Chereads / Love Is Never Wrong / Chapter 24 - Menentukan Hari Bahagia

Chapter 24 - Menentukan Hari Bahagia

"Kak, saya punya ide. Gimana kalo pernikahan saya sama Nesya itu di percepat. Soalnya saya ga tega kalo Nesya harus merasa ketakutan terus seperti ini akibat ulah mantan suami kak Farah Maaf kak sebelumnya. Apakah kakak setuju?"

"Kalo kak Farah si tergantung Nesya aja. Gimana Nesya aja. Kan soalnya yang mau menjalani hubungan ini tuh Nesya, bukan kak Farah, hehe. Gimana kamu Nesya?"

"Kalo kak Farah setuju dan merestuinya, insyaallah aku juga setuju kak. Kak Farah itu kan keluarga aku satu-satunya yang aku punya sekarang. Jadi aku bakalan dengarin apa yang terbaik menurut kakak aja."

"Kalo kakak si setuju aja. Ini kan demi kebaikan kamu juga."

"Tuh. Kakak kamu udah setuju sama pernikahan kita. Lalu kamu? Apa kamu mau menikah dengan saya?"

"Yaudah kalo gitu bismillah, aku juga setuju, hehe. Tapi aku punya satu keinginan Mas."

"Iya boeh. Apa itu?"

"Aku mau pernikahan kita itu jangan di daerah sekitaran tepat tinggal aku yang kemarin ya. Aku takutnya mantan suami kak Farah itu mengacaukan acara kita."

"Iya. Kalo masalah itu tenang aja. Saya juga ada beberapa anak buah yang bisa memastikan keamanan acara pernikahan kita. Saya pastikan kalo mantan suami kak Farah itu tidak akan bisa masuk ke acara pernkahan kita."

"Baik Mas kalo gitu. Syukur deh, aku jadi merasa lebih tenang sekarang ini."

"Jadi kita akan menikah kapan?"

"Gimana Mas aja. Aku ikut Mas aja."

"Gimana kalo minggu depan?"

"Minggu depan? Apa ga terlalu cepat Mas? Maksud aku, ini kan acara pernikahan kita yang aku harapkan hanya terjadi sekali seumur hidupku. Apa persiapannya bakalan matang jika akan di adakan seminggu lagi?"

"Bisa aja kok. Saya punya banyak kenalan mengenai masalah gedung pernikahan kita, baju pernikahan dan yang lainnya."

"Gedung? Emang kita mau menikah di gedung Mas?"

"Iya dong. Saya akan membuat pesta pernikahan kita sebagus mungkin. Seperti yang kamu bilang tadi. Saya mau pernikahan kita itu terjadi sekali seumur hidup. Makanya saya mau mengabadikan moment bahagia itu dengan semaksimal mungkin."

"Yaudah kalo emang menurut Mas baiknya seperti itu, aku ikut aja Mas."

"Yaudah kalo gitu mulai besok kamu ga usah kerja lagi ya. Saya takutnya mantan suami kak Farah nyamperin kamu ke tempat kerja kamu. Lagi pula mulai besok kita harus mulai menyiapkan persiapan pernikahan kita."

"Iya Mas. Kalo emang kemauan Mas seperti itu, aku nurut aja."

"Yaudah kalo gitu kamu sama kak Farah istirahat ya. Kayanya kalian masih merasa syok akibat kejadian itu. Sekarang kalian sedang perlu apa? Biar saya belikan."

"Ga usah Mas. Kami ga butuh apa-apa kok. Mas Adrian udah mau ke sini aja aku sama kak Farah udah merasa senang."

"Iya Yan. Benar kata Nesya. Kita ga butuh apa-apa kok saat ini. Selagi kita bisa jauh dari mantan suami kakak, kami berdua juga udah merasa tenang kok," sambung kak Farah.

"Kalian berdua udah makan?"

"Hmm, belum si. Jujur aja kita itu pindah pagi-pagi sekali. Jadinya kami ga sempat sarapan dulu tadi."

"Yaudah kalo gitu sekarang kita makan siang bersama aja. Gimana?"

"Emangnya kamu ga ada kerjaan Mas di kantor?" tanya Nesya.

"Masalah itu kamu tenang aja. Udah ada Eric yang mengurusnya. Gimana? Mau kan makan siang bersama?"

"Hmm, boleh aja si Mas."

"Yaudah kalo gitu kamu sama kak Farah siap-siap ya. Saya tunggu di dalam mobil."

"Iya, Mas."

Nesya dan kak Farah langsung masuk ke dalam kamar dan bersiap-siap sebentar untuk makan siang bersama dengan Adrian. Sedangkan Adrian menunggunya di dalam mobil.

*******

"Kasian banget atas apa yang udah di alamin sama Nesya dan kakaknya. Semoga aja keputusan saya untuk segera menikahinya adalah sebuah keputusan yang benar dan baik untuk kita semua," ucap Adrian di dalam hatinya.

Tidak lama kemudian Nesya dan kak Farah tiba di mobil Adrian.

"Mas. Maaf ya lama nunggunya."

"Engga kok. Ga lama. Yaudah sekarang kita pergi makan bersama ya. Kalian mau makan apa? Dimana?"

