Lt.6
Terus Bergerak.
Teruslah melangkah atau kau akan mati.
Vainz memikirkan hal itu beberapa waktu, tapi apa tujuannya Bergerak?. Apa tujuan akhirnya? Mencari jati diri? Menjadi kuat?
Mungkin bukan hal itu.
100 lantai, 100 hari.
Jika dia tidak berhasil, maka MATI.
Maka jawabannya jelas, Bertahan hidup.
Sebuah pertanyaan muncul dalam otaknya saat dia membuat kesimpulan itu.
Untuk apa?
Dia tidak tahu, dia tidak yakin, dia tidak peduli, dia tidak khawatir-Dia hanya ingin menikmatinya.
Dunia fantasi-seperti game yang sekarang dia tempati.
Dia hanya ingin menikmatinya, dengan sebuah keyakinan.
Aku pasti menyelesaikan tantangan ini.
Ini akan menyenangkan.
Setidaknya seperti itulah kesimpulan yang dia buat setelah mengeluh selama beberapa jam di samping mayat king goblin.
Dan sekarang …
*Gulp
Aku ingin mengutuk mulutku sekarang..
Vainz menyisir gua di depannya.
Sama seperti lantai satu.
Sebuah gua dengan kristal bercahaya di segala tempat dan pintu besi di ujungnya.
Satu-satunya hal yang membuat perbedaan adalah monster yang menempati gua itu yang sekarang Bergerak mendekati Vainz yang menggunakan Stealth.
Monster-serigala dengan bulu berwarna merah darah dan duri landak di kepala hingga ekornya.
Serigala memiliki hidung yang sangat baik di kalangan hewan karnivora.
Dan pedang serta baju yang Vainz gunakan penuh dengan darah goblin.
Hal itu sama seperti undangan untuk serigala serigala itu. Selain itu, fakta bahwa dia belum mandi selama 2 hari ini juga berpengaruh.
Satu-satunya pilihan hanyalah bertarung secara langsung kah...
Dalam keadaan seperti ini Stealth dan silence juga percuma.
Dia menonaktifkan dua skill nya-Seekor serigala melompat ke arahnya.
Vainz menggenggam pedang dengan dua tangan dan menebas serigala itu.
Berikutnya, delapan serigala yang tersisa menyerang secara bersamaan.
Vainz mengayunkan pedang di tangannya dan memenggal dua ekor serigala sebelum melompat ke dinding.
dia menggunakan kristal sebagai pijakan dan memanjat cukup tinggi, namun Seekor serigala melakukan hal yang sama dan mengigit kakinya.
Serigala itu melepaskan pijakannya dan bergelantungan dengan mulut yang mengigit kaki Vainz.
Vainz menancapkan pedangnya di celah batu dan mengibaskan kakinya yang digigit.
Serigala lainnya melompat dan menggigit kakinya yang lain.
Dia melepaskan satu tangannya untuk memukul-namun karena rasa sakit dan beban yang terlalu berat.
Dia jatuh.
Hal pertama yang dia lihat setelah membuka matanya adalah pedangnya yang menancap di celah batu di atasnya sebelum digantikan dengan 6 serigala yang mencakari nya di segala tempat.
Dia menendang dan meninju ke segala arah sebelum akhirnya bangkit.
"Rarghhhhhh!!!"
Vainz melihat 6 serigala di depannya.
Mata mereka dipenuhi dengan keinginan-akan daging Vainz.
Itu adalah mata seorang pemangsa.
Sial!
Dia melirik pedang di atasnya.
Terlalu tinggi. Dan makhluk-makhluk ini pasti akan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
Tangan kosong?
Dia menghembuskan nafas dan mengepalkan tangannya. Dia meninju ke serigala di depannya.
Namun serigala itu menghindar dan mengigit tangannya yang terulur dari samping.
Vainz menarik paksa tangannya dari mulut serigala-kulitnya yang robek mengucurkan darah merah segar-membuat serigala yang tersisa semakin menggila.
Ke enam serigala itu mengerumuninya.
Vainz meringkuk untuk melindungi wajahnya.
Sial! Sial! Sial!
Dalam beberapa detik aku yakin aku akan kehabisan darah.
Selain itu HP dan SP sudah mencapai batasnya.
Tapi bagaimana caranya aku bisa lolos?!
Pedang?! Tidak.
Batu?! Tidak ada satupun batu yang bagus di sini!
Tangan kosong?!. Tidak.
Pada saat itu, sebuah bola lampu bersinar di atas kepalanya.
Human cannot win against beast.
Beast . vs . Beast
Dia menarik kaki serigala di depannya dan menggigitnya sekuat mungkin.
Tepat setelah dia mendengar suara kesakitan serigala itu, Vainz memaksa dirinya bangkit dan menggila.
Dia mengigit rambut serigala pincang di depannya dan menariknya-merobeknya.
Saat kulit terkelupas-menunjukkan daging tipis yang menutupi rusuk-vainz menusuk bagian itu dengan tangannya.
Sesuatu yang bergerak-hidup-berdetak.
Dia menggenggam benda itu dan menariknya.
"Majulah!!"
Dia menunjukkan jantung kecil di tangannya pada 5 serigala yang tersisa, sebelum akhirnya menelannya.
Berikutnya, sebuah pertarungan yang hanya bisa digambarkan dengan kata 'Menakutkan' dimulai.