Chereads / Love Is Never Wrong / Chapter 21 - Ancaman Kak Farah

Chapter 21 - Ancaman Kak Farah

"Oh iya. Aduh, lu gimana si. Emang dia ga kasih kabar dulu gitu ke lu kalo dia mau ke sini?" tanya kak Farah.

"Engga kak. Ga sama sekali. Makanya gua juga kaget. Gimana ini."

"Yaudah sini semua barang-barangnya gua aja yang pegang. Lu samperin tuh si Adrian. Daripada nanti kenapa-kenapa. Lu bilang aja kalo lu itu abis periksa ke Dokter. Dan kata Dokter lu ga kenapa-kenapa. Cuma butuh istirahat aja."

"Oh iya. Benar itu kak."

"Yaudah sana cepat samperin si Adrian."

"Iya kak."

Ternyata Nesya dan kakaknya baru saja pulang dari berbelanja di salah satu Mall mewah yang ada di Jakarta. Namun ketika mereka berdua sampai di rumah, ternyata sudah ada Adrian di depan rumah Nesya. Kini Nesya akan melakukan suatu kebohongan lagi kepada Adrian. Entah sudah kebohongan yang keberapa kali Nesya lakukan kepada Adrian.

"Mas Adrian," panggil Nesya.

"Eh, kamu dari mana aja? Baru aja saya mau telepon kamu."

"Aku habis dari Dokter Mas. Soalnya tadi pagi demam aku itu belum turun-turun juga, makanya aku ke Dokter aja. Tapi ga apa-apa kok. Kata Dokter aku cuma butuh istirahat aja."

"Oh gitu. Syukulah kalo kamu ga kenapa-kenapa. Yaudah kalo gitu kamu Istirahat aja gih sana. Kamu udah makan belum?"

"Udah kok. Tadi pagi aku udah sarapan."

"Baguslah kalo gitu. Sekarang ada yang mau kamu pinginin ga? Mau makan apa gitu? Biar saya beliin ya."

"Engga. Aku lagi ga pingin apa-apa kok."

Drt... Drt... Drt...

Handphone yang berada di saku celana Adrian tiba-tiba saja bergetar. Ternyata telepon masuk dari Eric.

"Ada telepon dari Eric. Sebentar ya."

"Iya, Mas."

"Iya. Hallo Ric, kenapa?"

"Lu lagi dimana sekarang?"

"Lagi di rumah Nesya nih. Kenapa emang? Ada meeting mendadak lagi?"

"Engga, bukan. Bukan meeting. Tapi ada beberapa file yang harus lu tanda tangani langsung hari ini juga. Soalnya berkasnya mau di kirim ke perusahaan yang udah kerjasama sama kita."

"Oh gitu. Yaudah kalo gitu gua ke kantor sekarang ya."

"Oke, oke. Thanks Yan. Sorry ganggu."

"Engga. Ga apa-apa kok. Yaudah ya."

"Iya."

"Kenapa Mas?" tanya Nesya.

"Itu si Eric kasih kabar ke saya katanya ada beberapa file yang harus saya tanda tangani hari ini juga. Kamu saya tinggal ga apa-apa?"

"Ga apa-apa kok Mas. Aku juga udah ga kenapa-kenapa kok."

"Maaf ya, saya baru sebentar jengukkin kamu, tapi saya udah mau pergi lagi aja."

"Iya, ga apa-apa kok Mas. Itu kan emang udah kerjaan kamu. Aku juga udah ga kenapa-kenapa kok."

"Yaudah kalo gitu saya pergi dulu ya."

"Iya Mas, hati-hati."

"Iya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam."

Kini Adrian kembali pergi meninggalkan Nesya karena ada beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan di kantor.

"Bagus deh akhirnya dia pergi juga. Kalo dia kelamaan di sini, nanti dia curiga lagi kalo gua itu ga sakit. Apalagi demam gua juga udah turun. Pasti itu karena gua udah happy karena belanja tadi. Oh iya, kak Farah," ucqp Nesya di dalam hatinya. Kemudian Nesya pergi keluar untuk menghampiri sang kakak yang sedang menunggunya di sebuah warung kecil dekat dari rumah Nesya.

"Lu lama banget si Nes," ucap kak Farah ketika melihat Nesya yang baru saja kembali menghampirinya.

"Itu untungnya Mas Adrian ada kerjaan loh di kantornya. Kalo engga, pasti dia bakalan lama di rumah. Yaudah yu sekarang kita ke rumah gua aja."

"Yaudah ayo."

Kini Nesya dan kak Farah pergi ke rumah Nesya. Di dalam sana, Nesya dan sang kakak membuka semua barang belanjaan yang sudah mereka beli tadi.

"Aduhh kak. Liat dong baju gua nih. Bagus banget kan," ucap Nesya/

"Tas gua juga nih liat dong. Bagus banget kan," jawab kak Farah.

"Gua jadi ga sabar deh bisa jadi istri sahnya Mas Adrian. Belum jadi istri aja gua udah bisa belanja kaya gini. Gimana kalo gua udah nikah ya. Pesawat juga gua beli kali, haha."

"Jangan lupa lu. Kalo udah nikah sama Adrian, bagi-bagi juga hartanya dia ke gua. Biar bagaimana kan semua ini juga berjalan karena ide gua."

