Chereads / Love Is Never Wrong / Chapter 25 - Keyakinan Adrian

Chapter 25 - Keyakinan Adrian

Tidak lama kemudian Adrian pun sampai di kantornya. Dan ternyata benar, di sana masih ada Eric yang masih setia untuk menunggu kedatangannya.

"Wis bro. Selamat ya atas keberhasilan meetingnya. Haha," ucap Adrian yang mampu membuat Eric sedikit terkejut.

"Haha bisa aja lu. Ini ada kerjaan tapi buat lu. Gimana? Bisa kan lu kerjain?"

"Bisa bisa. Gua mau cerita sesuatu nih sama lu. Udah makan belum lu?"

"Udah tadi. Cerita aja dah langsung. Kenapa lagi tuh si Nesya?"

"Tau aja gua mau ceritain Nesya."

"Ya iyalah. Masa iya lu mau ceritain istri gua. Haha."

"Haha. Iya jadi Nesya itu sama kakaknya ternyata lagi menghadapai suatu masalah yang besar. Sampai-sampai dia harus pindah dari kontrakan lama Nesya."

"Sampai pindah? Masalah apa si emangnya? Kayanya Nesya banyak banget masalah deh sama hidupnya."

"Iya makanya. Jadi ceritanya tuh kak Farah sama suaminya—"

Adrian pun menceritakan semua kejadian yang sedang di alami oleh Nesya dan sang kakak. Mulai dari awal masalah itu muncul, hingga akhirnya Nesya dan kak Farah memutuskan untuk pindah kontrakan. Semuanya Adrian ceritakan dengan sangat detail sesuai dengan apa yang di ceritakan kak Farah dan Nesya kepadanya.

"—Jadi gitu ceritanya Ric."

"Ya ampun. Gua ga nyangka deh kalo kakaknya punya suami kaya gitu."

"Iya makanya sekarang kak Farah juga wanti-wanti gua supaya gua ga jadi suami kaya mantan suaminya dia."

"Ga mungkin lah sahabat gua kaya dia. Ya ga Yan."

"Insyaallah ga akan. Makanya gua pingin banget jagain dan buat Nesya bahagia. Kasian banget kehidupannya selama ini selalu menderita. Gua nikahin dia minggu depan. Gimana menurut lu?"

"Minggu depan?" tanya Eric sedikit terkejut.

"Iya. Kenapa emang?"

"Gua tau lu itu kasihan sama Nesya. Lu juga mau buat dia bahagia karena lu itu sayang dan cinta sama dia. Tapi apa ga sebaiknya lu itu juga jangan terlalu terburu-buru menikahkan dia. Pernikahan itu cuma sekali seumur hidup lu."

"Yakin. Gua udah yakin banget sama dia. Lu masih curiga dan ragu ya sama Nesya? Kenapa si emangnya?"

"Kalo boloh jujur si iya. Gua masih ngerasa ada yang janggal aja dari diri Nesya dan kakaknya itu."

"Udah lah Ric. Mereka itu udah cukup menderita. Masa masih lu curigain aja si."

"Ya itu kan cuma perasaan gua aja ya. Kalo emang lu benar-benar udah yakin sama dia, yaudah. Gua juga ga bisa maksa lu buat nunda pernikahannya kan. Kan yang mau jalanin kehidupan setelah menikah itu lu. Bukan gua. Tapi gua di berharapnya pernikahan lu sama Nesya emang pilihan yang tepat."

"Aamiin. Gua juga udah merasa yakin kalo Nesya itu adalah wanita yang baik buat gua dan Ibu yang baik buat anak-anak gua nanti. Thanks ya Ric lu udah mau dukung hubungan gua sama Nesya."

"Iya sama-sama. Yaudah kalo emang lu yakin."

"Bantuin gua ngurusin semua persiapan pernikahan gua dong Ric."

"Gampang itu mah. Lu mau pernikahan yang kaya gimana?"

"Gua mau pernikahannya yang mewah. Gua mau undang juga semua orang yang udah bekerjasama sama perusahaan kita juga. Pokoknya semuanya di undang."

"Gampang kalo itu mah. Di gedung dong ya berarti?'

"Iya. Makanannya juga yang paling enak pokoknya."

"Siap. Terus gaun pernikahan lu sama Nesya gimana? Beli yang udah jadi dong?"

"Iya. Yang udah jadi aja, tapi di cobain dulu juga. Kalo bisa besok. Biar nanti kalo kegedean bisa di kecilin lagi dulu gitu. Biar perfect pokoknya."

"Iya, siap. Besok berarti kali ya lu sama Nesya cobain gaun pernikahan lu. Gua ada kenalan si."

