Chereads / Love Is Never Wrong / Chapter 29 - Belanja Sepuasnya

Chapter 29 - Belanja Sepuasnya

Nesya dan kak Farah langsung pergi ke mall yang mereka pilih. Mall yang mewah dan bagus di daerah Jakarta. Tanpa bepikir panjang mereka langsung pergi untuk berbelanja. Di dalam perjalanan saja mereka berdua sudah heboh akan membeli apa di sana.

"Pokoknya gua mau beli baju terbaru, make up, tas, sepatu. Pokoknya semuanya. Tadi kan Mas Adrian nuga bilang beli buat keperluan buat nikah atau buat belanja yang lainnya juga boleh."

"Nah iya. Mumpung si Adrian bilang gitu. Gua juga mau ya belanja baju yang bagus. Nanti kan kalo gua kasihin undangan buat pernikahan lu, gua harus bagus pakaiannya dari ujung kepala sampai ujung kaki."

"Oh iya dong kak. Harus itu. Pokoknya kali ini kita akan belanja sepuasnya. Semau kita yang kita mau."

"Oke deh. Jadi ga sabar nih mau belania barang-barang meeah."

"Sama kak."

Tidak lama kemudian Nesya dan kak Farah pun sampai di sebuah mall yang mereka ingin datangi. Sesampainya di mall itu, mereka berdua langsung mendatangi sebuah tempat toko baju dengan brand yang sangat terkenal di Indonesia. Nesya dan kak Farah langsung mencari baju yang mereka suka.

"Ini bagus nih kak."

"Iya tuh bagus. Langsung aja beli. Ga usah banyak mikir."

"Iya benar, haha."

"Gua juga mau cari baju dulu nih."

"Iya kak. Cari aja sepuas kak Farah"

Nesya dan kak Farah melanjutkan kesibukkannya untuk berbelanja baju di toko itu. Nesya dan kak Farah terlihat sangat bahagia. Mereka berdua juga terlihat gayanya seperti orang kaya yang mampu membeli semua baju mewah yang berada di sana. Gaya mereka itu sangat tinggi, padahal uang yang mereka pakai adalah uang hasil dari kebohongan mereka.

"Udah selesai belum Nes. Gua udah nih. Kita masih banyak yang harus kita beli nih. Jangan lama-lama juga lu."

Teriak kak Farah kepada Nesya yang terlihat masih sibuk untuk memilih baju yang ada di sana. Namun kak Farah tidak sabar untuk pindah ke toko lain. Karena dia ingin berbelanja barang yang lainnya.

"Iya ini udah. Ayo kita bayar."

"Ayo."

Nesya dan kak Farah pergi ke kasir toko itu. Kasir yang berada di toko itu langsung menghitung harga semua baju yang mereka beli.

"Total semuanya jadi 5 juta kak."

"5 juta doang kak? Ternyata ga mahal-mahal banget ya baju di sini. Cuma kitanya aja yang ga mampu beli kemarin-kemarin, haha," bisik Nesya kepada kak Farah.

"Iya. Yaudah itu lu bayar dulu."

"Oh iya. Ini Mba, saya bayarnya pakai kartu debit."

"Boleh Mba. Silahkan masukkan pin nya."

Nesya pun memasukkan pin atm miliknya. Setelah itu kasir langsung memberikan baju yang telah mereka beli dan mereka bayar.

"Sudah ya Mba. Ini kartu atmnya. Dan ini belanjaannya. Terima kasih telah berbelanja di sini."

"Iya, makasih Mba."

"Terus kita mau kemana lagi nih?" tanya kak Farah

Baru saja keluar dari toko pertama, Nesya dan kak Farah langsung memikirkan akan berbelanja apa lagi.

"Tas gimana? Gua ga ada tas bagus kak. Masa kalo kerja kemarin gua tasnya itu-itu aja. Sekarang ga kerja, tapi bakalan punya tas yang bagus, haha."

"Haha. Yaudah ayo kita cari toko tas sekarang."

"Ayo."