"Iya kak. Pokok ya lu tenang aja. Lu juga bakalan ngerasain enaknya juga kok. Lu buruan deh minta cerain sama suami lu. Gua ga mau ya kalo nanti acara pernikahan gua gagal karena suami lu itu kasih tau yang sebenarnya ke Mas Adrian."

"Tenang aja. Gua udah nyusun rencana supaya bisa cerai sama dia."

"Gimana tuh rencananya?"

"Udah pokoknya lu tenang aja. Mending lu sekarang pikrin dan pastiin supaya lu itu jadi menikah sama Adrian. Dan lu harus nikahnya di tempat yang jauh supaya suami gua itu ga tau dan ga bisa kacauin acara pernikahan lu."

"Iya benar banget. Kalo gitu gua harus cari tempat pernikahan yang jauh dari sini nih."

"Nah iya makanya."

Ternyata Nesya dan kak Farah sedang merencanakan sesuatu yang jahat lagi. Apa agi kini kak Farah akan menggugat cerai suaminya sendiri.

Setelah bermain cukup lama di rumah Nesya, kini akhirnya kak Farah pamit untuk pulang ke rumahnya. Karena kak Farah juga masih harus menjalankan misinya untuk bisa cerai dengan suaminya yang sekarang.

"Udah ah. Gua mau balik pulang dulu."

"Oke. Hati-hati lu kak. Kalo udah berhasil minta cerai sama suami lu, langsung kabarin gua ya."

"Siap. Tenang aja pokoknya lu. Yaudah ya. Bye..."

"Bye...."

Kini akhirnya kak Farah pulang dari rumah adiknya. Kak Farah pulang dengan menggunakan taksi online. Karena saat ini adiknya, Nesya sedang mempunyai uang yang banyak sehingga mampu untuk pulang ke rumahnya dengan menggunakan taksi online.

*****

Sesampainya di rumah.

"Mas, Mas!!!" Teriak kak Farah kepada suaminya sendiri. Seperti sudah tidak ada lagi rasa hormat kepada suaminya sendiri.

"Kenapa si? Pulang-pulang langsung teriak-teriak kaya gitu. Seharusnya sampai di rumah itu kamu ucapin salam. Bukannya teriak-teriak," jawab suaminya sambil menasihati sang istri.

"Udah deh ya. Lu ga usah banyak omong. Panas tau ga kuping gua dengerin lu. Mulai malam ini, gua minta cerai sama lu."

"Astaghfirullah. Kenapa kamu mau minta cerai sama aku? Emang salah aku apa?"

"Hahah. Masih nanya lagi salah lu apa. Salah lu itu banyak banget. Ga bisa kasih makan istri sama anak lu sendiri, ga bisa belanjain gua, ga bisa kasih gua kebahagiaan pokoknya. Udah sadar lu? Hah?"

"Ga. Ga mungkin cuma karena itu aja alasannya. Karena kan kita nikah udah 2 tahun."

"Ya makanya itu. Gua udah ga tahan lagi sekarang. Lagi pula, sekarang ini gua udah punya pengganti yang lebih baik dariada lu."

"Maksudnya? Kamu punya selingkuhan?"

"Iyalah. Gua itu kan masih muda, masih cantik. Masa iya gua ga bisa cari yang lebih ganteng, lebih kaya, lebih segala-galanya daripada lu. Buktinya, sekarang gua udah dapetin pengganti lu."

"Tega-teganya ya kamu selingkuh di belakang aku. Kamu ga ingat sama anak kamu? Ingat, kamu udah punya anak, Farah."

"Ya makanya itu. Karena gua ingat kalo gua punya anak, makanya gua cari yang lebih mapan daripada lu. Ini semua kan buat masa depannya dia juga. Pokoknya gua minta cerai dan anak kita, biar gua aja yang bawa."

"Engga. Ga bisa gitu Farah. Ini semua masih bisa diselesaikan secara baik-baik. Aku masih bisa bekerja lebih keras lagi kok buat bahagiain kamu."

"Alah. Mau kerja kaya gimna juga ga bakalan lu bisa kaya. Keputusan gua udah bulat. Dan gua juga udah ngurusin semuanya. Lu tinggal tanda tangan aja tuh surat perceraiannya. Kalo ga mau ya ga apa-apa. Pokoknya besok gua tetap bakalan pergi dari rumah ini dan bakalan bawa anak gua."

"Farah... Bentar Farah. Aku masih mau bicara sama kamui."

Namun sayangnya kak Farah langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. Kemudian kak Farah menelepon Nesya untuk mengajak Nesya pindah kontrakan besok juga.

"Hallo. Nesya."

"Apa lagi si kak?"

"Besok pokoknya kita pindah kontrakan ya. Sekarang juga lu siapin semua barang-baranf lu. Dan kabarin ke Adrian kalo lu itu pindah rumah karena gua lagi di kejar-kejar sama suami gua yang mau nyakitin gua."

"Besok banget nih? Gila. Mendadak banget kak."

"Udah pokoknya lu ikutin apa kata gua aja. Ini juga kan buat lu juga. Gua udah cari kontrakannya kok. Jadi lu tenang aja. Oke?"

"I... Iya kak. Oke."

"Oke, sip."

Setelah itu kak Farah langsung mematikan teleponnya dan segera beristirahat. Karena besok pagi, jika suaminya tidak mau menceraikannya juga, dia akan pergi membawa anaknya.

-TBC-