"Iya boleh. Nanti gua kabarin Nesya. Sama sekalian gua juga mau ngurus undangan besok. Supaya bisa di sebar secepatnya."

"Oke. Siap di atur itu mah."

"Thanks ya bro. Lu kan emang udah berpengalaman menikah, haha. Jujur si gua deg-degan sebenarnya mah."

"Pasti itu. Wajar kalo itu mah."

"Yaudah. Besok kita ketemuan dimana?"

"Di tempatnya langsung aja deh. Nanti gua kirimin lokasinya. Gimana?"

"Boleh."

"Yaudah nanti gua kirimin."

"Siap. Yaudah. Udah selesai kan kerjaan lu di kantor? Balik yu. Masih ada kerjaan di rumah kan ini."

"Iya, udah beres. Yaudah yu balik. Calon pengantin baru harus banyak-banyak istirahat ini, haha."

"Haha. Bisa aja lu."

Kemudian setelah berdiskusi tentang masalah pernikahan Adrian dan Nesya, kini Adrian dan Eric memutuskan untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Karena waktu juga sudah mulai malam. Dan mereka masih ada pekerjaan yang harus mereka kerjakan di rumah.

*****

Kini Adrian sudah sampai di rumahnya. Setelah itu Adrian langsung bersih-bersih dan akan kembali mengerjakan pekerjaan yang dia bawa ke rumah. Kerjaannya kali ini tidak begitu banyak dan sulit. Hanya melihat beberapa file yang sudah di buat oleh sekertarisnya dan akan di tanda tanganinya nanti.

Setelah selesai mengerjakan pekerjaannya, Adrian pun langsung menghubungi Nesya untuk membicarakan masalah pernikahannya nanti. Seperti Adrian memang tidak sabar untuk bisa menikah dengan Nesya.

"Hallo. Saya ganggu ga?"

"Engga kok Mas. Ada apa ya Mas?"

"Kamu besok ada acara ga?"

"Engga Mas. Kenapa emangnya?"

"Besok saya jemput kamu ya. Kita mau ke butik buat cobain gaun pernikahan kita dan sekalian urus undangan gimana?"

"Hmm, boleh si Mas. Tapi aku kan besok kerja."

"Kerja? Ga usah kerja. Kan udah saya bilang kamu mulai sekarang ga usah kerja. Nanti kalo mantan suaminya kakak kamu datang ke kantor kamu gimana?"

"Kayanya si ga bakalan deh Mas."

"Udah, ga usah kerja ya. Kan sebentar lagi juga kita akan menikah. Masalah keuangan biar aku aja yang tanggung jawab."

"Iya deh Mas kalo gitu aku nurut sama Mas aja."

"Yaudah besok kamu ga usah kerja ya. Kita pagi-pagi ke butik aja sama urus undangan. Besok pagi aku jemput kamu. Kita bakalan pergi sama Eric."

"Iya, Mas."

"Yaudah kalo gitu sekarang kamu istirahat ya. Saya juga mau Istirahat. Baru selesai kerja soalnya."

"Iya, Mas. Selamat istirahat."

"Selamat istirahat juga. Bye."

"Bye."

Ternyata apa yang di katakan oleh Adrian itu sungguh-sungguh. Dia tidak akan membuat Nesya kembali bekerja lagi.

"Besok sekalian gua ajak Nesya main ke rumah gua aja kali ya. Dia kan belum pernah tuh main ke sini," pikir Adrian di dalam hatinya.

Kemudian Adrian pun langsung turun ke lantai bawah untuk memberitahukan kepada asisten rumah tangganya jika besok akan kedatangan tamu spesial bagi Adrian.

"Bibi... Bi," panggil Adrian kepada asisten rumah tangganya.

"Iya Pak. Ada apa Pak? Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya minta tolong Bibi besok masak makanan yang enak-enak dan yang banyak ya. Karena besok ada tamu spesial yang akan datang ke rumah ini."

"Siap Pak. Nanti saya masakan."

"Uang belanjanya nih Bi kalo kurang. Nanti kalo masih kurang juga langsung bilang sama saya aja ya Bi."

"Iya, siap Pak. Ini mah udah lebih dari cukup. Mau masak serestoran juga bisa ini mah, hehe."

"Bibi bisa aja. Yaudah, makasih ya Bi. Kalo gitu saya balik lagi ke atas."

"Iya, Pak. Bapak ga mau di buatin minuman atau cemilan gitu?"

"Ga usah Bi. Saya udah mau langsung tidur. Makasih."

"Siap Pak kalo gitu."

Kemudian Adrian pun kembali ke kamarnya. Setelah itu Adrian langsung beristirahat. Karena besok dia harus mengurus semua persiapan pernikahannya dengan Nesya.

-TBC-