Kemudian Nesya dan kak Farah melanjutkan perjalanan mereka berdua untuk berbelanja di mall itu. Setelah selesai membeli baju, kini mereka akan mencari tas untuk mereka beli. Dan mereka berdua masih akan terus berbelanja sampai akhirnya uang yang di kasih oleh Adrian itu habis tanpa tersisa.

*****

Setelag sekitar 5 jam Nesya dan kak Farah berkeliling di mall tersebut untuk berbelanja, kini akhirnya mereka berdua sudah selesai mencari apa yang mereka mau beli. Dan sekarang mereka berdua sedang berada di dalam perjalanan menuju ke kontrakan mereka.

"Akhirnya kelar juga belanja kita hari ini."

"Iya kak. Puas banget rasanya gua hari ini bisa belanja sepuasnya."

"Sama. Apalagi lu sebentar lagi mau menikah sama Adrian. Pasti nanti lu bakalan bisa belanja sepuasnya kaya gini."

"Pasti itu kak."

"Pokoknya lu harus langsung punya anak. Soalnya kalo lu punya anak, pasti dia akan lebih sayang lagi sama lu karena lu udah kasih dia anak. Belum lagi kalo dia kasih harta warisan ke anak lu. Otomatis lu dapat harta warisan double dong. Yang pertama harta warisan buat lu, yang kedua buat anak lu. Yang buat anak lu bisa lah lu ambil juga. Lu kan Ibunya ini."

"Oh iya ya. Benar juga. Pintar banget si lu kak."

"Gua... Haha."

"Haha."

Kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka ke tempat tinggal mereka. Yaitu di sebuah kontrakan yang sekarang ini sedang mereka tempati.

Sesampainya di rumah, Nesya dan kak Farwh langsung membuka semua barang yang telah mereka beli. Di dalamnya terdapat baju baru, tas, sepatu, aksesoris untuk dirinya, bahkan hingga perhiasan. Mereka berdua beli itu semua karena mereka ingin terlihat mewah ketika datang untuk mengundang ke acara pernikahan Nesya dan Adrian. Dengan outfit yang sangat bagus dan mewah. Hingga akhirnya uang yang di berikan oleh Adriam kini sudah habis di tangan Nesyandan kak Farah kurang dari sehari.

*****

Ketika Nesya dan kak Farah sedang asik berbelanja, kini Adrian justru sedang bekerja keras di kantor miliknya. Adrian sedang bersiap-siap untuk bertemu dengan seseorang yang bekerjasama sengan perusahaannya dari Singapura. Adrian tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kali ini. Karena orang itu sangat sulit di temukan. Namun sekarang ini justru dia lah yang datang sendiri ke kantor Adrian.

"Gimana Ric? Belum datang kan orangnya?" tanya Adrian sesampainya di kantor.

"Belum. Sorry ya gua ganggu waktu lu sama Nesya buat persiapan acara pernikahan lu. Abisan gua ga enak kalo dia datang ke sini tapi ga ada lu nya gitu."

"Iya gua paham kok. Santai aja. Gua juga ga mau melepaskan kesempatan bagus ini. Gua mau bertemu langsung dan berbicara banyaj sama beliau."

"Nah itu dia makanya."

"Terus dia ke sini mau bahas apa? Supaya bisa gua pelajari lebih dalam lagi."

"Tunggu sebentar. Gua bawain bahan-bahannya dulu."

"Oke."

Eric mengambilkan beberapa berkas yang harus di pelajari oleh Adrian untuk berbicara dengan orang itu. Di dalam berkas itu terdapat bahan pembicaraan yang akan mereka bicarakan. Eric sudah lebih tahu karena Eric lah yang terjun langsung ke lapangan. Sedangkan Adrian justru hanya menerima jadi apa yang telah Eric kerjakan. Secara Adrian itu adalah boss besar yang ada di kantor ini.

Setelah Eric menentukan beberapa file bahan yang akan Adrian pelajari, Adrian pun langsung mempelajarinya dengan sangat baik. Adrian itu sudah sangat paham dengan dunia bisnis dan sebuah perusahaan. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama dirinya harus mempelajari itu semua. Dan tidak lama juga ada pemberitahuan jika tamu perusahaan Adrian akan segera tiba.

-TBC-