Chereads / Love Is Never Wrong / Chapter 20 - Sikap Baik Adrian

Chapter 20 - Sikap Baik Adrian

Setelah bercerita kepada Eric, justru Eric kurang begitu suka dengan pilihan Adrian yang menjatuhkan hatinya kepada Nesya. Eric merasa ada yang aneh dari diri Nesya Namun Adrian tetap yakin dengan pilihannya dan Eric hanya bisa mendukung pilihan sahabatnya itu saja.

"Gua masih ga bisa fokus kerja tapi nih. Mending gua buat susu dulu deh," ucap Adrian di dalam hatinya.

Adrian walaupun mempunyai asisten rumah tangga yang begitu banyak, tetapi ketika asisten rumah tangganya itu sedang istirahat, Adrian tidak mau menganggunya. Dia tidak mau menganggu istirahat para asisten rumau tangganya. Bagi dirinya semua asisten rumah tangganya sudah bekerja keras selama seharian ini untuk rumahnya. Mulai dari menyapu, mengepel, masak, cuci baju dan yang lainnya. Akhirnya kali ini Adrian akan membuat susu sendiri di dapur. Namun saat Adrian sedang ingin pergi ke dapur, Adrian bertemu dengan salah satu asisten rumah tangganya yang sedang terbangun pada malam hari ini.

"Bapak mau ngapain? Biar saya aja," tanya salah satu asisten rumah tangganya.

"Saya cuma mau buat susu aja. Supaya saya bisa lebih fokus buat bekerja malam ini," jawab Adrian.

"Biar saya aja Pak. Saya akan buatkan makanan ringan juga untuk Bapak."

"Makasih ya. Kok ga tidur Bi?"

"Tadi Bibi udah tidur Pak, cuma kebangun, hehe. Yaudah Bapak balik aja ke ruang kerja Bapak. Nanti biar Bibi bawain ke ruang kerja Bapak ya."

"Iya, Bi. Maksih Bi."

"Sama-sama, Pak."

Adrian akhirnya kembali ke ruang kerjanya. Sedangkan yang membuatkan susu dan makanan ringan untuknya adalah asisten rumah tangganya yang sedang terbangun pada malam hari ini.

Tidak lama setelah Adrian kembali ke ruangan bekerjanya, asisten rumah tangga Adrian sudah sampai di ruangan kerja Adrian untuk membawakan segelas susu dan makanan ringan untuknya.

"Permisi Pak."

"Iya, masuk aja Bi."

"Ini susu sama cemilan ya Pak."

"Iya, makasih banyak ya Bi."

"Semangat ya Pak kerjanya, hehe."

"Waduh, di semangatin sama Bibi, haha. Yaudah Bi, Bibi balik ke kamar aja. Di lanjut lagi istirahatnya. Kalo Bibi lapar, Bibi masak aja makanan yang ada di dapur ya Bi."

"Iya, Pak. Makasih banyak Pak. Kalo gitu saya permisi ya Pak. Kalo ada apa-apa panggil Bibi aja."

"Iya, Bi."

Kini Adrian pun melanjutkan mengerjakan pekerjaannya sambil meminum segelas susu dan juga memakan cemilan yang sudah di siapkan oleh asisten rumah tangganya tadi. Adrian mencoba lebih fokus lagi untuk mengerjakan semua pekerjaannya pada malam hari ini.

Setelah Adrian mencoba untuk fokus mengerjakan semua pekerjaannya, akhirnya kini semua pekerjaan Adrian telah selesai. Dan Adrian akan segera tidur.

"Untung aja besok ga ada meeting. Jadinya gua bisa berangkat ke kantor lebih siang. Kalo gitu gua kirim kerjaan gua ke Eric sekarang aja deh lewat email. Takutnya besok gua ke siangan," ucap Adrian.

Akhirnya sebelum tidur Adrian mengirimkan pekerjaannya ke Eric melalui email. Karena Adrian sudah berniat untuk datang ke kantor siang. Adrian merasa sangat lelah karena meeting tadi siang yang berlangsung sangat lama.

Setelah selesai mengirim email kepada Eric, Adrian pun segera tidur.

