ini sangat lucu baginya. Tapi ia juga merasa tidak tega melihat kekasihnya itu yang tengah cemburu.

Jangan khawatir kejadian saat ini susah sering terjadi di antara pasangan kekasih itu. Dan yah... itu semua karena Woosik yang sangat sialan!

Jun sudah tidak tahan lagi!

Jun melepas paksa rangkulan Woosik dari tangan Hana. Dan langsung menarik Hana pergi dari sana. Meninggalkan Woosik sendirian.

"HANA NOONA! JUN HYUNG! JANGAN TINGGALKAN AKU!" teriak Woosik yang kemudian mengejar pasangan kekasih itu.

...

Hana memperbaiki topi yang ia kenakan. Ia melihat sekelilingnya, yang mana ia di kelilingi oleh pohon apel.

Aroma harum bercampur manis sangat tercium dengan jelas di sana. Yang tentu saja berasal dari apel-apel merah yang bergelantungan dengan cantiknya pada setiap

tangkai pohon itu.

Ia sangat suka di perkebunan milik kekasihnya ini. Ia suka melihat hasil kerja keras kekasihnya selama berbulan-bulan lamanya.

"Nyonya Hana..." panggil seorang wanita yang seumuran dengan nya.

Hana langsung berbalik. "Ah, Sujin..." ucap Hana sambil tersenyum.

Wanita dengan nama Min Sujin itu, dan rambut pendek sebahu itu tersenyum dengan ramah nya kepada Hana. "Nyonya Hana, apa kabar?" tanya Kim.

Bukan tanpa alasan ia menanyakan kabar Hana. Itu karena sama hal nya dengan Woosik, ia juga baru bertemu lagi dengan Hana.

"Aku baik-baik saja Sujin-ah," jawab Hana. "Bukan kah sudah ku katakan kepada mu untuk berhenti memanggilku dengan embel-embel Nyonya?"

Sujin menggelengkan kepalanya. "Tidak Nyonya Hana. Mana mungkin aku bisa memanggil mu seperti itu," ucap Sujin.

Yah, Hana sudah sangat sering mengatakan kepadanya kalau ia tidak perlu memanggil Hana dengan sebutan Nyonya.

Itu karena mereka yang seumuran. Dan juga Hana merasa kalau dirinya tidak cocok di panggil dengan sebutan Nyonya.

Tapi seperti yang Sujin katakan. Ia memanggil Hana dengan embel-embel Nyonya bukan tanpa alasan. Itu karena Hana adalah kekasih pemilik kebun ini.

Tempat ia bekerja selama ini. Jadi ia merasa tidak enak jika memanggil Hana hanya dengan nama saja. Meskipun ia dan Hana seumuran.

Hana menghela nafas. "Baiklah kalau begitu, tapi jangan pernah merasa canggung kepada ku. Karena kita berteman okay?"

Sujin mengangguk. Ia sungguh sangat menyukai sifat Hana yang sangat baik, ramah, dan juga murah hati. "Baik Nyonya Hana," ucap Sujin.

Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki dengan sepatu karet boots yang berjalan ke arah mereka.

"Honey," panggil Jun. Yah, itu adalah Jun yang tengah membawa sebuah keranjang.

Jun telah berada di hadapan Hana dan juga Sujin yang langsung berbalik ketika mendengar suara sang pemilik perkebunan itu.

"Tuan Jun..." sapa Sujin sambil membungkukkan badan nya.

Jun mengangguk. "Sujin, kau di sini rupanya. Woosik mencari mu sedari tadi. Sampai-sampai ia tidak berhenti bertanya kepada ku," ucap Jun yang sudah merasa pusing karena Woosik yang terus menganggu nya.

Dua wanita itu terkekeh. Melihat ekspresi Jun yang terlihat sangat pusing. Hanya Woosik saja yang dapat membuat kekasih Hana itu merasa pusing seperti ini.

"Baiklah Tuan Jun, aku akan pergi dulu untuk menemui Woosik," Jun pun mengangguk sebagai jawaban. Dan Sujin berjalan pergi meninggalkan pasangan kekasih itu.

Tersisa lah Hana dan Jun yang berada di antara pohon-pohon apel itu. Hana mendekati Jun. "Chagi, kau sudah memanen apel nya?" tanya Hana.

Jun mengangguk. "Sudah honey. Tapi hanya di bagian sana. Aku akan memanen bagian di sini bersama mu honey," ucap Jun.

Yah, Jun sengaja baru memanen sebagain apel-apel itu. Karena ia ingin memanen apel yang lainnya bersama Hana.

"Baiklah kalau begitu, kau harus mengajari ku okay?" ucap Hana. Itu karena ia belum pernah ikut memanen sebelumnya.

"Tentu saja honey. Mana mungkin aku tidak mengajari kekasih ku yang sangat cantik ini," ucap Jun yang berhasil membuat Hana tersipu malu.