"Terserah kamu aja deh Mas mau makan dimana. Soalnya kita juga ga tau tempat makan di sini. Namanya juga kita baru pindah Mas."

"Iya benar kata Nesya, Yan."

"Yaudah kalo gitu kita ke restoran yang biasa saya datangi aja ya. Di sana makanannya enak-enak kok. Pasti kalian suka."

"Iya, Mas."

Akhirnya mereka semua memutuskan untuk pergi ke restoran yang biasa Adrian datangi. Makanan di sana itu sangat lengkap. Mulai drai makanan nasi, pasta, seafood, dan yang lainnya. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di restoran itu. Karena jarak dari kontrakan baru Nesya dengan restoran tersebut tidak terlalu jauh. Dan kini mereka semua sudah tiba di restoran itu.

"Nesya sama kak Farah mau makan apa?" tanya Adrian.

"Aduh, makan apa ya Nesya? Kakak ga pernah makan di sini."

"Hehe. Itu ada pasta sama seafood. Itu loh kepiting, cumi, gitu-gitu. Kakak kan suka kan makanan itu?" tanya Nesya.

"Iya suka."

"Yaudah kalo gitu Nesya dan kak Farah pesan semua pesanan yang kalian mau ya."

"Yang benar Mas? Ini harganya mahal-mahal banget loh Mas."

"Ga apa-apa. Saya ada kok uangnya. Mba, Mba."

Adrian memanggil salah satu seorang pelayan yang berada di restoran itu.

"Iya Pak. Ada yang bisa saya bantu?"

Kemudian Nesya, kak Farah dan juga Adrian memesan makanan dan juga minuman yang mereka inginkan.

"Baik. Mohon di tunggu sebnetar ya Pak, Bu."

"Iya, Mba. Makasih."

Pelayan itu kembali pergi untuk menyiapkan semua makanan dan juga minuman yang sudah di pesan. Tidak lama kemudian pelayan itu datang kembali ke mereka bertiga dan memberikan semua pesnanan yang sudah di pesannya. Kini Nesya, kak Farah dan juga Adrian makan siang bersama.

*******

Setelah beberapa lama kemudian mereka semua sudah selesai makan siang.

"Gimana? Masih mau makan yang lainnya ga?" tanya Adrian.

"Engga kok Mas. Udah cukup. Enak-enak banget makanannya di sini ya Mas," jawab Nesya.

"Hehe, iya. Kalo gitu kita pulang aja sekarang gimana? Habis ini saya juga mau mengurus undangan pernikahan kita."

"Iya, Mas. Sekarang kita pulang aja. Mas juga pasti harus kembali bekerja kan."

"Iya. Yaudah kalo gitu saya antar pulang ya."

"Kita naik angkutan umum aja Mas. Ga apa-apa kok."

"Iya, Yan. Kita naik angkutan umum aja. Ga enak ngereotin kamu terus. Lagian mantan suami kakak juga ga mungkin tau keberadaan kita sekarang," sambung kak Farah.

"Engga. Pokoknya saya harus antar kalain berdua sampai ke rumah. Saya harus memastikan jika kalian berdua sampai di rumah dengan selamat."

"Yaudah kalo gitu."

"Ayo."

"Ayo."

Kini Nesya dan kak Farah akan kembali ke kontrakan barunya yang di antar langsung oleh Adrian sampai di depan kontrakan itu.

Dan sekarang mereka semua sudah tiba di depan kontrakan baru Nesya.

"Makasih ya Mas udah ajak kita berdua makan siang, terus di antar pulang lagi."

"Iya, sama-sama. Kalo gitu saya pergi dulu ya. Nanti kalo ada apa-apa langsung telepon saya aja."

"Iya, MAs. Sekali lagi terima kasih banget ya Mas."

"Iya, makasih banyak ya Adrian. Maaf kalo kami merepotkan kamu."

"Engga kok kak. Saya ga merasa direpotkan. Saya permisi kalo gitu. Permisi."

"Iya, hati-hati, Mas."

"Iya, makasih."

Kini Adrian kembali pergi meninggalkan kontrakan Nesya yang baru. Adrian akan menemui Eric dan meminta bantuannya untuk membantunya mengurusi acara pernikhannya dengan Nesya sagu minggu kedepan.

"Gua telepon Eric dulu deh skearang dia lagi dimana," pikir Adrian.

"Hallo Ric. Gimana meetingnya? Lancar?"

"Lancar kok Yan. Tenang aja."

"Tuh kan gua bilang apa. Pasti lu bisa handle semuanya. Terus sekarang lu lagi dimana?"

"Gua masih di kantor nih. Kenapa? Lu mau ke kantor?"

"Iya nih. Gua mau ke kantor. Lu jangan balik dulu ya. Gua mau minta bantuan juga ke lu."

"Bantuan apa Yan?"

"Nanti gua ceritain smeuanya ke lu, oke. Kalo gitu udah dulu ya. Gua lagi nyetir nih, bahaya. Bye."

"Bye."

Ternyata Eric masih berada di kantor. Adrian pun langsung menuju ke kantornya. Dia akan menceritakan semua permasalahan yang sedang di hadapi oleh Nesya dan kak Farah kepada Eric. Dan Adrian juga akan meminta bantuan kepada Eric untuk mengurusi pernikahannya bersama dengan Nesya.

-TBC-