*****

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, tetapi Adrian belum juga terbangun. Mungkin Adrian masih merasa lelah karena kegiatannya kemarin dan semalam Adrian yang sudah begadang untuk mengerjakan pekerjaannya.

"Udah jam berapa si ini? Jam 8? Gua masih mau lanjut tidur lagi si sebenarnya. Karena badan gua rasanya masih pada remuk semua. Tapi gua juga harus temuin Nesya. Gua harus liat perkembangan kondisi dia. Mending gua sekarang mandi aja deh, abis itu gua ke rumah Nesya, baru deh gua ke kantor," pikir Adrian.

Ternyata Adrian terbangun karena teringat dengan keadaan Nesya yang sedang sakit di rumahnya. Akhirnya Adrian memutuskan untuk segera bangun dan pergi ke rumah Nesya.

"Selamat pagi Pak," sapa salah satu asisten rumah tangganya.

"Pagi Bi."

"Tumben Pak bangunnya siang? Biasanya bangun pagi buat olahraga."

Asisten rumah tangga di sini memang sangat berani bertanya dengan Adrian. Karena mereka semua juga sudah merasa sangat dekat dengan Adrian. Apalagi mereka juga sudah bekerja lama di sini. Dan Adrian juga sangat baik kepada mereka semua.

"Iya, Bi. Kemarin saya ada kerjaan banyak. Makanya sekarang saya ngerasa badan saya pada remuk semua. Cape banget rasanya. Kebetulan juga sekarang perkejaan saya ga begitu banyak. Makanya saya ke kantor agak siangan."

"Oh gitu. Ya ampun Pak. Mau saya panggilin tukang urut buat ngurut badan Bapak?"

"Ga usah Bi. Udah enakan kok sekarang mah."

"Yaudah deh kalo Bapak ga mau. Sekarang Bapak sarapan dulu ya, supaya badan Bapak semakin enak, hehe."

"Iya, Bi. Makasih ya."

"Sama-sama Pak."

Adrian kemudian memakan masakan yang sudah di buatkan oleh asisten rumah tangganya. Yaitu nasi gorang. Salah satu makanan favorit Adrian saat dia sarapan.

Setelah Adrian selesai sarapan, kini Adrian akan pergi ke rumah Nesya. Sebelumnya Adrian menelepon Eric terlebih dahulu untuk mengabarkan kepadanya jika dia hari ini akan datang ke kantor agak siangan.

"Hallo. Ric, lu dimana?"

"Di kantor lah. Lu dimana?"

"Gua masih di rumah. Gua ada urusan dulu. Kerjaan gua kan yang semalam udah gua kirim tuh ke email, gua ke kantornya nanti ya, siangan. Tapi kalo ada sesuatu yang penting masalah kantor, lu langsung hubungi gua aja ya."

"Iya siap. Gampang. Masalah apa si emangnya kalo boleh tau? Palingan masalah Nesya ya?"

"Iya. Gua mau bawa dia ke rumah sakit kalo misalnya demam dia belum turun juga."

"Oh gitu. Oke dah siap. Hati-hati lu."

"Iya. Thanks Ric."

"Oke."

Kemudian Adrian langsung berangkat ke dumah Nesya. Hampir setengah jam Adrian berada di dalam mobil hingga saatnya kini dia sudah sampai di rumah Nesya. Karena keadaan di jalan tadi cukup padat. Sehingga Adrian sempat terjebak macat di sana. Padahal jika tidak kena macat, Adrian bisa sampai di rumah Nesya hanya dengan membutuhkan waktu selama 20 menit saja.

"Nesya. Assalamualaikum. Nesya," panggil Adrian.

Adrian mengetok pintu rumah Nesya dan terus memanggil namanya. Namun tidak ada jawaban dari dalam rumah sana. Sepertinya sedang tidak ada orang di sana.

"Nesya kemana ya? Apa dia kerja juga? Udah di bilang ga usah kerja juga kalo keadaannya masih ga memungkinkan. Apa dia ke rumah sakit kali ya karena demamnya belum juga turun. Mending gua telepon dia aja deh," pikir Adrian dan Adrian pun langsung meneleponnya.

*****

"Eh kak, liat tuh. Itu kan Mas Adrian. Aduh, gimana nih?" tanya Nesya.

-TBC-